linimassa.id – Tuna merupakan salah satu ikan konsumsi yang terkenal di dunia. Tidak heran jika pada 2 Mei diperingati sebagai Hari Tuna Sedunia.
Laman National Today menyebut, tuna merupakan salah satu hewan utama yang dieksploitasi oleh industri perikanan.
Saat ini, setidaknya 96 negara mengeksploitasi kawanan tuna di lautan. Meski demikian, sepanjang sejarah, penangkapan ikan tuna dibatasi karena kendala teknis.
Namun, dengan kemajuan teknologi mesin, kapal penangkap ikan mampu meningkatkan cakupan jaring ikan di lautan. Hal ini menyebabkan peningkatan intensitas dalam penangkapan ikan ini.
Laman DetikSulsel menyebut, seiring dengan pertumbuhan populasi dunia, aktivitas penangkapan ikan tuna menjadi semakin intensif, yang mengakibatkan meningkatnya risiko eksploitasi berlebihan terhadap hewan-hewan ini.
Akibat dari penangkapan ikan yang berlebihan bukan hanya mengancam populasi tuna, tetapi juga mengakibatkan dampak negatif terhadap hewan laut lainnya, termasuk penyu, lumba-lumba, dan ikan todak.
Maka pada tahun 2016, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Tuna Sedunia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan model penangkapan tuna yang berkelanjutan.
Kualitas
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut.
Laman Kompas menyebut, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo mengatakan, langkah ini sekaligus sebagai upaya KKP menjaga keberlanjutan populasi perikanan itu.
“Tuna merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik, jadi tentu harus berkelanjutan agar bisa dinikmati oleh generasi saat ini dan masa depan,” kata Budi melalui keterangan tertulis, Kamis (2/5/2024).
Budi mengatakan, KKP telah menggandeng Marine Stewardship Council (MSC), yaitu organisasi non-pemerintah yang turut mendorong pasar produk seafood berkelanjutan terutama tuna.
Salah satu poin yang disinergikan adalah sertifikasi MSC untuk memastikan keberlanjutan stok dan dampak ekosistem yang minimum, serta sertifikasi chain of custody (CoC) untuk memastikan dan menelusuri produk bersertifikasi berasal dari sumber perikanan berkelanjutan.
Terbesar
Indonesia sendiri merupakan produsen tuna terbesar di dunia dengan jumlah produksi tahun 2022 sekitar 19,1% dari total pasokan tuna dunia.
Jumlah produksi tersebut meningkat dan mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2023. Nilai ekspor tuna Indonesia (termasuk cakalang dan tongkol) pada tahun 2023 sebesar USD 927.2 juta atau 16,47% dari total nilai ekspor perikanan Indonesia.
Agar tuna dari Indonesia semakin dikenal luas, KKP juga telah mencanangkan tahun ini sebagai Tahun Tuna Indonesia 2024. Langkah ini sekaligus sebagai wujud komitmen pemerintah memperkuat daya saing komoditas tuna di pasar global dan domestik dan pengelolaan tuna berkelanjutan.
Potensi tuna di Indonesia cukup besar. Sebarannya di antaranya ada di Laut Banda, selatan Bali, Jawa, barat Sumatera.
Indonesia sangat potensial untuk mengembangkan budidaya tuna dan investasi di ranah tersebut harus didukung.
Sebagai informasi, dalam rangka pengelolaan sumberdaya tuna berkelanjutan, khususnya di perairan ZEEI dan Laut Lepas, maka diperlukan pengelolaan bersama antar negara melalui Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs).
Indonesia pun terlibat aktif dalam perjanjian keanggotaan penuh di Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) sejak tahun 2007, Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) mulai tahun 2008, dan Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) diawali tahun 2013. serta kerjasama non-anggota (cooperating non-member) sejak tahun 2013 di Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC).
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono meresmikan pencanangan Tahun Tuna Indonesia 2024 dengan branding Indonesia Seafood; Naturally Diverse – Safe and Sustainable yang diharapkan dapat diimplementasikan melalui sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholders dalam rangka memperkuat akses pasar dan manfaatnya, baik bagi masyarakat Indonesia khususnya maupun masyarakat global pada umumnya. (Hilal)