SERANG, LINIMASSA.ID – Sebanyak 590.6 hektare sawah di Kabupaten dan Kota Serang terendam banjir.
Akibatnya, ratusan hektar sawah yang terendam banjir itu mengalami puso atau gagal panen, sejumlah petani mengeluhkan kondisi tersebut lantaran mengalami kerugian signifikan.
Tercatat, dari angka 590,6 hektare tersebut, lahan sawah di Kota Serang yang terendam banjir mencapai 82,6 hektare, sedangkan di Kabupaten Serang mencapai 508 hektare.
Sejumlah kecamatan Kota Serang direndam banjir setelah diguyur hujan deras beberapa waktu lalu. Adapun sawah yang terendam banjir itu terjadi di Kecamatan Kasemen, Walantaka, dan Curug.
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Serang, di Kecamatan Kasemen terjadi di dua kelurahan. Kelurahan Sawah Luhur 20 hektare, dan Kelurahan Margauluyu 2,6 hektare.
Di Kecamatan Walantaka terjadi di Kelurahan Pabuaran, senanuak 1 hektare, dan Kecamatan Curug terjadi di Kelurahan Cipete 40 hektare, dan Kelurahan Sukalaksana 19 hektare.
Kepala Bidang Pertanian dan Penyuluhan Dinas DKP3 Kota Serang Andriyani, mengatakan, data tersebut dihimpun sejak tanggal 3-13 Desember 2024.
Hingga saat ini, sawah yang terendam banjir masih dilakukan pengamatan oleh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
“Sejauh ini kami masih melakukan pengamatan dan pemantauan. Untuk selanjutnya akan disampaikan pengajuan bantuan benih ke Kementan melalui BBPOPT,” kata Andriyani, Kamis, 19 Desember 2024.
Andriyani mengaku, terdapat dampak bagi petani yang sawah-nya terendam banjir. Salah satunya petani harus mengeluarkan biaya produksi kembali.
Apabila pertanaman terkena banjir dan cuaca tidak kondusif, biasanya akan rentan terhadap penyakit, dan membutunkan biaya untuk pestisida.
“Kemudian jika persemaiannya terendam, maka harus menyemai ulang. Jika pertanaman terkena banjir tidak bisa diselamatkan, maka harus menanam ulang,” ungkap Andriyani.
508 Hektare Sawah di Kabupaten Serang Terendam Banjir

Sebanyak 85 hektare sawah di Kabupaten Serang mengalami puso akibat terendam banjir. Jumlah tersebut tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Mancak, Pontang, Ciruas serta Kecamatan Tunjung Teja.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Suharjo mengatakan, selama musim hujan, ada sebanyak 508 hektare lahan pertanian di Kabupaten Serang yang terendam banjir.
“508 hektare tersebut tersebar di 11 Kecamatan yakni Kecamatan Padraincang, Ciruas, Jawilan, Bandung, Mancak, Pontang, Tirtayasa, Lebak Wangi, Cinangka, Tunjung Teja dan Kecamatan Cikeusal,” katanya, Sabtu 21 Desember 2024.
Dari jumlah tersebut, ada sebanyak 85 hektare sawah yang mengalami puso akibat terendam banjir dengan waktu yang lama sehingga mengakibatkan puso. Tanaman yang puso tersebar di lima desa di empat kecamatan di Kabupaten Serang.
“Di Desa Bumi jaya Kecamatan Ciruas Seluas 6 Hektare, Desa Cikedung Kecamatan Mancak paling banyak itu ada 42 hektare. Lalu di Desa Pulokencana, Kecamatan Pontang 2 Hektare, serta di Desa Kemuning dan Bojong Menteng, Kecamatan Tunjung Teja itu ada 85 hektare,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, mayoritas tanaman yang mengalami puso ialah tanaman padi yang baru masa pertanaman. “Jadi tidak ada yang mau panen, usianya dibawah 30 hari setelah tanam,” ujarnya.
Pihkanya mengaku, sudah melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pertanian Provinsi Banten. Itu dilakukan agar nantinya para petani yang mengalami puso bisa mendapatkan bantuan berupa pergantian benih.
Sementara mentara bagi petani yang sudah tergabung dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mereka akan mendapatkan pergantian sekitar 6 juta rupiah per hektare.
“Namun memang minat petani untuk ikut asuransi masih sangat kurang. Padahal hanya 48 ribu per hektare cuman mereka masih susah. Karena kalau tidak terjadi apa-apa mereka tidak mendapatkan apapun,” ujarnya.