SERANG, LINIMASSA.ID – Rumah Dunia, sebuah komunitas literasi terkemuka di Kota Serang, menggelar workshop mendongeng bertema “Membangkitkan Literasi Sejak Dini Melalui Mendongeng,” yang dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai kalangan pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Peserta workshop mendongeng ini didominasi oleh ibu-ibu di sekitar Rumah Dunia, yang turut serta dalam kegiatan ini untuk memperkuat literasi di lingkungan mereka.
Workshop mendongeng ini menghadirkan dua pembicara utama, yaitu Diofani, seorang relawan dan pendongeng Rumah Dunia, serta RG Kedung Kaban, yang lebih akrab disapa Igun, pendiri Rolling Action dan juga pendongeng di Rumah Dunia.
Acara ini menjadi salah satu upaya Rumah Dunia untuk meningkatkan literasi masyarakat, terutama melalui metode mendongeng yang menghibur dan mendidik.
Kegiatan ini tidak hanya mencakup penyampaian materi terkait literasi dan teknik mendongeng, tetapi juga diisi dengan pretest dan posttest untuk mengukur pemahaman peserta, serta praktek mendongeng yang dilakukan langsung oleh peserta. Dengan begitu, peserta dapat langsung mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari di depan peserta lainnya.
Menurut Tias Tatanka, selaku penanggung jawab kegiatan, workshop ini merupakan bagian dari program bantuan pemerintah untuk memperkuat komunitas penggerak literasi.
Bantuan tersebut berasal dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra.
Rumah Dunia sendiri merupakan salah satu dari 340 komunitas penggerak literasi yang menerima dana bantuan sebesar Rp 50 juta.
“Dana tersebut digunakan untuk melaksanakan tiga kegiatan utama: workshop menulis esai untuk komunitas literasi, workshop menulis cerpen untuk pemuda, dan workshop mendongeng untuk ibu-ibu di sekitar Rumah Dunia,” ujar Tias.
Selain mendapatkan materi, para peserta juga menerima buku penunjang berupa kumpulan esai, cerpen, dan dongeng.

Tias berharap, ilmu yang mereka peroleh dalam workshop ini dapat diterapkan di lingkungan masing-masing, terutama untuk memperkenalkan budaya mendongeng kepada anak-anak.
“Ibu-ibu yang mengikuti workshop ini diharapkan bisa lebih memasyarakatkan dongeng untuk anak-anak di sekitarnya,” kata Tias.
Menurutnya, mendongeng adalah salah satu cara yang efektif untuk memberikan pengajaran moral kepada anak-anak, karena mampu menyampaikan pesan secara halus dan menyenangkan.
“Mendongeng bisa mengajarkan nilai-nilai tanpa harus memarahi anak. Ini membuka pandangan baru bagi orang tua bahwa ada cara yang lebih positif untuk mendidik anak,” jelasnya.
Minat ibu-ibu terhadap mendongeng pun semakin meningkat, dan Tias berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut, meski tanpa dukungan pemerintah. Ia menginginkan peserta dan pemateri yang lebih beragam di masa mendatang agar cakupan kegiatan ini semakin luas.
Salah satu peserta, Sri Wahyuningsih, menyatakan kegembiraannya mengikuti workshop ini.
“Ilmu yang saya dapatkan sangat berguna untuk membuat anak-anak lebih aktif dan senang mendengarkan dongeng. Mendongeng adalah cara yang baik untuk memperkenalkan karakter kepada anak-anak,” ungkap Sri.
Ia berharap para peserta dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga para ibu dan pendidik lebih aktif dan semangat mendongeng, sehingga anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi yang hebat dan cerdas,” harap Sri.
Dengan dukungan dari pemerintah, Rumah Dunia terus menunjukkan komitmen untuk memajukan literasi masyarakat. Melalui berbagai program yang diadakan, diharapkan semakin banyak komunitas yang tergerak untuk memperkenalkan budaya baca-tulis di lingkungan mereka, terutama di kalangan ibu-ibu dan anak-anak.
Workshop ini menjadi salah satu langkah penting dalam upaya Rumah Dunia dan para komunitas penggerak literasi untuk membangkitkan minat baca dan literasi sejak dini, melalui kegiatan yang kreatif dan edukatif.
Mendongeng bukan hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai jembatan untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih cerdas dan berakhlak mulia.