LINIMASSA, TANGSEL – Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat jumlah DBD di Tangsel ada 276 kasus periode Januari-Mei 2025 ini.
Jumlah itu, melampaui temuan kasus diperiode yang sama pada tahun 2022 dan 2024. Tetapi, masih di bawah temuan kasus DBD di Tangsel pada 2024 tercatat 167 kasus, melonjak empat kali lipat lebih dibanding tahun sebelumnya.
Dari data Dinkes Kota Tangsel, Jumlah kasus DBD di Tangsel pada Januari mencapai 99 kasus. Pada Februari jumlahnya menurun ditemukan 67 kasus dan Maret kembali turun hanya 43 kasus.
Pada April 2025, Dinkes Tangsel mencatat jumlah kasus DBD naik menjadi 57 kasus. Sementara pada awal Mei ini, tercatat sudah ada 10 kasus warga Tangsel terjangkit DBD.
Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah kasus DBD pada bulan Mei mengalami tren kenaikan jumlah kasus.
Pada 2022 misalnya, jumlah kasus DBD di bulan Mei mencapai 69 kasus. Tahun 2023 di bulan yang sama turun menjadi 55. Tetapi, pada 2024, jumlah kasusnya di bulan yang sama kembali melonjak hampir naik dua kali lipat menjadi 99 kasus.

Dari grafik data yang ada, Dinas Kesehatan Kota Tangsel perlu mewaspadai lonjakan kasus pada Juni dan November. Pasalnya pada Juni 2022 ada tren kenaikan jumlah kasus DBD. Pada November 2022 juga alami kenaikan setelah bulan sebelumnya alami penurunan jumlah kasua DBD.
Terbaru, ada satu warga Serpong Utara yang ditemukan terjangkit DBD. Untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk DBD, pihak lingkungan melakukan fogging bersama PT Indah Kiat Pulp & Paper Tangerang Mill.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel dr. Allin Hendalin Mahdaniar menyebut, pada 2025 ini tak ada warga yang meninggal akibat DBD. “Alhamdulillah nggak ada,” singkatnya.