LEBAK, LINIMASSA.ID- Sebanyak 131 warga Kabupaten Lebak terdiagnosis mengidap HIV/AIDS Sepanjang tahun 2024.
Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun hal ini tetap menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat dalam upaya penanggulangan serta pencegahan lebih lanjut.
Menurut laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, jumlah pengidap HIV/AIDS pada tahun 2024 menurun dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 175 kasus.
Namun, meski ada penurunan, masalah ini tetap menjadi isu kesehatan yang penting untuk segera ditangani, mengingat dampak besar yang ditimbulkan baik terhadap kesehatan individu maupun masyarakat secara luas.
Plt Kepala Dinkes Lebak, dr. Budhi Mulyanto, menjelaskan bahwa penurunan angka kasus HIV/AIDS pada 2024 disebabkan oleh berbagai langkah dan upaya yang telah dilakukan Dinkes Lebak, seperti skrining kepada kelompok rentan, serta sosialisasi dan penyuluhan terkait HIV/AIDS.
Selain itu, layanan kesehatan juga diberikan kepada individu dengan risiko tinggi yang dapat melemahkan daya tahan tubuh.
“Skrining dilakukan pada kelompok rentan, dan kami terus lakukan penyuluhan serta memberikan pelayanan kesehatan kepada mereka yang berisiko terinfeksi,” ujarnya saat dihubungi oleh Radar Banten melalui telepon pada Rabu 5 Februari 2025.
Pencegahan HIV/AIDS di Lebak
![131 Warga Terdiagnosis HIV/AIDS, Pemkab Lebak Upayakan Pencegahan Serius 2 HIV](https://linimassa.id/wp-content/uploads/2025/02/KADIS-1024x732.webp)
Dinkes Lebak terus meningkatkan penyuluhan kepada kelompok-kelompok yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS, seperti ibu hamil, pasien tuberkulosis (TBC), pasien infeksi menular seksual (IMS), pekerja seks, transgender, lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), pengguna narkoba suntik, serta warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Sebagian besar kasus HIV/AIDS di Kabupaten Lebak ditemukan pada kelompok usia produktif, antara 20 hingga 40 tahun. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan khusus dalam memberikan edukasi mengenai pencegahan HIV/AIDS, terutama melalui penyuluhan yang lebih intensif dan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Budhi menambahkan bahwa meskipun ada penurunan, penyebaran HIV/AIDS di Lebak masih tetap ada, salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas.
“Faktor risiko penularan HIV meliputi seks berganti-ganti pasangan, homoseksual, penggunaan narkoba suntik, dan lain-lain,” tuturnya.
Ia juga mengimbau kepada seluruh warga Kabupaten Lebak untuk menerapkan pola hidup sehat guna menghindari bahaya HIV/AIDS.
“Hindari seks bebas dan berganti-ganti pasangan, hindari narkoba, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Lebak terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran HIV/AIDS.