Linimassa.id – Tayangan televisi mempopulerkan istilah chef bagi para juru masak. Siapakah yang pantas dipanggil chef, yang pintar memasak atau harus sekolah khusus di bidang masak?
Laman Orami menyebut, sejak acara kuliner mulai populer di televisi, titel “chef” sepertinya mudah disematkan kepada orang yang dinilai pandai memasak. Gelar ini dinilai lebih bergengsi daripada “koki”.
Memasak dengan chef adalah untuk mengetahui gaya makan sehat dengan mengenal nutrisi dasar dan keterampilan dalam menyiapkan makanan. Beberapa profesi yang seringkali disebut chef atau mengklaim diri sebagai chef adalah guru memasak, pembawa acara memasak di TV, atau penulis buku resep.
Semakin banyaknya profesi chef di depan televisi ini memengaruhi gaya memasak kita saat di rumah. Dapur bukan lagi tempat chef atau koki berkreatif dalam memasak.
Saat ini, kita bisa menemukan chef atau koki di media, supermarket, dan dalam tempat pelayanan makanan. Melansir dari penelitian yang dilakukan oleh Journal of Extension di Amerika Serikat, majalah, situs web, dan acara televisi populer menyajikan tips memasak dari koki dan chef terkait teknik memasak di dalam rumah tangga.
Chef juga bekerja di komunitas untuk berbagi pengetahuan, kreativitas, dan minat mereka terhadap makanan. Exposure chef di berbagai tempat ini yang semakin membuat gelar chef ini semakin dikenal orang.
Chef
Perlu diketahui, sstilah chef adalah seseorang yang memiliki keterampilan memasak di suatu tempat dan dipercaya untuk memimpin dapur dan membuat racikan menu. Ia juga seseorang yang suka memberikan pelatihan dan teknik memasak kepada koki atau orang biasa.
Salah satu contohnya adalah Gordon Ramsay. Ia adalah seorang chef asal Inggris yang menjadi juru masak selebriti dan juga memiliki restoran di beberapa tempat.
Menjadi chef tidak serta merta, ia harus menempuh pendidikan formal atau gelar sarjana, termasuk juga di Indonesia. Untuk di Indonesia untuk meraih gelar chef, perlu mengambil studi tata boga.
Tata boga adalah ilmu pengetahuan mengenai seni mengolah makanan yang meliputi persiapan pengolahan hingga menghidangkan makanan itu, baik menggunakan gaya tradisional atau standar internasional.
Tata boga atau Culinary Arts di Indonesia dapat diampu secara formal pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), ataupun program studi di Sekolah Tinggi, Akademi, dan Universitas.
Gelar sarjana chef di Indonesia adalah program studi S-1 Pendidikan Tata Boga, D4 dan D3 ada Program Studi Tata Boga. Sebagai lulusan pendidikan D3 Tata Boga, ia akan menyandang gelar A.Md. Untuk gelar D4 adalah S.Tr.Par. Jika ia adalah gelar sarjana S-1 maka mendapatkan gelar sarjana S.Pd, karena menempuh jalur Pendidikan Tata Boga. Namun ini semua tergantung pada instansi pendidikannya.
Perbedaan
Dulu istilah koki (cook) lebih dikenal luas untuk menyebut juru masak. Namun, setelah bidang kuliner banyak diekspos di media, istilah chef sering dipakai dan “koki” mengalami pergeseran makna.
Sebenarnya tidak ada organisasi profesional yang menentukan secara pasti siapa yang berhak disebut “chef” dan mana yang pantas dikatakan “koki”. Namun, secara umum, jabatan, gaji, prestise, dan pengembangan karier koki dianggap lebih rendah dibanding chef.
Dalam kamus Cambridge, juru masak atau koki adalah seseorang yang menyiapkan dan memasak makanan, sedangkan chef adalah juru masak yang terampil dan terlatih yang bekerja di hotel atau restoran.
Definisi ini menyiratkan bahwa koki adalah sejenis juru masak, tetapi perbedaannya adalah bahwa chef telah mengembangkan keterampilan yang dipelajari, dan telah menjalani pelatihan.
Berikut adalah kualifikasi chef dan koki seperti dicantumkan oleh laman reluctantgourmet.com, agar Moms lebih mudah membedakannya:
Chef
Bersekolah kuliner selama dua atau empat tahun, atau magang kepada chef hingga memperoleh ilmu setara yang didapatkan dari sekolah kuliner.
Bertanggung jawab sebagai supervisor.
Dapat membuat dan mengimplementasikan menu di restoran.
Mengambil peran manajemen di dapur.
Koki
Mengolah makanan setiap hari.
Melakukan tugas sesuai arahan.
Mencuci.
Mengikuti resep.
Masih dalam tahap belajar. (Hilal)