Linimassa.id – Siapa yang tidak mengakui kesuksesan finlandia dalam mengolah sistem pendidikan, bahkan sistem pendidikan di negeri nordik tersebut diakui sebagai yang terbaik di dunia.
Di kembangciptakan sejak 1970an, siapa yang tidak sepakat bahwa meski tidak ada sistem Ranking dan Pekerjaan Rumah, beberapa negara terutama Indonesia sempat ingin menerapkan hal serupa, namun gagal.
Bagaimana sistem pendidikan yang dimasuk memperoleh sukses, berikut ini ulasannya!
STANDAR UMUR SANGAT DIPERHATIKAN
Sebenarnya aturan yang menyangkut umur anak sudah kita terapkan sejak dulu kala, hanya saja karena beberapa pertimbangan, aturan tersebut longgar dan perlahan mulai diabaikan.
Berbeda dengan Indonesia, anak-anak di Finlandia tidak diperkenankan mengisi ruang-ruang tingkatan dasar kelas sebelum berumur 7 tahun.
Karena, atas dasar apapun mereka percaya bahwa pada tataran usia dibawah 7 tahun, pikiran anak-anak dianggap belum matang dan tidak optimal dalam menyerap pelajaran.
Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa sikap jenuh akan hadir dan kondisi ini tidak baik.
TIDAK ADA UJIAN DAN PEKERJAAN RUMAH (PR)
Sebagaimana anak-anak Finlandia tidak dibebani pekerjaan rumah, kalaupun ada penyelesaiannya tidak begitu sulit.
Hal unik lain yang dapat ditemui adalah nilai ujian sebagai indikator kelulusan tidak berlaku dinegara Finlandia, tidak sampai mereka memasuki usia remaja.
Ujian di Finlandia hanya berlaku sekali ketika murid berusia 16 Tahun, tidak hanya itu jam istirahatpun sangat diperhatikan, begitupun dengan waktu bermain.
Setidaknya waktu 75 Menit dihabiskan untuk istirahat dan waktu bermain mereka pun sangat dihargai.
“Di Negara mereka sangat menghargai anak-anak yang menghabiskan banyak waktu yang bermain daripada tinggal didalam kelas”. Dikutip dari Detik.com melalui sebuah wawancara dengan guru besar di Finlandia.
TIDAK ADA SISTEM RANKING
Kemampuan sistem anak jelas berbeda, sebagian dari mereka akan tumbuh dengan kemampuan menyerap yang baik, namun sebagiannya lagi cenderung lambat terutama jika sedang berhadapan dengan pelajaran tertentu.
Meski begitu di Finlandia tidak ada istilah dengan kelas akselerasi atau kelas unggulan. Segala hal yang berhubungan dengan pengelompokan dan sistem ranking tidak berlaku disini, sehingga dapat dikatakan bahwa semua murid sama, artinya tidak ada jurang pemisah antara murid yang unggul dengan murid yang tertinggal.
BEASISWA PENUH
Mahalnya biaya pendidikan seringkali menjadi penghalang anak-anak bangsa, malah pendidikan gratis hanya iming-iming dan beasiswa pendidikan tidak merata.
Maka, saat itu pula hak untuk mendapatkan pengetahuan baru hanya akan dinikmati oleh sebagian orang saja. Karena itu akan sangat berbeda ketika kita memiliki sistem seperti di Finlandia.
Di Negara tersebut memberikan beasiswa 100% hingga keperguruan tinggi, tercatat 93% orang Finlandia adalah lulusan perguruan tinggi, bahkan diantaranya menempuh S1 lebih dari 1 kali.
Atas keperdulian tersebut hasilnya mahasiswa Finlandia selalu memperoleh peringkat teratas pada tes pisah.
MENGEDEPANKAN PRAKTIK DENGAN JAM PELAJARAN YANG SEDIKIT
Sejak dulu kita sepakat bahwa kegiatan belajar didalam kelas harus pula diimbangi dengan aktivitas luar kelas, sebagaimana pula kita yakini bahwa praktek lebih berguna ketimbang teori.
Para siswa pun diminta untuk bergabung di sebuah club minat dan bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya, total jam sekolah rata-rata para siswa Finlandia hanya 18 jam perminggu.
Siswa tingkat dasar hanya menghabiskan waktu 4-5 jam perhari, untuk SMP dan SMA hanya datang ke sekolah pada jam mata pelajaran yang hanya mereka pilih.
GURU YANG SENANTIASA BELAJAR
Lahirnya anak didik yang berkualitas tentu tidak terlepas dari peran lingkungan terutama guru.
Di Finlandia seperti upaya jangka panjang, guru hanya menghabiskan 4 jam di kelas, 2 jam lagi dalam seminggu mereka memperoleh pendidikan pengembangan profesi.
Profesi seorang guru memiliki standar yang cukup tinggi. Setidaknya semua guru harus bergelar master dan semua itu mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Terbukti bahwa sistem pendidikan yang baik tidak terlepas dari peran pemerintah. Menjadi guru menjadi tanggung jawab yang besar dan tidak main-main di Finlandia.
MENJADI GURU ADALAH PEKERJAAN PRESTISIUS
Menjadi guru di Finlandia tidaklah mudah, bahkan profesi ini sama prestisiusnya seperti dokter dan pengacara, 10% guru Finlandia dipilih dari 10 perguruan tinggi ternama dan dipilih dari lulusan terbaik dari universitas masing-masing.
Itulah sederet fakta sistem pendidikan di Finlandia yang unik sekaligus terdengar menyenangkan, seolah mengingatkan kita bahwa tidak penting seberapa lama waktu yang kita habiskan didalam kelas. (AR)