SERANG, LINIMASSA.ID – Sangat mengerikan, kasus penyakit diabetes melitus (DM) di Provinsi Banten mengalami kenaikan signifikan di tahun 2024.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten mencatat terdapat 225 ribu warga Banten terindikasi menderita penyakit diabetes atau gula.
Kepala Dinkes Banten Dr. Ati Pramudji Hastuti mengatakan, kasus penyakit diabetes di Provinsi Banten sangat tinggi. Ia tidak menampik jika jumlah itu melonjak dibandingkan pada tahun 2023 lalu.
“Terdapat kenaikan penderita diabetes di tahun ini dibandingkan dengan tahun 2023, di mana pada tahun ini total suspect penderita diabetes mencapai 225.026 kasus. Sedangkan pada tahun 2023, jumlahnya di bawah 200 ribu kasus,” ujar Kadinkes Banten belum lama ini.
Ia pun mendetail jika jumlah penderita diabetes di Banten pada tahun 2023 kemarin sebanyak 176.538 kasus. Kadinkes menuturkan, jika pihaknya memang rutin melakukan pendataan penderita diabetes, hal ini pun sudah menjadi standar pelayanan minimal (SPM) dari tiap Dinkes kabupaten dan kota.
![Waspada Diabetes, 225 Ribu Warga Banten Terindikasi Jadi Penderita 2 diabetes](https://linimassa.id/wp-content/uploads/2024/11/gen-z-diabetes.jpeg)
“Kita punya SPM untuk bisa mendata semua penderita diabetes. Sehingga para penderita itu nantinya dapat diberikan pelayanan intensif,” ungkapnya.
Lebih jauhnya, Ati menuturkan, dari ratusan ribu kasus penderita diabetes itu, terdapat beberapa diantaranya merupakan anak-anak. Dirinya menyoroti pola hidup saat ini, di mana banyak anak-anak mengkonsumsi gula secara berlebih sehingga menyebabkan diabetes.
“Mayoritas yang menderita itu selain orang tua, ada juga anak-anak. Namun, saat ini ada tren yang meningkat adalah generasi muda itu mulai banyak juga yang terindikasi kena (diabetes,-red),” pungkasnya.
Gen Z di Banten Rentan Terkena Diabetes
![Waspada Diabetes, 225 Ribu Warga Banten Terindikasi Jadi Penderita 3 Diabetes](https://linimassa.id/wp-content/uploads/2024/11/Kadinkes-Banten.jpeg)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten menyebut jika Generasi Z alias Gen Z di Banten dengan usia 15 tahun ke atas rentan terkena penyakit diabetes.
Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, total penderitaan diabetes di Banten pada Januari Oktober 2024 sebanyak 225.026 kasus.
“Dari 225.026 penderita diabetes ini, 25 kasus diantaranya merupakan anak-anak dan sisanya merupakan penderita dengan rentan usia diatas 15 tahun,” kata Kadinkes belum lama ini.
Ati mengungkapkan, saat ini masalah diabetes tidak hanya terjadi bagi kalangan orang tua, namun juga para remaja. Ia pun menyoroti pola hidup yang tidak sehat dari para remaja ini.
![Waspada Diabetes, 225 Ribu Warga Banten Terindikasi Jadi Penderita 4 Komplikasi Diabetes](https://linimassa.id/wp-content/uploads/2024/11/kopmlikasi-diabetes.png)
Katanya, diabetes terhadap orang tua dapat terjadi karena menurunnya sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi insulin. Ataupun bawaan penyakit penyerta lainnya. Penyakit ini juga dapat menurun ke anak-anak mereka.
“Namun, untuk generasi Z atau para generasi muda itu disebabkan pola gaya hidup yang tidak sehat. Banyak mengkonsumsi gula berlebih dan kurang beraktifitas atau olahraga,” ungkapnya.
Pihaknya pun tidak tinggal diam melihat kondisi ini, sebab gen Z ini merupakan para generasi penerus bangsa yang akan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas di tahun 2045.
Beragam upaya pun telah pihaknya lakukan, seperti rutin melakukan pemeriksaan kesehatan diabetes kepada anak remaja usia di atas 15 tahun yang dilakukan ke sekolah menengah di Banten.
![Waspada Diabetes, 225 Ribu Warga Banten Terindikasi Jadi Penderita 5 Diabetes](https://linimassa.id/wp-content/uploads/2024/11/cegah-diabetes.png)
“Bila ditemukan adanya indikasi diabetes, maka kita arahkan agar penderita itu rutin berobat ke faskesnya,”ucapnya.
Selain kepada para siswa sekolah, pemeriksaan diabetes juga dilakukan pihaknya kepada para calon pengantin yang akan menikah. Hal itu dilakukan mengingat, diabetes ini dapat menurun ke anak mereka nanti.
“Jadi mereka yang ingin menikah dianjurkan untuk cek kesehatan diabetes terlebih dahulu. Sehingga diharapkan dapat mengurangi adanya penyakit genetik yang diturunkan dari orang tua,” pungkasnya.