linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Kopi Luwak, Kopi yang Masyhur dari Asia Tenggara
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Kopi Luwak, Kopi yang Masyhur dari Asia Tenggara
Gaya Hidup

Kopi Luwak, Kopi yang Masyhur dari Asia Tenggara

Hilal Ahmad 23 Juni 2023
Share
waktu baca 8 menit
Kopi luwak asal Asia Tenggara yang fenomena.
Kopi luwak asal Asia Tenggara yang fenomena.
SHARE

linimassa.id – Minum kopi telah menjadi gaya hidup di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya kedai kopi di sekeliling kita. Bentuk penyajian dan variasinya pun berubah, sesuai target pasar masing-masing.

Di antara beragam kopi itu ada kopi luwak. Kopi ini merupakan seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa.

Luwak banyak ditemukan di wilayah Afrika Sub-Sahara dan Asia Tenggara. Hewan ini punya ekor yang cukup panjang layaknya monyet dan wajah bercorak seperti rakun serta ada bintik atau garis di tubuhnya. Hewan ini memiliki peran yang sangat penting dalam rantai makanan, hewan ini memakan reptil kecil dan serangga serta buah, seperti mangga dan ceri kopi.

Melansir dari National Geographic Indonesia, kopi ini ditemukan sekitar abad ke-17, saat masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Biji kopi ini diyakini memiliki rasa berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, tetapi baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada 1980-an.

Asal mula kopi ini dilatarbelakangi sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatra.

Salah satunya adalah perkebunan kopi arabika dengan bibit yang didatangkan dari Yaman. Pada era “Tanam Paksa” atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu.

Pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi ini.

Nah, kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Insting Luwak

- Advertisement -
Ad imageAd image

Luwak atau musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indra penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak.

Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak.

Hewan ini memiliki insting yang sangat kuat. Secara naluriah, luwak akan memilih dan memakan buah kopi yang paling enak yang dipetik pada hari itu. Kemudian, luwak hanya makan sekitar 10-30 persen buah kopi yang disediakan sehingga produksi kopi tidak akan bisa banyak.

Unggulan

Salah satu jenis kopi unggulan Indonesia adalah kopi luwak. Selain unggul di dalam negeri, kopi luwak juga menjadi salah satu kopi paling mahal di dunia. Harga 500 gram kopi luwak dapat mencapai 160 dolar AS atau setara dengan Rp2,28 juta.

Halodoc menyebut, harga kopi luwak tidak tanggung-tanggung, yaitu mencapai 80 Dollar Amerika atau setara dengan Rp1,2 juta.

Kopi luwak memiliki rasa yang sangat halus, tidak getir, dan ada sedikit asam buah yang menyegarkan. Rasa ini didapat dari enzim pencernaan yang mengubah struktur protein dalam biji kopi dengan menghilangkan beberapa keasaman agar rasanya lebih halus.

Alasan utama kopi ini menjadi mahal karena prosesnya yang unik dan alami. Mengutip dari Kumparan, seekor luwak sangat selektif dalam memilih buah kopi yang akan dikonsumsinya. Luwak hanya akan memakan buah kopi dengan kualitas terbaik.

Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.

Kopi luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy.

Dilansir dari CNN Indonesia, kopi ini menjadi langka karena perlu mencari kotoran dari luwak yang telah memakan kopi matang sebelum mengolahnya. Jumlahnya bisa semakin jarang karena luwak ditemukan lebih memilih kopi arabika ketimbang robusta.

Khasiat

Bagi orang dengan kondisi perut sensitif, kopi cenderung memicu banyak efek yang tidak menyenangkan, misalnya melilit atau nyeri. Inilah mengapa kopi tidak dianjurkan dikonsumsi untuk orang dengan kondisi tersebut. Namun, bagi penikmat kopi dengan perut sensitif, kopi ini mungkin bisa jadi pilihan yang lebih aman.

Tidak seperti kopi pada umumnya, kopi luwak punya tingkat keasaman dan kandungan kafein yang cenderung lebih rendah. Tentunya, risiko munculnya rasa tidak nyaman pada perut akan lebih ringan, dibandingkan dengan mengonsumsi kopi biasa.

Baik kopi dengan atau tanpa kandungan kafein bisa berperan sebagai antioksidan yang membantu memerangi radikal bebas. Zat tersebut sangat berpotensi merusak dan memicu terjadinya pembengkakan pada sel. Ini karena kopi juga memiliki kandungan polifenol yang merupakan salah satu jenis antioksidan.

Bagi beberapa orang, efek ini memberikan manfaat untuk antidepresan dan sistem saraf. Tak hanya itu, kafein juga bisa memengaruhi keadaan mental seseorang, seperti membantu meningkatkan rasa waspada, mengurangi kecemasan berlebihan, dan membuat suasana hati menjadi lebih baik.

Ternyata, kopi ini juga bisa memberikan manfaat berupa perlindungan tubuh dari bahaya jenis kanker tertentu, salah satunya adalah kanker usus besar. Sementara itu, kopi sendiri pada umumnya bisa merangsang terbentuknya cairan empedu yang membantu mempercepat proses pencernaan melalui usus besar.

Proses pencernaan yang lebih lancar tentunya akan membantu menurunkan potensi terbentuknya zat karsinogen yang bisa memicu terjadinya penyakit kanker. Kopi ini pun dihubungkan dengan penurunan kadar estrogen dalam tubuh, jenis hormon yang turut memicu munculnya beberapa masalah kanker.

Berbeda dengan kopi pada umumnya yang justru bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala sebelah atau migrain, kopi ini justru dapat dijadikan sebagai kopi alternatif yang tepat untuk kamu yang rentan terserang migrain. Ini disebabkan karena kandungan kafein dan asam pada kopi luwak yang lebih ringan sehingga bisa meringankan efek sakit kepala yang mungkin terjadi.

Meski demikian, belum tentu semua jenis kopi ini aman dikonsumsi bagi pemilik perut sensitif atau pengidap masalah lambung. Pasalnya, setiap biji kopi yang dikonsumsi oleh luwak ternyata punya kandungan kafein yang tidak sama. Pun, jika dibandingkan dengan jenis kopi lain, seperti kopi Toraja, kopi Aceh, Kenya, atau Ethiopia, perbedaan kandungan kafeinnya bisa dibilang tidak besar. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
16 Agustus 2025
Ad imageAd image

Terkini

Anime Gachiakuta
Sinopsis Anime Gachiakuta, Serial Terbaru yang Wajib Ditonton
Gaya Hidup
Megawati Hangestri
Megawati Hangestri Resmi Gabung Klub Turki Manisa BBSK
News
Film Kang Mak x Nenek Gayung
Film Kang Solah X Nenek Gayung, Tayang 25 September 2025
Gaya Hidup
Sawah di Banten
15 Hektare Sawah di Banten Kekeringan
News
Ansor Tangsel
Ansor Tangsel Lapor Ke Kejari Soal Dugaan Kerugian Negara PMD Pemkot Tangsel ke BJB
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?