LINIMASSA.ID, TANGSEL – Penertiban pedagang kali lima (PKL) dan parkir liar di kawasan Pasar Serpong mendapat dukungan dari para pedagang. Mereka berharap, penataan tersebut dapat meningkatkan perekonomian.
Enah, salah satu pedagang pakaian di Pasar Serpong mengatakan, kehadiran PKL di jalan depan Pasar Serpong sangat berdampak bagi aktivitas penjualan pedagang di dalam pasar, terutama pedagang pakaian.
Menurutnya, kian tahun ada penurunan omset seiring maraknya PKL di depan jalan Pasar Serpong. Pasalnya, warga yang belanja tak masuk ke dalam pasar.
“Tadinya paling kecil Rp3 juta perhari, makin ke sini menurun bahkan sampai ada nggak laris,” kata Enah.
Menurutnya, saat ini dia dan para pedagang lainnya sedang berusaha bertahan di tengah gempuran online shop. Menumpuknya PKL di depan Pasar Serpong justru semakin membuatnya babak belur.
Dia dan pedagang lainnya pun sudah berulang kali protes ke perusahaan pengelola Pasar Serpong untuk memberantas PKL dan membuatnya berjualan di dalam pasar. Tapi hal itu tak permah terealisasi.
“Kita kan sewa di dalem mahal ya di atas ini Rp25 juta, kalau di bawah Rp15 juta pertahun. Kita dirugikan sama pedagang di luar karena mereka cuma bayar salar nggak bayar sewa,” keluhnya.
Enah pun berharap, penertiban PKL dan parkir liar di kawasan Pasar Serpong dilakukan serius dan konsisten. Sehingga tak ada lagi PKL yang bandel berjualan di Jalan depan Pasar Serpong itu.
Ada penertiban ini kita setuju, siapa tahu ke depan kita bisa lebih maju. Karena persaingan kita usaha ini udah di online, jangan sampai ada lagi persaingan di jalan. Pemerintah jangan cuma seremoni, ada heboh-heboh doang, ketika sudah tiga bulan ternyata udah ada lagi PKL. Harus tegas,” harapnya.
Sementara itu, Nuraesih, salah satu PKL setuju adanya penertiban tersebut. Dia mengikuti kebijakan dari pemerintah, terpenting mendapatkan kepastian tempatnya berjualan.
“Saya dukung kebijakan pemerintah. Tapi tolong ada kejelasan untuk tempat usaha yang baru, ada kepastian gitu,” ungkapnya.



