linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Lika-liku Kehidupan William Shakespeare Si Penyair Romans
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Lika-liku Kehidupan William Shakespeare Si Penyair Romans
Gaya Hidup

Lika-liku Kehidupan William Shakespeare Si Penyair Romans

Hilal Ahmad 24 Oktober 2023
Share
waktu baca 6 menit
William Shakespeare.
William Shakespeare.
SHARE

linimassa.id – Sejauh mana kamu mengenal William Shakespeare? Si penyair romans ini tenyata memiliki lika-liku kisah hidup yang patut disimak.

Contents
RiwayatKaryaFilosofis

Pujangga, dramawan, dan pemain sandiwara berkebangsaan Inggris ini secara luas dianggap sebagai penulis drama berbahasa Inggris terhebat dan dramawan termasyhur di dunia.

Ia sering disebut sebagai penyair nasional Inggris dan dijuluki “Pujangga dari Avon”. Karya-karyanya yang masih ada, termasuk karya kolaborasi, terdiri dari sekitar 39 drama, 154 soneta, dua sajak naratif, dan sejumlah syair lainnya, beberapa di antaranya dengan kepenulisan yang diperdebatkan.

Dramanya diterjemahkan ke dalam setiap bahasa hidup dan dipentaskan di panggung lebih sering daripada penulis drama lainnya.

 

Riwayat

Shakespeare lahir dan besar di Stratford-upon-Avon, Warwickshire. Pada usia 18 tahun, ia menikah dengan Anne Hathaway, dan memiliki tiga anak: Susanna dan si kembar Hamnet dan Judith.

Antara tahun 1585 dan 1592, ia memulai karier yang sukses sebagai pemain, penulis, dan pemilik perkumpulan pemain drama bernama Lord Chamberlain’s Men, yang kelak berganti nama menjadi King’s Men.

Pada usia 49 tahun (kira-kira tahun 1613), ia pensiun dan pindah ke Stratford, tempat ia meninggal dunia tiga tahun kemudian.

Beberapa catatan mengenai kehidupan pribadi Shakespeare tetap bertahan, menimbulkan spekulasi yang cukup besar terkait hal-hal seperti penampilan fisik, seksualitas, kepercayaan agama, dan permasalahan karya-karyanya yang diduga ditulis oleh orang lain.

Teori-teori tersebut sering kali dikritik karena gagal membuktikan secara jelas, berhubung hanya sedikit catatan mengenai kehidupan rakyat biasa yang bertahan pada masa itu.

- Advertisement -
Ad imageAd image

 

Karya

Shakespeare menulis sebagian besar karya terkenalnya antara tahun 1589 dan 1613. Drama-drama awal yang ditulisnya bergenre komedi dan sejarah dan dianggap sebagai beberapa karya terbaik yang ditulis dalam genre tersebut. Sampai tahun 1608, ia umumnya menulis drama tragedi, di antaranya Hamlet, Othello, King Lear, dan Macbeth, semuanya dianggap sebagai karya terbaik yang ditulis dalam bahasa Inggris.

Pada masa terakhir hidupnya, ia menulis tragikomedi (juga dikenal sebagai romansa) dan berkolaborasi dengan penulis drama lain.

Pada masa hidupnya, kebanyakan drama Shakespeare diterbitkan dalam edisi dengan kualitas dan akurasi yang beragam.

Namun, pada 1623, dua rekan pemain sandiwara dan kolega Shakespeare, John Heminges dan Henry Condell, menerbitkan teks drama definitif yang dikenal dengan Folio Pertama, edisi kumpulan drama yang merangkum hampir semua drama Shakespeare.

Edisi ini diawali dengan puisi karya Ben Jonson, yang sebelumnya memuji Shakespeare dalam kutipan terkenal “bukan hanya sepanjang zaman, tetapi sepanjang masa.”

Sepanjang abad ke-20 dan ke-21, karya-karya Shakespeare terus diadaptasi dan diteliti kembali oleh gerakan-gerakan baru dalam bidang teater dan akademis. Dramanya tetap populer dan dipelajari, dipentaskan, dan ditafsirkan kembali melalui berbagai konteks budaya dan politik di seluruh dunia.

Beberapa drama Shakespeare diterbitkan dalam edisi kuarto, yang dimulai pada 1594. Pada 1598, namanya telah menjadi titik penjualan dan mulai muncul pada halaman judul.

Shakespeare terus bermain dalam dramanya sendiri dan mulai bermain untuk dramawan lain setelah kesuksesannya sebagai penulis drama.

Dalam buku kumpulan drama Works edisi 1616 karya Ben Jonson, tercatat nama Shakespeare sebagai pemain untuk Every Man in His Humour (1598) dan Sejanus His Fall (1603).[

Sepanjang kariernya, Shakespeare menghabiskan waktunya dengan bepergian antara London dan Stratford.

Pada tahun 1596, tahun sebelum ia membeli New Place sebagai rumah keluarganya di Stratford, Shakespeare tinggal di paroki St. Helen, Bishopsgate, di sebelah utara Sungai Thames.

Ia pindah ke seberang sungai di Southwark pada tahun 1599, tahun yang sama ketika perusahaan dramanya membangun Globe Theatre di sana.

Pada 1604, ia pindah lagi ke sebelah utara Sungai Thames, dekat Katedral Santo Paulus. Di sana, ia menyewa kamar dari seorang Huguenot Prancis bernama Christopher Mountjoy, yang berprofesi sebagai pembuat wig wanita dan penutup kepala lainnya.

 

Filosofis

“Apalah arti sebuah nama? Andaikata kamu memberikan nama lain untuk bunga mawar ia akan tetap bau wangi.”

Kalimat terkenal itu diucapkan pada abad 16 lalu oleh William Shakespeare.  Pertunjukan-pertunjukan dramanya mendapatkan perhatian besar dari masyarakat. Karya-karyanya terus dipelajari dan namanya pun sering disebut hingga kini.

Pada tahun 1950 Shakespeare “menyatakan diri” sebagai penulis drama dan aktor di London. Ia pun menjadi terkenal, populer dan sangat kaya. Karyanya sangat disukai masyarakat bahkan raja-raja Inggris pun juga hadir dalam pertunjukannya. Tak heran, ia kawan-kawannya sering disebut sebagai “orang-orang raja”.

Ia pun bermain drama di Istana Kerajaan, Teater Globe, Teater Blackfriars dan di teater milik mereka sendiri. Mereka seringkali melakukan tur drama di Inggris, meski wabah penyakit sedang mendera.

“Semua yang berkilau bukanlah emas”

Kalimat Shakespeare ini mengajarkan kita agar tidak mudah terkelabui oleh penampilan suatu hal. Sesuatu yang nampaknya indah belum tentu indah pula pada kenyataannya. Kamu harus tetap teliti melihat situasi, ya.

“Lebih baik terlalu cepat tiga jam daripada terlambat tiga menit”

Menunggu lebih baik daripada ditunggu. Kutipan ini mengajak kita agar menjadi orang yang tepat waktu, guys.

“Bukan di bintang-bintang kita meletakkan takdir kita namun di dalam diri kita sendiri”

Nasib kita ada di tangan kita sendiri. Apakah kita mau berubah atau tetap terpuruk seperti ini? Semua tergantung pada kemauan kita sendiri.

Nah Itulah tentang William Shakespeare.  Meski telah tiada, namun karyanya tetap melegenda sepanjang masa. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Tangsel
Wali Kota Tangsel Benyamin Klaim Realisasi PAD Lebih dari 50 Persen, Capai Rp2,9 Triliun
Pemerintahan
Paphricia
Paphricia Laporkan 3 Influencer ke Polres Tangsel soal Pencemaran Nama Baik
News
Kejari Tangsel
Jaksa Masuk Sekolah Kejari Tangsel di SDN Pondok Jagung 02, Siswa Melek Hukum Sejak Dini
Pendidikan
Investasi emas digital
Investasi Emas Digital Menjadi Tren di Kalangan Anak Muda
Keuangan
Suryadharma Ali wafat
Suryadharma Ali Wafat: Menteri Agama Zaman Presiden SBY
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?