linimassa.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali merespons tudingan tentang dinasti politik yang beberapa pihak sasar ke keluarganya setelah Gibran Rakabuming Raka mendapat izin maju sebagai cawapres. Presiden menjelaskan pandangannya tentang demokrasi dan pengaruh rakyat dalam pemilihan.
Demokrasi yang Ditekankan oleh Jokowi
Dalam pandangan Jokowi, demokrasi memberikan wewenang kepada rakyat untuk menentukan pemimpin mereka. Pemilihan dalam berbagai tingkatan, seperti pilkada, pemilihan wali kota, bupati, gubernur, hingga pemilihan presiden, merupakan proses di mana rakyat memiliki peran utama. Keseluruhan proses, termasuk pemilihan itu sendiri, adalah keputusan dari rakyat dan bukan kelompok elit atau partai.
Dalam pemilihan pun baik di pilkada, pemilihan wali kota, pemilihan bupati pemilihan gubernur, pemilihan presiden, itu semuanya yang memilih itu rakyat, yang menentukan itu rakyat, yang mencoblos itu juga rakyat, bukan kita, bukan elite, bukan partai, itulah demokrasi,” kata Jokowi, Selasa (24/10/2023).
Jokowi Biarkan Publik Menilai
Mengenai tudingan tentang dinasti politik yang diberikan kepada keluarganya, Jokowi menyatakan bahwa penilaian terhadap hal ini ada pada masyarakat. Dalam hal ini, Jokowi menyerahkan kepada publik untuk mengevaluasi dan menilai situasi tersebut.
Kepentingan Dinasti Politik
Istilah dinasti politik diberikan kepada keluarga Joko Widodo setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memungkinkan seorang kepala daerah yang belum berusia 40 tahun untuk ikut dalam kontestasi Pilpres. Keputusan ini dilakukan oleh Anwar Usman, Ketua MK dan ipar dari Jokowi.
Keputusan ini memberikan peluang bagi Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024. Keputusan MK ini dianggap memiliki konflik kepentingan karena Ketua MK Anwar Usman adalah saudara ipar Joko Widodo. Dengan begitu, Jokowi dituding ingin membangun dinasti politik dengan memperpanjang pengaruh keluarganya. (AR)