linimassa.id – Bendera Merah Putih pertama kali dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno. Ia adalah sosok yang menjahit bendera merah putih setelah kembali ke Jakarta dari pengasingan di Bengkulu.
Saat itu, Soekarno memerintahkan Chaerul Basri untuk mengambil kain di gudang dan mengantarkannya ke Jalan Pegangsaan Nomor 56, Jakarta.
Kain tersebut merupakan kain katun halus dengan warna merah dan putih dengan panjang 3 meter dan lebar 2 meter.
Begitu mendapatkan kain tersebut, ia langsung menjahitnya. Kemudian, kain yang sudah berubah menjadi bendera Indonesia tersebut dikibarkan pada 17 Agustus 1945 di acara proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah berhasil mengibarkan bendera merah putih pada 17 Agustus 1945, bendera Indonesia ini dibawa presiden, wakil presiden, dan para menteri ke Yogyakarta pada 1946 karena saat itu, Jakarta sedang tidak aman.
Pada 1948, Yogyakarta berhasil ditaklukkan Belanda yang kembali ingin menguasai Indonesia. Presiden Soekarno harus menitipkan bendera tersebut kepada ajudan terpercayanya, Husein Mutahar.
Dipisahkan
Bendera merah putih pernah dipisahkan. Dengan alasan keamanan, Husein Mutahar membagi bendera Indonesia tersebut menjadi dua, yaitu warna merah dan putih, lalu di masukkan ke dalam dua tas berbeda.
Ketika Presiden Soekarno kembali dari pengasingan di Bangka Belitung, bendera tersebut disatukan kembali. Setelah itu, bendera dibawa ke Yogyakarta dan dikibarkan di Gedung Agung pada 17 Agustus 1949.
Pada 7 Agustus 1968 menjadi tahun terakhir bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati dikibarkan. Hal ini dikarenakan kondisinya yang sudah sangat rapuh dan warnanya pun memudar.
Sejak saat itu, Indonesia selalu menggunakan duplikasi bendera merah putih setiap perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Bendera merah putih yang asli disimpan di vitrin yang terbuat dari kaca anti peluru di ruang Bendera Pusaka di Istana Merdeka.
Sosok
Fatmawati lahir di Bengkulu, pada 5 Februari 1923. Ia kemudian wafat di Kuala Lumpur, Malaysia pada 14 Mei 1980 diumur 57 tahun dan dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta.
Ia merupakan putri dari pasangan Hassan Din dan Siti Chodijah yang memiliki darah minangkabau.
Ia dan Soekarno menikah pada 1 Juni 1943. Mereka memiliki 5 orang anak yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Selang setahun pernikahan Fatmawati dan Soekarno, Jepang menjanjikan akan memerdekakan Indonesia. Fatmawati pun berfikir untuk menjahit bendera Merah-Putih saat hari kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Namun pada masa itu, sulit untuk menemukan kain berwarna merah dan putih. Namun berkat bantuan Shimizu, seorang yang ditunjuk Jepang untuk menjadi perantara perundingan Jepang-Indonesia akhirnya Fatmawati mendapatkan kain Merah-Putih.
Gagasan Fatmawati ini mendahului ide agung Soekarno dan tokoh kemerdekaan lainnya. Kala itu, Fatmawati tidak sengaja mendengar teriakan bahwa bendera Indonesia belum ada saat Soekarno bersama tokoh lainnya sedang berkumpul menyiapkan peralatan untuk pembacaan naskah teks proklamasi.
Tanpa pikir panjang, segera Fatmawati mencoba untuk menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Walau hanya ‘Merah dan Putih’ tentu saja bukan perkara mudah bagi Fatmawati yang saat itu sedang hamil besar.
Dengan menggunakan alat jahit tangan, bendera Merah Putih berukuran 2×3 meter itu dijahit oleh Fatmawati di ruang makan dengan harapan kelak dapat digunakan untuk keperluan bangsanya.
Dalam Buku berjudul Berkibarlah Benderaku (2003), yang ditulis oleh Bondan Winarno, diketahui Fatmawati sambil menitikkan air mata ketika menjahit bendera ini. Bukan tanpa alasan, sebab saat itu Fatmawati tengah menanti kelahiran Guntur Soekarnoputra, yang memang sudah bulannya untuk dilahirkan.
Di buku tersebut juga dijelaskan bahwa Fatmawati menjahit menggunakan mesin jahit Singer yang hanya bisa digerakkan menggunakan tangan saja. Karena mesin jahit yang menggunakan kaki, tidak diperkenankan mengingat usia kehamilan yang tinggal menunggu waktunya saja untuk melahirkan. Fatmawati baru menyelesaikan jahitan bendera Merah Putih itu dalam waktu dua hari.
Bendera Merah Putih berukuran 2×3 meter itu untuk pertama kalinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Bertahun-tahun bendera Sang Saka yang dijahit oleh Fatmawati ini dikibarkan dalam upacara kenegaraan. Sampai akhirnya bendera tersebut digantikan oleh duplikatnya mengingat usianya yang sudah tua. Fatmawati pun terus dikenang sebagai penjahit bendera merah putih.
Dari kejadian ini, selamanya, Fatmawati akan dikenang sebagai penjahit bendera merah putih. (Hilal)