Jakarta, LINIMASSA.ID – Presiden ke-2 RI Jenderal Soeharto diusulkan jadi Pahlawan Nasional. Usulan tersebut kembali mencuat pada tahun 2025 ini. Namun sejumlah kalangan dan masyarakat menolak akan usulan Soeharto menjadi pahlawan nasional.
Terkait adanya sejumlah penolakan dan kritik dari masyarakat terkait pencalonan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, Menteri Sosial Saifullah Yusuf angkat suara. Ia menyatakan pihaknya akan mendengar kritik dan masukan dari masyarakat.
“Usulan dari masyarakat juga kita ikuti, normatifnya juga kita lalui. Kalau kemudian ada kritik, ada saran, tentu kami dengarkan,” kata Saifullah Yusuf belum lama ini, saat menerangkan isu Soeharto diusulkan jadi Pahlawan Nasional.
Sebagai informasi, terkait mekanisme pengusulan Pahlawan Nasional melalui tahapan berjenjang dari tingkat daerah hingga ke pemerintah pusat. Usulan dari daerah harus ditanda-tangani oleh Bupati/Wali Kota, Gubernur, hingga akhirnya diusulkan ke pusat.
Selanjutnya, setelah tahap verifikasi, ketika Soeharto diusulkan jadi Pahlawan Nasional, kemudian ada sidang pleno Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) akan menyampaikan rekomendasi usulan calon Pahlawan Nasional dari Menteri Sosial kepada Presiden. Selanjutnya Presiden memilih daftar nama yang diajukan untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Setidaknya tahun ini ada 10 tokoh yang diusulkan. Setelah Soeharto diusulkan jadi Pahlawan Nasional, ada enam dari 10 tokoh tersebut (nomor 1 hingga nomor 6) merupakan pengusulan dari tahun-tahun sebelumnya. Sementara ada empat tokoh baru (nomor 7 hingga nomor 10) yang baru diusulkan pada tahun 2025 ini. Adapun para tokoh tersebut diantaranya:
1. K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)
2. Jenderal Soeharto (Jawa Tengah)
3. K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur)
4. Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah) 5. Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh)
6. K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat)
7. Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali)
8. Deman Tende (Sulawesi Barat)
9. Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara) 10. K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).