linimassa.id – Saat ini futsal menjadi satu di antara olahraga yang cukup populer dan banyak diminati di Indonesia. Ini karena futsal mudah dimainkan dan tidak membutuhkan lapangan luas.
Asal tahu, kata futsal merujuk pada bahasa Spanyol yang dipisahkan menjadi “futbol” dan “sala”. Jika diartikan kedua kata yang menjadi dasar pemberian nama pada permainan ini maka futbol berarti sepak bola atau bermain bola serta sala yang berarti ruangan.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), futsal adalah permainan sepak bola, dengan lapangan dan gawang lebih kecil, biasanya dimainkan di dalam ruang yang besar, setiap tim terdiri atas lima orang.
Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.
Mirip dengan sepak bola, dalam permainan futsal harus memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya untuk meraih kemenangan.
Seorang pemain bisa mencetak gol dengan cara menendang bola ke gawang, sundulan, dan anggota tubuh lain yang perbolehkan menyentuh bola.
Namun permainan ini dilakukan dengan jumlah orang yang lebih sedikit dibandingkan dengan sepak bola. Waktu yang dipergunakan juga tidak terlalu lama. Futsal dimainkan oleh dua tim yang masing-masing regu terdiri atas lima orang.
Sejarah Futsal
Awalnya permainan ini dimulai pada 1930 di Montevideo, Uruguay, oleh seorang pelatih asal Argentina yang bemama Juan Carlos Ceriani. Sebutan futsal kali pertama disebutkan oleh Ceriani pada saat melangsungkan kompetisi remaja (YMCA) yang berbentuk mirip sepak bola yang terdiri lima lawan lima.
Sementara menurut AFC, awalnya permainan ini dilakukan oleh suatu sebab, yaitu ketika sang pelatih harus menjalankan program latihan sepak bola konvesional, tetapi terhambat karena hujan yang lebat.
Kondisi ini mengakibatkan tergenangnya lapangan. Kemudian Ceriani memiliki ide yang cemerlang dengan memindahkan latihannya ke dalam sebuah gedung olahraga yang dimainkan dalam lapangan yang relatif kecil seukuran lapangan basket.
Dengan perkembangan futsal yang pesat di Amerika dan Eropa, maka terbentuklah FIFUSA (The Federation Internationale de Futebol de Salao) pada 1974 di Sao Paulo, Brasil. Kemudian pada era 80-an, futsal meluas ke seluruh dunia.
Pada 1989, FIFA memutuskan mengambil alih futsal dan menciptakan peraturan baru yang berbeda dengan peraturan versi FIFUSA.
Dengan pengambilalihan ini membuat keberadaan FIFUSA menjadi seperti tidak ada sehingga pada era sekarang lebih mengenal aturan yang dibuat FIFA (Federation Internationale de Football Association).
Pele, bintang terkenal Brasil, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.
Pertandingan internasional pertama diadakan pada 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama pada 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pada 1984.
Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia.
Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California.
Futsal di Indonesia
Di Indonesia, futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal dulunya berada di bawah naungan BFN (Badan Futsal Nasional), yaitu suatu badan yang sudah membangun dan mengembangkan futsal di Indonesia.
Pada 2014, BFN tidak menjadi badan yang bertanggung jawab lagi dalam futsal di Indonesia, melainkan dibentuk asosiasi baru bernama Asosiasi Futsal Indonesia (AFI). Namun, AFI masih di bawah PSSI.
AFI memiliki tugas yang sama seperti BFN, yaitu membangun dan mengembangkan futsal di Indonesia. AFI pun meneruskan liga yang sudah dibentuk oleh BFN sejak tahun 2006.
Liga yang awalnya bernama Indonesian Futsal League (IFL) berubah menjadi Futsal Super League (FSL) dan sampai sekarang diganti menjadi Pro Futsal League (PFL).
Tidak hanya menggelar liga professional, AFI juga menggelar liga amatir di setiap daerah, liga mahasiswa dan liga pelajar. Di gelarnya liga tersebut dengan maksud sebagai program pembinaan para atlit futsal yang nantinya diproyeksikan ke level yang lebih tinggi. (Hilal)