linimassa.id – Nama kerupuk miskin atau melarat atau malarat terdengar aneh dan unik. Namun tidak asing di telinga. Cari tahu yuk makanan khas Purwakarta ini.
Kerupuk ini terbuat dari tepung singkong dan biasanya digunakan sebagai buah tangan oleh para wisatawan yang baru selesai berwisata atau sekedar melewati Purwakarta.
Panganan ini memiliki rasa gurih dan renyah sehingga menjadi ciri yang membedakannya dengan kerupuk pada umumnya.
Nama kerupuk miskin yang unik bukan diberikan secara asal tanpa sebab. Konon kerupuk ini pertama kali dibuat ketika bangsa indonesia masih dijajah oleh belanda, sekitar abad 19 awal.
Ketidakstabilan ekonomi pada masa itu membuat harga kebutuhan-kebutuhan rumah tangga menjadi sangat mahal, termasuk minyak sebagai bahan dasar dalam menggoreng kerupuk.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah yang mengalami kebuntuan pun akhirnya memutar akal, mereka memanfaatkan pasir yang biasanya tidak diperdulikan sebagai pengganti minyak.
Siapa sangka, penggunaan pasir sebagai medium menggoreng itu memberikan rasa yang unik dan baru sehingga kerupuk pun memiliki rasa yang khas.
Meski pada pengolahan kerupuk miskin disebutkan menggunakan pasir, tidak berarti panganan ini menjadi tidak higienis.
Sebelum digunakan, pasir gunung yang hendak dipakai akan disaring terlebih dahulu hingga hanya menyisakan pasir halus.
Pasir halus itu akan dikumpulkan dan disangrai serta dijemur berulang kali hingga menjadi kering dan bersih.
Secara tidak menggunakan minyak, kerupuk miskin cenderung tidak mengandung kolesterol sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Namun kita tetap harus menyiapkan air minum karena sifat dari kerupuk miskin ini sendiri sangat kering. Apalagi cara paling lezat menikmati kerupuk miskin adalah dengan ditemani oleh sambal oncom.
Cara Membuat
Untuk pembuatannya, bahan-bahan kerupuk miskin seperti tepung singkong, bawang putih, bawang merah, pewarna makanan dan penyedap rasa dicampur menjadi satu.
Adonan lalu diuleni dan dicetak kemudian dijemur sampai kering dibawah sinar matahari. Baru setelah benar-benar kering, adonan tersebut akan digoreng menggunakan pasir yang sudah dipanaskan di atas tungku pembakaran.
Bagi para wisatawan yang hendak menikmati rasa yang unik dari kerupuk miskin dapat mendapatkanya dengan mudah karena makanan khas Purwakarta ini banyak di dijual di kedai oleh-oleh sepanjang jalan daerah Purwakarta.
Wisatawan hanya perlu mengeluarkan uang Rp5.000 sampai Rp20.000 per bungkus, tergantung dari ukuran dan kepandaian menawar.
Meski daerah lain pun memiliki makanan yang cukup mirip, misalkan kerupuk melarat dari Cirebon, namun kerupuk miskin khas Purwakarta tetap memiliki keunikannya sendiri.
Di Cirebon, kerupuk melarat disajikan dengan menambahkan sambal asam. Jajanan kerupuk melarat sangat cocok disantap pada musim kemarau. Pernah mencoba kerupuk ini? (Hilal)