linimassa.id – Indonesia saat ini masih menghadapi pandemi Covid-19. Tetapi, selain wabah tersebut ada hal lain juga yang tak kalah berbahayanya yakni berita bohong atau hoax.
Fenomena hoax muncul seiring dengan munculnya media sosial. Kebebasan berpendapat yang kebablasan di media sosial ini seperti mata pisau yang menikam. Banyak orang yang mendapat informasi sesat sehingga menimbulkan perpecahan dan mengancam persatuan.
Hoax seperti fitnah, lebih kejam dari pembunuhan. Menjamurnya hoax dapat menggangu kesatuan bangsa Indonesia, menggangu toleran dan kerukunan serta menggangu kedamaian dan kenyamanan.
Jika dibiarkan berkeliaran dan menjadi santapan setiap hari di media massa, maka akan merusak karakter bangsa sehingga menjadi bangsa yang suka mengadu domba, memfitnah dan menjelekkan orang.
Maka tugas pemerintah, terutama menteri bagian komunikasi dan informatika serta menteri agama dan menteri pendidikan dan kebudayaan memberantas informasi hoax yang menjamur.
Supaya anak bangsa menjadi cerdas dan beradab. Sehat akal dan hatinya, bukan menjadi anak bangsa yang pandai membuat hoax atau fitnah dengan sebangsanya.
Informasi hoax banyak juga mengandung fitnah. Padahal, Tuhan mengingatkan bahayanya fitnah lebih kejam dari pembunuhan “Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan” [QS. Al-Baqarah [2]: 191].
Maka itu, pembuat hoax atau fitnah harus dihukum. Karena Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa dan berkeadilan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Jangan biarkan hoax tumbuh subur di Indonesia, harus dilenyapkan dan ditutup rapat oleh pemerintah untuk kesatuan, keamanan dan kedamaian bangsa dan masyarakat Indonesia.
Para pemimpin yang bijaksana tidak akan membiarkan segelintir orang yang akan memecahkan persatuan dan kedamaian serta membahayakan banyak orang yang tidak merasa nyaman dengan menyebar hoax yang menjijikan bagi manusia yang sehat akal dan bersih hatinya.
Bahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq menyatakan bahwa kejujuran adalah amanah sedangkan kebohongan adalah penghianatan. Jika perbuatan kekejian menyebar pada suatu kaum, Allah akan menyebarkan bencana atau wabah kepada mereka.
Ketakwaan adalah hal yang mencakup segala petunjuk yang akan mengantarkan kalian kepada hakikat Islam. Sungguh berbahagia orang yang taat kepada pemimpin yang memerintahkan kebajikan dan melarang kemungkaran.
Bencana akan selalu hadir di Indonesia bila hoax hidup subur dengan membawa virus dusta atau kebohongan, sehingga virus ini menjadi suatu fitnah dan kejahatan yang dapat menutupi kebenaran. Sesungguhnya kebenaran itu akan membawa keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat.
Rasulullah Saw. mengingatkan dengan sabdanya “Hendaklah kamu selalu benar, sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga, selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia dicatat di sisi Allah seorang yang benar atau jujur. Hati-hati terhadap dusta atau bohong, sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka, selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta atau pembohong” [HR. Bukhari].
Pemerintah harus turun tangan menghadapi hoax yang sangat berbahaya dalam berbangsa, beragama dan bermasyarakat. Dengan adanya virus hoax ini, akan menimbulkan perpecahan kalau terus-menerus dibiarkan menyebar, maka akan menimbulkan penyakit dan penyimpangan. Karena hal itu mengandung kemunafikan dalam hati dan pemikirannya.
Rasulullah Saw. bersabda “Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati dan bila diamanati dia berkhianat” [HR. Muslim].
Oleh karena itu, hindari perbuatan yang tidak terpuji dan berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Akibat perbuatan ini akan dicatat oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai pendusta, pembohong dan penghianat terhadap agama dan negaranya.
Walaupun pembuat hoax merasa tenang karena ada pendukung dan mendapat uang yang diperolehnya, tetapi itu tidak membawa keberkahan dan hatinya pun tidak akan merasakan kenyamanan dan ketenangan.
Mereka pembuat hoax tidak akan selamanya hidup di muka bumi dan tidak selamanya akan berbicara dan menulis, maka suatu saat mulut dan tangannya akan menjadi kaku serta seluruh tubuhnya juga akan melemas karena kematian menghampirinya.
Penulis: