PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Proyek breakwater di Tanjung Lesung kondisinya amburadul, padahal, proyek di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu menelan anggaran Rp408,2 miliar.
Proyek dengan anggaran ratusan miliyar itu digunakan untuk membangun breakwater sekaligus jogging track di pinggir pantai KEK Tanjung Lesung, Pandeglang.
Proyek breakwater di Tanjung Lesung itu dilengkapi arena jogging track sepanjang 13,8 kilometer, sebagai ruang publik dan Plaza KEK Tanjung Lesung.
Proyek ini terbagi dalam dua paket yang dikerjakan oleh dua kontraktor pelaksana. Paket 1 pekerjaan konstruksi pengamanan pantei KEK Tanjung Lesung dilaksanakan oleh PT Waskita Karya senilai Rp249,9 miliar. Dengan Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Cidanau Ciujung Cidurian.
Selanjutnya Paket II Proyek Breakwater di Tanjung Lesung, pengamanan pantai KEK oleh PT Nusa Konstruksi Enginering Tbk senilai Rp168,3 miliar, dengan Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Cidanau Ciujung Cidurian.
Adapun berdasarkan kerangka acuan pembangunan pengamanan atau proyek breakwater di Tanjung Lesung dilaksanakan multiyears yakni dari tahun 2020-2023.
Latar Belakang Proyek Breakwater di Tanjung Lesung

Pembangunan proyek breakwater di Tanjung Lesung ini dilatarbelakangi dari Tanjung Lesung ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dalam Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS).
Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2020, Tanjung Lesung ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. KEK Tanjung Lesung sendiri sudah lama mengalami masalah abrasi sehingga menimbulkan kondisi pantai yang kritis.
Pesisir pantai mengalami kerusakan akibat adanya erosi dan abrasi ini mengancam berbagai sarana dan prasarana umum. Antara lain permukiman, jalan raya, fasilitas umum, dan perekonomian wisata setempat.
Aktivis Pandeglang Hendrik mengatakan, proyek pembangunan jogging track berupa proyek breakwater di Tanjung Lesung ini amburadul.
“Proyek breakwater di Tanjung Lesungini amburadul, jelas sangat amburadul. Karena ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik,” katanya di lokasi proyek break water yang dibangun oleh PT Waskita Karya di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Rabu, 27 Agustus 2025.
Hendrik menilai, pembangunan proyek breakwater di Tanjung Lesung untuk jogging track tidak bisa dimanfaatkan oleh wisatawan dengan nyaman dan aman. Sebab hantaman ombak pantai membanjiri area jogging track saat ombak pasang.
“Sebetulnya negara hadir membangun tujuannya bagus untuk menarik pariwisata. Tapi dengan kondisi proyek seperti ini, bagaimana mau menarik pariwisata, lokasinya saja berantakan dan tidak terawat,” katanya.
Area jogging track sudah mulai mengalami kerusakan pada banyak bagiannya. Tembok penahan ombak juga berantakan akibat diterjang ombak.
“Lalu paving block untuk jalur jogging juga berantakan. Bahkan sudah pada terkikis karena memang kualitas paving block bukan yang SNI,” katanya.
Paving block yang digunakan diduga menggunakan produk lokal. Terlihat dari kondisinya belum juga dua tahun tetapi paving block sudah pada rusak,” katanya.
Hendrik menduga, proyek di KEK Tanjung Lesung ini gagal konstruksi. Dikarenakan rencana pembangunan itu untuk mencegah terjadinya abrasi dan erosi.