linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Sendok dan Garpu yang Bisa Dimakan, Ramah Lingkungan
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Sendok dan Garpu yang Bisa Dimakan, Ramah Lingkungan
Gaya Hidup

Sendok dan Garpu yang Bisa Dimakan, Ramah Lingkungan

Hilal Ahmad 7 Februari 2024
Share
waktu baca 7 menit
Sendok dan garpu yang bisa dimakan. (Foto : Berita 99)
Sendok dan garpu yang bisa dimakan. (Foto : Berita 99)
SHARE

linimassa.id – Pernah tahu belum kalau ada sendok dan garpu yang bisa dimakan? Jika biasanya alat makan terbuat dari keramik, plastik dan logam, tapi kini orang banyak berinovasi membuat alat makan yang juga bisa dimakan.

Contents
IndiaAmerikaIndonesia

Mengikuti tren alat makan ramah lingkungan yang bisa didaur ulang, maka dibuat alat makan yang bisa dimakan. Dibuat dari berbagai bahan makanan sepertii sereal, roti, tepung kentang hingga cumi.

Para produsen alat makan ini sengaja membuat alat makan yang ramah lingkungan sebagai langkah untuk mengurangi sampah plastik. Selain unik, aneka alat makan ini rasanya juga enak. Tidak perlu dicuci dan disimpan.

Seperti diketahui, alat makan plastik merupakan penyumbang limbah yang jumlahnya terus meningkat. Untuk Amerika Serikat saja sudah menghasilkan 40 miliar plastik yang dibuang setiap tahunnya. Namun India sepertinya mempunyai satu solusi yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.

 

India

Founder and Directing Manager Bakey, Narayana Peesapaty, perusahaan alat makan di India menciptakan alat makan seperti garpu dan sendok yang bisa dimakan.

Alat makan tersebut terbuat dari tepung millet, beras dan gandum. Alat sekaligus makanan ini pertama kali diciptakan pada 2010.

Peesapaty adalah salah satu dari beberapa pemain yang membuat alat makan yang dapat dimakan. Produknya berkembang secara pesat di kalangan konsumen.

Melansir melalui situs CBC News, Senin, 30 Juli 2018, ia mengatakan khawatir dengan alat makan plastik. Hasil penelitian menyebutkan, komponen kimia pada alat makan plastik dapat larut ke dalam makanan. Akibatnya berimbas kepada efek kesehatan.

Peepaty juga tidak menggunakan air yang banyak untuk membuat alat ini, karena sumber daya air bisa habis sewaktu-waktu. Sebagian besar alat dibuat dari millet. Millet adalah biji-bijian Afrika kuno yang dirasa cocok untuk daerah semi kering.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Millet tidak akan banyak menyerap air, sehingga alat makan tidak cepat rusak saat terkena air. Vegan edibles mempunyai tiga rasa yang berbeda, original, manis dan pedas. Alat ini bisa disimpan selama tiga tahun.

Kita tidak harus memakan alat ini untuk membuangnya. Dalam empat hingga lima hari alat ini akan terurai dengan sendirinya.

Sejak viral di Facebook pada tahun 2016, banyak orang di seluruh dunia yang memesan alat itu secara online. Mereka membelinya melalui toko online perusahaan.

Di tengah popularitasya, Bakey tersandung masalah. Saat itu mereka mengadakan kampanye online di Kickstarter dan Ketto, lalu berhasil mengumpulkan US$300 ribu. Donatur dijanjikan diskon paket sendok oleh mereka.

Namun beberapa dari mereka memasukkan komentar pada halaman penggalangan dana, mengenai sendok yang tak kunjung mereka terima. Ia menulis di halaman Kickstarter, penundaan itu disebabkan oleh masalah produksi. Mesinnya mogok ketika penggalangan dana. Namun Peesapaty terus berusaha mengejar pesanan para donaturnya.

 

Amerika

Selain millet masih ada bahan lain yang juga dijadikan alat makan. Perusahaan Amerika seperti Bocado Handcrafted Product juga membuat sendok yang bisa dimakan. Ada pula Edible Spoon Maker (EDM) dan Wilton, menjual besi dan cetakan. Di mana konsumen bisa membuat sendiri sendok di rumah.

Hal tersebut seperti belum cukup untuk mengurangi limbah plastik. Lebih dari 8,3 miliar plastik telah diproduksi sejak 1950-an. 60 persen d antaranya telah berakhir di pembuangan akhir.

AJuru kampanye limbah di Toronto, Emily Alfred mengaku senang dengan ide tersebut. Namun solusi inovatif dan kreatif tersebut dirasa belum cukup. “Tidak akan menyelesaikan masalah karena alat yang dimakan tentu juga akan menghabiskan banyak sumber daya dan energi,” jelasnya.

 

Indonesia

Beberapa mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melakukan inovasi menarik. Yakni memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi sendok dan garpu. Tak berhenti disitu, sendok dan garpu tersebut ternyata juga bisa dimakan atau aman untuk dikonsumsi.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi limbah sampah plastik sendok dan garpu. Melansir laman resmi Unsoed, Rabu (1/9/2021), ide tersebut berawal dari adanya daerah Kabupaten Banyumas yang memiliki produksi komoditas jagung tertinggi ketiga dibandingkan dengan komoditas sumber karbohidrat lain.

Ketersediaan limbah tongkol jagung berlimpah tanpa adanya alternatif pemanfaatan oleh masyarakat sekitar, mendorong mahasiswi dari Fakultas Pertanian Unsoed untuk menciptakan solusi.

Tentu solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah limbah tongkol jagung serta meminimalisir pembuangan limbah secara percuma.

Adapun tim beranggotakan Fitri Nur Haerunnisa (Agroteknologi 2019), Isna Aulia Syahdiar (TEP 2019), Toibah (TEP 2019), Annisa Islamiati (Agroteknologi 2019), dan Salma Alif Nabilah (TEP 2020).

Kurangi limbah sendok plastik Produk ini diciptakan tidak lepas dari keterkaitan tingkat pencemaran lingkungan terutama sampah plastik. Semakin bertambahnya penggunaan sendok garpu sekali pakai, menambah jumlah sampah plastik di daerah Banyumas.

Hal ini didukung oleh kondisi pandemi Covid-19 yang mengharuskan konsumen tidak menggunakan peralatan makan secara berulang. Menurut Fitri Nur Haerunnisa selaku ketua Tim PKM, produk ini memiliki tingkat kreativitas yang cukup tinggi karena sendok dan garpu ini berbeda dari yang lain.

Produk ini diracik dengan memadukan berbagai formulasi-formulasi yang sudah pernah tim lakukan observasi.

Adapun produk ini dibuat dari limbah tongkol jagung yang digiling menjadi tepung, kemudian disangrai untuk menghilangkan bakteri.

“Selanjutnya bahan tersebut dicampurkan dengan bahan-bahan lain yang 100 persen aman dikonsumsi,” ujarnya.

Fitri menjelaskan, limbah tongkol jagung diubah menjadi sendok garpu biodegradable yang diberi nama Sepunsoed (Sendok Garpu Biodegradable dari Unsoed). Keunggulan produk dibandingkan dengan produk ramah lingkungan lainnya adalah dapat langsung dimakan, tidak perlu dicuci, mudah, dan praktis.

Produksi Sepunsoed didukung dari pendanaan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristek) 2021 bidang kewirausahaan.

Tentu, kegiatan ini tak lepas dari dukungan dan bimbingan dari dosen pendamping, Dian Novitasari, S.TP., M.Si. Untuk saat ini, Sepunsoed telah dipasarkan secara masif melalui berbagai macam e-commerce dan dipasarkan juga melalui sosial media seperti Instagram dan WhatsApp.

Sepunsoed diharapkan dapat mengurangi banyaknya sampah plastik, khususnya sampah dari sendok dan garpu sekali pakai, meningkatkan nilai tambah limbah tongkol jagung, dan membuka peluang usaha baru.

Ternyata, bahwa produk ini mendapatkan respon positif dari para konsumen. Tercatat sudah lebih dari 300 pcs sendok garpu terjual sejak peluncuran pertama awal Agustus. Terlebih, menurut survei yang dilakukan oleh tim bahwa potensi pasar dari produk ini sangat besar.

Oleh karena itu, sebagai upaya keberlanjutan usaha, mereka berencana mendaftarkan produk untuk mendapatkan izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) agar produk dapat bersaing dengan produk pabrikan, keamanan, dan mutu produk terjamin. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Rumah Debat
Perkuat Eksistensi, Rumah Debat Gelar Audiensi dengan Wakil Walikota Serang
Pendidikan
Lagu So Pirang
Lagu So Pirang Kini Jadi Trend Terbaru TikTok
News
RT Gen Z di Jakarta Utara
Viral! Aksi RT Gen Z di Jakarta Utara Perbaiki Jalan Rusak
News
anime Gachiakuta
Anime Gachiakuta Tayang 2025, Mengisahkan Aksi Brutal dan Kritik Sosial
Gaya Hidup
Justin Bieber
Justin Bieber Resmi Rilis Album Baru Bertajuk Swag
Gaya Hidup
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?