linimassa.id – Penanganan stunting terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Berbagai upaya yang dilakukan itu membuahkan hasil. Angka stunting di Kota Tangsel menurun drastis dari 19,9 persen menjadi 9 persen pada 2022.
Keberhasilan menurunkan angka stunting ini berkat upaya Pemkot Tangsel melalui berbagai dinas terkait yang bekerjasama secara konsisten dan berkelanjutan.
Pengamat Kebijakan Publik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan, capaian tersebut merupakan hal positif terhadap kinerja Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam menurunkan angka stunting.
Adib menerangkan, penanganan stunting memang harus menjadi salah satu program penting yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangsel.
Kota Tangsel yang memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) paling tinggi di Banten, bahkan harusnya bisa menurunkan angka stunting jauh lebih banyak.
“Ke depan, Pemkot Tangsel harus terus fokus menangani stunting sehingga penurunannya dapat lebih signifikan lagi,” ungkap Adib.
Adib menuturkan, Kota Tangerang Selatan sebagai kota urban diharapkan tidak ada lagi kesenjangan antar kecamatan yang berada di lingkungan perkotaan dan wilayah kecamatan yang di perkampungan.
Adib berharap, Pemkot Tangsel dapat menekan angka stunting maksimal hingga 2 persen. Meski tidak mudah, Adib yakin, Pemkot Tangsel seharusnya mampu.
“Harusnya memang dua persen. Genjotlah skala-skala prioriatas seperti stunting, pemenuhan lapangan kerja dan support umkm,” tutur Adib.
Diketahui, Pemkot Tangsel terus berupaya menekan angka stunting. Setelah berhasil menurunkan angka stunting hampir dua kali lipat, Pemkot Tangsel menargetkan stunting di 2023-2024 ini kembali menurun.
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menargetkan, angka stunting untuk 2023 turun menjadi 7 persen. Pihaknya pun masih menanti hasil audit.
Salah satu upaya untuk menekan stunting adalah dengan membentuk Program Duta Remaja Anti Anemia, Fahami Sobat Langkah Awal Sehat dari Diri Sendiri (Doremifasolasido).
Mereka merupakan perwakilan siswa dari berbagai sekolah di Kota Tangsel yang dipilih menjadi garda terdepan pencegahan stunting di kalangan remaja.

“Mereka bekerja untuk mensosialisasikan stunting, pil tambah darah, olahraga, makanan seimbang bagi teman sebaya. Sasarannya adalah memang anak remaja, karena anemia banyak terkena bagi remaja,” kata Benyamin.
Terpisah, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meminta dalam penanganan stunting terdapat inovasi-inovasi yang dilakukan tidak hanya oleh dinas terkait tetapi juga sampai ke tingkat kelurahan.
“Ini harus kita lakukan demi terwujudnya Tangsel unggul menuju kota lestari, saling terkoneksi, efektif dan efisien. Pemkot Tangsel akan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Pilar. (Adv)