LEBAK, LINIMASSA.ID – Sebanyak 4.432 anak stunting di Lebak, angka yang cukup tinggi dan perlu penanganan serius dari pemerintah daerah Kabupaten Lebak.
Angka ini berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak per Januari hingga Agustus 2025, stunting masih menjadi PR Besar bagi Pemkab Lebak.
Jumlah 4.432 anak stunting di Lebak ini dari total 100.248 balita yang sudah diinput ke aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Endang Komarudin mengatakan, Pemkab Lebak komitmen menurunkan dan mencegah stunting agar bisa menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan produktif.
“Pengentasan anak stunting di Lebak ini masih menjadi fokus pemerintah daerah menuju Indonesia emas 2045,” kata Endang, Kamis 28 Agustus 2025.
Kata Endang, untuk menekan angka stunting di Kabupaten Lebak, perlu kesadaran semua pihak, tidak hanya satu oragnisasi perangkat daerah (OPD) sajam tapi semua OPD harus berseinergi bersama.
“Stunting itu bukan cuma soal lembatnya pertumbuhan fisik anak karena kurang gizi kronis, tapi juga tidak maksimalnya perkembangan otak, hingga mempengaruhi kemampuan belajar dan mental,” kata Endang.
Sinergi Entaskan Angka Anak Stunting di Lebak
Menurut Endang, untuk mengentaskan angka anak stunting di Lebak, perlu penanganan secara gotong-royong semua OPD dengan melakukan koordinasi bersama pihak-pihak terkait.
Menurutnya, penanganan anak Stunting di Lebak perlu dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemkab Lebak terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi Stunting,
Penurunan anak stunting di Lebak juga tidak terlepas dari banyaknya program prioritas daerah untuk mempercepat penurunan stunting di Lebak.
Dimana, Pemkab Lebak terus menerus meningkatkan kapasitas para pelaksana di lapangan, mulai dari pembinaan kader pembangunan manusia, evaluasi pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Kami terus melakukan pendampingan terhadap keluarga, pelatihan tematik pekarangan lestari, pengawasan keamanan pangan, peningkatan posyandu dan Kampung KB responsif stunting, bimbingan perkawinan terpadu (Depag-KB-Kes) dan juga penguatan peran duta genre pada pencegahan stunting dari hulu,” katanya.
Terakhir, Endang juga berharap agar upaya penurunan dan pengentasan anak stunting di Lebak juga dilakukan oleh masyarakat. Caranya dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, peduli terhadap gizi anak, serta rutin melakukan konsultasi dengan kader-kader posyandu terkait perkembangan kesehatan anak.