SERANG, LINIMASSA.ID – Produksi padi di Kabupaten Serang pada tahun 2025 menunjukkan hasil memuaskan, yanki mencapai 200 ribu ton.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kabupaten Serang menargetkan produksi padi di tahun 2025 mencapai 541 ribu ton.
Target produksi padi Kabupaten Serang ini, guna merealisasikan swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Berbagai daerah dengan wilayah persawahan yang memadai, saling berlomba untuk terus menggenjot produksi padi di tahun 2025 hingga mengalami surplus.
Kepala DKPP Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan, produksi padi di Kabupaten Serang pada awal April sudah mecapai 200 ribu ton.
“Kita masih mendata, kita belum hitung sampai akhir bulan. Sementara hampir 200 ribu ton,” kata Suhardjo, Selasa 29 April 2025.
Kendati demikian, Suhardjo mengaku jika luasan lahan pertanian yang akan dipanen di bulan April 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Maret 2025.
Dijelaskan Suhandjo, luas lahan pertanian yang dipanen di bulan Maret sebanyak 15 ribu hektare, sedangkan di bulan April 2025 jumlahnya baru sekira 13 ribu hektare.
“Di akhir tahun kita optimis target 541 ribu hektare bisa terealisasi, bahkan melebihi target yang ditetapkan. Karena kita dengan bantuan-bantuan yang luar biasa dari pemerintah provinsi maupun dari Menteri Pertanian,” ujarnya.
Lahan Padi di Kabupaten Serang

Suhardjo mengungkapkan, luas lahan padi di Kabupaten Serang mencapai 48 ribu hektare lahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian
“Kami targetkan di bulan April ini bisa panen di 14 ribu hektare,” ungkapnya.
Untuk realisasi tanamnya, sampai hari ini sudah 10,348 hektare. Pihaknya optimistis sampai akhir bulan bisa terealisasi sehingga membuat target produksi padi Kabupaten Serang tertinggi se Provinsi Banten.
Ia mengatakan, saat ini untuk penanaman padi dipantau langsung oleh kementerian mrlalui citra satelit. Sehingga, ketika ada lahan pertanian yang belum ditanami akan langsung dievaluasi oleh kementerian pertanian pada rapat mingguan.”Setiap seminggu sekali keliling satelit, melihat tanah yang belum digarap,” ujarnya.
Suharjo mengaku kebijakan dari pemerintah pusat saat ini sudah sangat berpihak terhadap petani. Apalagi dengan adanya kebijakan penentuan harga gabah kering petani di angka Rp6.500 per kilogram. Menurutnya dengan kebijakan tersebut, para petani bisa lebih semangat untuk meningkatkan produksi padi.
“HPP Rp6.500 per kilogram ini menjadi motivasi semua petani. Jadi walaupun kemarin Maret, April inilah puncak musim panen kita, tapi harga gabah enggak pernah turun. Harga gabah tetap stabil diharuskan pembelian ke petani harus Rp6.500,” pungkasnya.