linimassa.id – Detergen atau deterjen menjadi sangat akrab dalam kehidupan manusia saat ini di. Keberadaannya membantu dalam membersihkan dam mencuci pakaian.
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.
Istilah deterjen digunakan untuk membedakannya dengan pembersih lainnya yg lebih dulu ada, yaitu sabun.
Deterjen memiliki perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan sabun, yaitu memiliki daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air.
Pada mulanya, bahan deterjen hanya terbuat dari air, minyak dan bahan kasar seperti pasir basah. Pada 1913, deterjen mulai menggunakan bahan sintetis, hal ini dipelopori oleh A Reychler, ahli kimia dari Belgia. Semenjak itu bahan-bahan penyusun deterjen terus berkembang dan bervariasi.
Manfaat
Deterjen biasanya digunakan untuk:
- Membersihkan atau mencuci pakaian.
- Membersihkan badan (seperti: shampoo, sabun cuci tangan, dll).
- Membersihkan atau mencuci alat-alat rumah tangga (seperti: gelas dan piring).
- Membersihkan rumah (seperti: lantai, porselen, plastic dan metal).
Selain membersihkan dan menghilangkan kotoran, deterjen juga mampu membunuh kuman dan bakteri serta memperpanjang umur dari kain, karpet dan peralatan rumah tangga lainnya.
Kandungan Bahan
Pada umumnya, detergen mengandung bahan Surfaktan (surface active agent). Ini merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak).
Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.
Pada dasarnya, surfaktan memiliki sifat ionik (muatan listrik) dan dikategorikan dalam empat jenis surfaktan yaitu Anionik (Alkyl Benzene Sulfonate –ABS dan Linier Alkyl Benzene Sulfonate – LAS), Kationik (Garam Ammonium), Non ionic (Nonyl phenol polyethoxyle), dan Amphoterik (Acyl Ethylenediamines).
Surfaktan anionik membawa muatan negatif sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada air sadah. Untuk diketahui, air sadah mengandung senyawa magnesium dan kalsium. Surfaktan anionik bereaksi dengan senyawa pada air sadah untuk kemudian menetralkannya.
Surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, tidak mengalami ionisasi dalam air. Surfaktan jenis ini membantu membersihkan noda berminyak melalui proses emulsifikasi.
Bahan lainnya yang ada pada detergen terdapat builder. Ini merupakan komponen kunci yang dapat membantu cara kerja surfaktan agar lebih optimal. Penguat atau builder ini bekerja dalam mengurangi ion kalsium dan magnesium sehingga deterjen dapat membersihkan dengan baik.
Sodium tripolyphosphate (STPP) merupakan contoh penguat yang banyak digunakan. STTP juga mampu menjaga kondisi alkali saat mencuci kotoran lemak, mampu melindungi mesin cuci dari karat, dan membantu menahan kotoran tetap dalam air cucian sehingga tidak kembali menempel pada pakaian.
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh: Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
Mengenai detergen ini beredar anggapan yang salah pada masyarakat. Antara lain, makin banyak busa makin bersih hasilnya.
Ini tidak ada hubungan antara jumlah busa dengan hasil yang dicapai oleh deterjen. Justru semakin banyak busa semakin membutuhkan lebih banyak air untuk membilas. Tenaga pun lebih banyak keluar begitu juga dengan waktu.
Anggapan lain yakni makin banyak fungsinya makin baik. MIsalnya memiliki fungsi pemutih, pengharum, pengkilap dan lain sebagainya. Semakin banyak fungsinya berarti semakin beragam bahan kimia yang digunakan, hal ini tentunya meningkatkan efek negative kepada manusia dan lingkungan.
Untuk memilih detergen yang baik, belilah produk yang mencantumkan kandungan bahannya dengan lengkap dan telah lolos seleksi serta penelitian dari pemerintah. Selain itu pilihlah yang bahan surfaktannya ramah lingkungan.
Pilihlah yang kandungan fosfatnya paling rendah, kalau bisa tidak ada. Karena air deterjen yang berasal dari kandungan fosfat yang rendah masih bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
Pilihlah detergen yang kandungan NaOH nya paling rendah, karena bahan ini dapat menyebabkan panas pada tangan dan pakaian / bahan menjadi rapuh.
Dan Pilih deterjen yang sedikit busanya. (Hilal)