Linimassa.id – BNNK Temanggung bekerja sama dengan Pemkab Temanggung dan Tim Penggerak PKK mengukuhkan Relawan Perempuan Antinarkoba pada Sabtu (22/06/2024).
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan program ketahanan keluarga antinarkoba.
Penjabat (Pj) Bupati Temanggung, Hary Agung Prabowo, menegaskan pentingnya peran relawan perempuan dalam upaya memerangi narkoba.
“Hari ini, kita dari Pemkab Temanggung bersama BNN, Kesbangpol, dan pengurus PKK Temanggung meluncurkan program ketahanan keluarga. Langkah ini ditujukan untuk memberantas narkoba secara menyeluruh di masa depan,” jelasnya.
Hary menekankan bahwa relawan perempuan memegang peran kunci karena mereka adalah penggerak utama dalam keluarga.
Melalui kasih sayang dan perhatian khusus kepada anak-anak, mereka diharapkan dapat terlindungi dari penyalahgunaan narkoba.
“Perempuan lebih peka, perasa, dan penuh kasih sayang dalam merangkul anak-anaknya. Dari kasih sayang dan perhatian ini, mereka bisa berkomunikasi dan menyampaikan bahaya narkoba untuk masa depan anak-anak. Orang tua juga harus memperhatikan pergaulan anaknya,” tambahnya.
Hary juga mencatat bahwa tren penyalahgunaan narkoba di Temanggung telah meningkat, tidak hanya di kalangan orang dewasa tetapi juga di kalangan pelajar.
“Relawan Perempuan Antinarkoba akan membantu memerangi narkoba di Temanggung, karena trennya sudah mulai meningkat. Penyalahgunaan narkoba kini juga merambah anak-anak sekolah tingkat pertama dan atas. Ini harus kita galakkan dan perangi agar para pelajar terbebas dari narkoba,” ujarnya.
Kepala BNNK Temanggung, AKBP Triatmo Hamardiyono, mengungkapkan bahwa Relawan Perempuan Antinarkoba memiliki peran penting dan strategis dalam mendukung program pencegahan penyalahgunaan narkoba di Temanggung.
“PKK menjadi pilar utama dalam program ketahanan keluarga. Ibu-ibu lebih dekat dengan anak-anaknya, sehingga mereka dapat merangkul dan memberikan edukasi kepada anak-anak supaya memilih hidup sehat dan menjauhi narkoba,” katanya.
Hingga saat ini, BNNK Temanggung belum menemukan pelajar yang terlibat penyalahgunaan narkoba jenis sabu atau ekstasi.
Namun, ditemukan pelajar yang mengonsumsi pil koplo jenis yarindu dan minuman keras jenis ciu yang lebih murah. (AR)