Linimassa.id – Akhir-akhir ini kerap kita dengar kata psikopat. Banyak orang melakukan tindak kejahatan dan dianggap psikopat. Apakah psikopat itu? Dan apa gejalanya?
Psikopat adalah istilah nonmedis yang umum dipakai untuk menyebut seorang penderita gangguan kepribadian dengan kecenderungan yang melanggar norma sosial, manipulatif, tidak memiliki empati dan penyesalan, tidak bisa membedakan benar dan salah, serta cenderung mengabaikan keselamatan dan tanggung jawab.
Karakteristik psikopat memiliki kesamaan dengan gejala gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder/ASPD). Maka dari itu, istilah ASPD lebih sering digunakan untuk menyebut seorang psikopat.
Dalam suatu studi yang dipublikasikan oleh American Psychological Association, ditemukan bahwa 29% dari populasi di dunia menunjukkan satu atau lebih karakteristik psikopat, namun hanya 0,6% di antaranya yang terdiagnosis sebagai seorang psikopat. Perlu diketahui bahwa tidak semua orang dengan psikopat adalah pelaku tindak kriminal.
Penyebab Psikopat
Seperti kebanyakan gangguan mental lainnya, psikopat adalah kondisi yang masih belum diketahui secara pasti penyebabnya. Adapun beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab psikopat adalah:
Faktor genetik: Orang tua dengan gangguan mental berpotensi untuk menurunkan atau mewariskan kelainan genetik tersebut, termasuk psikopat, kepada anak.
Trauma masa kecil: Trauma akibat kekerasan fisik, emosional, dan seksual, pola asuh orang tua yang tidak baik, ataupun kondisi ekonomi yang sulit, bisa menjadi pembentuk karakteristik psikopat saat anak tumbuh dewasa.
Gangguan fungsi otak: Adanya penurunan aktivitas di sistem limbik, dan korteks prefrontal di otak yang terlibat dalam pengontrolan emosi, empati, serta pengambilan keputusan.
Gejala Psikopat
Karakteristik psikopat biasanya muncul sejak masa kanak-kanak dan cenderung memburuk saat anak beranjak dewasa. Berikut adalah beberapa gejala psikopat yang perlu diketahui:
- Bersikap Manipulatif
Seorang psikopat sering kali terlihat karismatik sehingga membuat banyak orang tertarik dan menyukainya. Karakteristik inilah yang digunakan mereka untuk memanipulasi orang lain. Sebagai contoh, psikopat akan membujuk dan membohongi orang lain untuk melakukan pekerjaan mereka yang melanggar norma sehingga mereka bisa lepas dari tanggung jawab.
- Membutuhkan Stimulasi
Seorang psikopat membutuhkan hal-hal yang dapat memberikan mereka efek stimulan. Sering kali stimulasi yang dicari adalah suatu hal ilegal atau hal yang melanggar hukum dan normal sosial. Oleh karena itu, seorang psikopat sering melanggar peraturan hanya untuk mencari kesenangan pribadi.
- Suka Berbohong
Seorang psikopat sering berbohong agar terkesan tidak bersalah dan bisa keluar dari masalah. Tidak jarang, mereka menyajikan suatu kebohongan baru untuk menutupi kebohongan sebelumnya sehingga narasi yang dibangun menjadi tidak konsisten.
- Bersikap Arogan dan Terlalu Percaya Diri
Seorang psikopat selalu merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Mereka merasa berhak untuk mendapatkan segala hal yang ada di dunia. Untuk itu, mereka akan melakukan apapun itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa peduli dengan konsekuensi, hukum, dan norma yang berlaku.
- Tidak Peduli dengan Orang Lain
Seorang psikopat tidak peduli dengan perasaan dan hak orang lain. Oleh karena itu, mereka cenderung merasa tidak bersalah dan mengabaikan perasaan orang lain yang mereka lukai. Tidak menutup kemungkinan pula bahwa mereka akan melakukan gaslighting atau memanipulasi orang yang mereka sakiti agar meragukan persepsi, pengalaman, serta pemahaman mereka sendiri.
- Tidak Memiliki Rasa Empati
Kesulitan memahami perasaan orang lain adalah salah satu gejala psikopat yang cukup umum ditemui. Menurut mereka, rasa takut, sedih, atau kecewa merupakan hal yang tidak masuk akal. Maka dari itu, seorang psikopat akan bersikap acuh tak acuh bahkan ketika melihat orang terdekat mereka menderita.
- Tidak Mampu Mengontrol Perilakunya
Seorang psikopat cenderung tidak mampu mengendalikan perilakunya, sehingga sering kali melanggar peraturan dan norma yang ada. Hukum, kebijakan, dan apapun itu, tidak berlaku bagi seorang psikopat, sehingga mereka merasa tidak perlu mengontrol cara bersikap mereka dalam kehidupan sosial.
- Impulsif dan Tidak Bertanggung Jawab
Karena sikapnya yang tidak memedulikan aturan dan tanggung jawab, seorang psikopat sering kali merespons sesuatu sesukanya tanpa berpikir terlebih dahulu mengenai risiko dari tindakan yang mereka lakukan terhadap dirinya dan orang di sekitarnya. Sebagai contoh, seorang psikopat akan berhenti dari pekerjaan secara tiba-tiba tanpa rencana jangka panjang untuk menghidupi diri sendiri ke depannya.
Pengobatan Psikopat
Laman Siloam Hospital menyebut, hingga saat ini, pengobatan untuk gangguan psikopat masih menjadi perdebatan di bidang ilmu kejiwaan, mengenai apakah gangguan ini dapat disembuhkan seutuhnya atau tidak. Namun, sejumlah metode pengobatan yang biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk mengendalikan perilaku psikopat adalah:
- Terapi Psikologis
Seorang psikopat dapat dibantu untuk mengelola emosi dan keinginan untuk melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain melalui:
Terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk mengendalikan perilaku dan mengubah pola pikir penderita.
Terapi psikodinamika, yakni bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri terhadap pikiran dan perilaku yang negatif.
Terapi mental, bertujuan untuk membantu meningkatkan pemahaman akan gangguan kepribadian yang dimiliki.
- Terapi Sosial
Pendekatan dengan terapi sosial dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kejiwaan dan emosional seorang psikopat. Cara ini dilakukan dengan mengadakan konseling kelompok bersama pengidap gangguan mental serupa selama kurang lebih 18 bulan. Hal ini dilakukan agar seorang psikopat bisa memahami perilakunya lebih baik dan tergerak untuk mengubah sifatnya.
- Obat yang Diresepkan Dokter
Psikiater bisa membantu pengobatan kondisi psikopat dengan memberikan obat-obatan untuk meringankan serta mengendalikan gejala kesehatan mental yang diderita, seperti obat antidepresan, obat pengendali mood, obat antipsikotik, obat pereda kecemasan atau anxiety. (Hilal)