Tangsel, LINIMASSA.ID – Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan bahwa proyek besar MRT di Tangsel sudah berjalan dengan baik. Hal ini seperti yang diungkapkan Benyamin bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memastikan proyek Mass Rapid Transit (MRT) akan segera terwujud.
Masih dikatakan Benyamin, proyek MRT tersebut sudah memasuki masa uji kelayakan. “Progres saat ini sudah uji kelayakan, dan sebentar lagi sudah mulai penadatangan dengan pemangku kepentingan,” kata Benyamin, belum lama ini.
Benyamin menjelaskan, keberhasilan proyek MRT di Tangsel ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mulai dari Focus Group Discussion (FGD), Studi kelayakan atau fasibility studi, dan lain-lain.
Selain itu ada jalur komunikasi yang mesti ditempuh, seperti perlu adanya koordinasi dengan pemangku kepentingan seperti PT MRT Jakarta, Pemerintah Pusat seperti Kemenko Perekonomian, Bappenas, Pemprov Jakarta dan Banten, dan masih banyak lagi.
“Proyek MRT di Tangsel ini seperti kita ketahui prosesnya panjang serta membutuhkan waktu bukan hanya sehari dua hari. Tapi mulai FGD, Study Kelayakan dan lain sebagainya,” jelas Benyamin.
Benyamin kembali menambahkan, belum lagi soal pembebasan lahan, karena mengingat ini proyek besar yang membutuhkan banyak instrumen. “Jadi harap bersabar dan doakan semoga dapat segera terealisasi,” sambungnya.
Benyamin mengakui belum bisa memberikan jawaban pasti kepada awak media yang menanyakan perihal kapan proyek ini akan mulai dikerjakan. “Target kita dapat secepatnya dimulai. Karena sudah uji kelayakan dan akan dilakukan penandatanganan kerja sama,” terangnya.
Benyamin tak menyebut secara spesifik soal anggaran untuk membangun MRT. Namun ia menjelaskan terkait skema pembiayaan proyek. “Banyak opsi untuk pembiayaan proyek MRT, seperti skema pinjam antar pemerintah atau GtoG, kerjasama pemerintah dengan badan usaha atau swasta murni,” terangnya.
Sebagai informasi, sebelumnya, bahwan Jokowi pernah membeberkan anggaran untuk membuat MRT jalur bawah tanah pada medio tahun 2013 lalu disebut mencapai Rp 1,1 triliun per kilometer (km).