linimassa.id – Setelah pedagang tempe, kini giliran penjual daging sapi dan rumah pemotongan hewan yang melakukan aksi mogok. Akibatnya, selama lima hari ke depan, tak ada daging sapi dipasaran.
Di Pasar Serpong misalnya, lapak pedagang sapi tampak kosong melompong. Tak ada aktivitas penjualan daging sapi di sana.
“Pedagang daging mogok lima hari,” kata pengawas Pasar Serpong, Malikin Karya, Senin (1/3/2022).
Karya menerangkan, aksi mogok dagang itu dilakukan sebagai bentuk protes lantaran naiknya harga daging dan pakan sapi. Semula dari Rp110 ribu per kilogram, kini naik Rp10 ribu menjadi Rp120 ribu per kilogram.
“Ada kenaikan harga daging dan pakannya. Jadi mereka protes lalu mogok berjualan,” ungkapnya.
Terpisah, pemilik rumah potong hewan di Pamulang Wandi mengatakan, terhitung sejak hari ini pihaknya juga ikut menghentikan aktivitas pemotongan hewan.
Hal itu dilakukan untuk menghormati kesepakatan paran penjual daging.
“Kita hanya berpartisipasi, karena pedang mogok jadi kita ikut,” katanya.
Wandi menerangkan, saat ini harga daging sapi impor terus alami kenaikan, begitu juga dengan harga sapi hidup. Semula Rp51 ribu, kini menjadi Rp57 ribu per kilogramnya.
Selain itu, harga daging sapi di rumah potong pun ikut alami kenaikan. Semula dijual Rp102 ribu kini menjadi Rp107 ribu perkilogramnya.
“Daging sulit di jual di pasar dan harga sapi import bakalan melambung tinggi. Ditambah harga bahan baku pakan ternak juga mengalami kenaikan,
sehingga kita sulit untuk menahan kenaikan harga,” keluhnya. (red)