linimassa.id – Seiring dirilisnya film Oppenheimer yang tayang di bioskop, sosok ini sedang banyak dibahas. Daripada penasaran siapa tokoh yang dibuat film oleh Christoper Nolan ini, lebih baik cari tahu di sini yuk.
Nama Oppenheimer tidak bisa dilepaskan dari bom atom. Pria dengan nama lengkap Julius Robert Oppenheimer ini ternyata ahli fisika berkebangsaan Amerika Serikat (AS) yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Bom Atom’.
Julukan ini didapatkan saat ia melakukan Proyek Manhattan sebuah penelitian di era Perang Dunia II untuk membuat senjata nuklir. Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur Laboratorium Los Alamos yang bertanggung jawab dalam melakukan riset dan desain bom atom.
Lahir pada 22 April 1904 di Kota New York, Amerika Serikat, keluarga Oppenheimer berasal dari imigran Yahudi di Jerman. Meski begitu, hidupnya dipenuhi dengan masalah akademisi.
Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Harvard mempelajari kimia pada 1922. Setelah selesai, ia melakukan perjalanan ke Cambridge, Inggris untuk memulai pekerjaan pascasarjana yang mempelajari fisika.
Saat itu ia memulai penelitian tentang atom karena bekerja di Laboratorium Cavendish di bawah pemenang Hadiah Nobel J.J. Thomson. Thomson terkenal sebagai orang yang mendeteksi elektron pertama.
Pekerjaan itu hanya dilakukannya setahun dan Oppenheimer melanjutkan studi di Universitas Gottingen, Jerman. Kampus itu terkenal sebagai pusat fisika teoritis.
Selama studi pascasarjananya, Oppenheimer menerbitkan banyak jurnal yang berkontribusi pada teori kuantum yang baru dikembangkan. Salah satu karya yang penting adalah pendekatan Born-Oppenheimer.
Pada 1927, ia telah menerima gelar doktor dan menjadi profesor di University of California, Berkeley dan California Institute of Technology. Selama masa studi yang menghabiskan waktu 13 tahun, ia telah melakukan penelitian penting dalam banyak bidang ilmiah termasuk fisika nuklir, teori medan kuantum, dan astrofisika.
Pada 1930-an Oppenheimer terlibat dalam politik di Jerman. Ia menyadari Nazi Jerman, yakni Hitler mengembangkan senjata bertenaga nuklir pertama di dunia yang membuatnya tertarik dan bergabung.
Sejarawan Alex Wallerstein mengungkapkan Oppenheimer terlibat dalam setiap tahapan penting pengembangan bom atom. Termasuk dalam keputusan di mana bom atom akan dijatuhkan.
Ditunjuk langsung Jenderal Leslie Groves yang merupakan Direktur Proyek Manhattan, Oppenheimer naik dengan cepat sebagai direktur pengembangan senjata. Namun kurang dari tiga tahun menjabat, Amerika menjatuhkan dua bom atom di Jepang.
Tepatnya pada 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima dan 9 Agustus 1945 di kota Nagasaki. Efeknya sangat mengerikan, dengan jumlah korban meninggal hingga 226.000 orang.
Karena besarnya korban, Oppenheimer menyesal dan dua bulan kemudian mundur dari jabatannya sebagai Direktur Laboratorium Los Alamos. Diketahui sekitar tahun 1947-1952, Oppenheimer menjabat sebagai penasihat Komisi Energi Atom Amerika Serikat.
Ia mendorong keras kontrol internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dan mendesak penghentian perlombaan pembuatan senjata antara AS dan Uni Soviet.
Penyesalan
Sebelum bom atom menghantam Hiroshima dan Nagasaki, Oppenheimer pernah berkata yang diartikan sebagai penyesalan. Namun, hingga kini belum jelas betul ia dikatakan menyesal atau tidak.
Saat itu terjadi pada 16 Juli 1945. Ia bersama timnya melakukan uji coba ledakan bom atom di Alamogordo, New Mexico. Dari kejauhan ia melihat efek ledakan berupa awan jamur yang membumbung tinggi ke angkasa.
Oppenheimer berujar, “Saya teringat dengan kalimat di kitab Hindu, Bhagavad-Gita … ‘Sekarang saya menjadi Kematian, sang penghancur dunia’.”
Setelah bom atom di Jepang tepatnya Oktober 1945, Oppenheimer bertemu Presiden Amerika Serikat saat itu yakni Harry S.Truman. Ia mengatakan karena bom nuklir di Jepang, tangannya sekarang berlumuran darah.
Mendengarnya, Truman menampik kata-kata Oppenheimer dan mengatakan bila dirinyalah yang akan bertanggung jawab.
Beberapa tahun berlalu, pada 1963 Oppenheimer mendapat Penghargaan Enrico Fermi dari Presiden John F. Kennedy. Penghargaan itu dinilai sebagai isyarat minta maaf dan menandakan rehabilitasi politik bagi para ilmuwan terkenal.
Hingga akhirnya, tiga tahun kemudian tepatnya 18 Februari 1967, Oppenheimer meninggal karena kanker tenggorokan di Princeton, New Jersey. Momen itu terjadi setelah ia satu tahun pensiun dari perjalanannya yang panjang untuk melobi atau kontrol internasional senjata nuklir dan energi atom.
Biografi
Julius Robert Oppenheimer (1904-1967) dikenal sebagai ahli fisika keturunan Yahudi dari Amerika Serikat. Robert juga merupakan salah satu tokoh Proyek Manhattan selama Perang Dunia II yang bertugas untuk memproduksi bom atom pertama.
Dilahirkan di New York, New York dan belajar di Harvard, Cambridge, dan Goettingen. Ia menerima gelar Ph.D. pada 1927 dibimbing Max Born di Gottingen yang saat itu merupakan pusat pengembangan mekanika kuantum. 2 tahun kemudian membangun sekolah fisika teoretis di Institut Teknologi California dan di Berkeley secara bergilir.
Selama 1930 Oppenheimer banyak menyumbangkan pikiran dalam fisika atom dan nuklir, termasuk pikiran mula mengenai bintang neutron dan lubang hitam yang sudah diabaikan astronom dalam jangka waktu yang lama.
Selama PD II Oppenheimer memimpin program bom atom Amerika Serikat di Los Alamos, New Mexico, dan pada 1947 menjadi direktur Institute of Advanced Study di Princeton, New Jersey. Oppenheimer mendapat banyak musuh yang kuat setelah perang, karena ia telah mengusulkan pengendalian energi atom internasional dan menentang pembuatan bom hidrogen, dan pada 1954 Atomic Energy Commission menyatakannya sebagai “orang yang harus diamankan”.
Setelah bom atom tersebut dijatuhkan oleh AS di Jepang pada tahun 1945 dan membunuh puluhan ribu orang Oppenheimer menyesali pekerjaannya dan menyerukan agar energi atom digunakan untuk kepentingan damai.
Ia kemudian dipertanyakan kesetiaanya dan kredibilitasnya dan diajukan ke sidang pemeriksaan untuk pejabat tinggi AS dan mengakibatkan jabatannya untuk penasehat pemerintah di bidang keamanan dilepas.
Banyak ilmuwan yang merasa puas pada tindakan yang timbul pada saat histeria nasional yang dipimpin senator Joseph Raymond McCarthy (namun kemudian dinyatakan salah).
Pada 1963, Komisi Energi Atom menyadari tindakannya yang tidak adil, dan mengusulkan agar Oppenheimer menerima Penghargaan Enrico Fermi yang diberikan Presiden Lyndon Baines Johnson. (Hilal)