linimassa.id – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berkomitmen mewujudkan misi ke-lima Pemerintah Kabupaten Tangerang yakni Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Dalam mewujudkan misi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berfokus pada isu strategis tentang Penanganan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan yang belum optimal.
Penanganan isu strategis itu dilakukan dengan program unggulan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang yaitu Kita Peduli Permasalahan Limbah dan Sampah (KIPRAH) yang kemeudian dijabarkan menjadi 4 program. Di antaranya Optimalisasi TPS3R, Pembentukan Bank Sampah, Budidaya Biokonversi Maggot, dan Revitalisasi TPA.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang Achmad Taufik mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk penanganan isu strategis Penanganan Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan yang belum optimal. Mulai dari pengoptimalan TPS3R hingga pembinaan pelaku industri.
Taufik menerangkan, pada 2022 ini tercatat ada 29 TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu – Reduce, Reuse, Recycle) dan 1 sedang dalam proses pembangunan. TPS3R tersebut tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tangerang. Volume sampah yang ditangani mencapai 44,942 kilogram perharinya.
“Upaya penanganan persoalan sampah merupakan salah satu Program Unggulan Bupati Tangerang yang tertuang dalam RPJMD 2019-2023 yaitu Program KIPRAH (Kita Perduli Permasalahan Sampah). Untuk indikator keberhasilannya adalah adanya program pengurangan sampah dimana telah terbangun sebanyak 29 TPST3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu – Reduce, Reuse, Recycle), terbentuknya 92 Kelompok Bank Sampah, dan penerapan program Kurasaki (Kurangi Sampah Sekolah Kita) di sekitar 300 lebih sekolah dan indikator ini sudah melampaui target RPJMD yang ada,” terang Taufik.
Taufik menuturkan ada peningkatan signifikan pada perkembangan bank sampah mulai dari jumlah hingga omzet meningkat pesat. Pada 2020 jumlah bank sampah tercatat ada 59 unit dengan nasabah 1.780 dan volume sampah yang ditangani mencapai 26.998.703 kilogram dengan omzet mencapai Rp40 juta lebih.
Tahun berikutnya pada 2021 jumlah bank sampah bertambah menjadi 69 unit dengan jumlah nasabah 1.841 dan sampah yang ditangani mencapai 31.126.774 kilogram. Sementara omzetnya mencapai Rp45 juta lebih.
Jumlah bank sampah meningkat drastis menjadi 103 unit di tahun 2022. Dengan jumlah nasabah mencapai 2.058 dengan volume sampah yang ditangani mencapai 39.385.720 kilogram. Omzetnya mencapai Rp59 juta lebih.
“Proses pembentukan Bank Sampah Induk juga sedang dijalankan, hal ini perlu untuk dilaksanakan mengingat saat ini Pemerintah Daerah belum mempunyai Bank Sampah Induk yang berguna untuk membimbing, mengakomodir dan juga membeli sampah-sampah yang ada di Bank Sampah Unit yang tersebar di seluruh Kabupaten Tangerang,” tutur Taufik.
Selain bank sampah, DLHK juga mendorong penanganan sampah melalui budidaya maggot. Saat ini, tercatat ada 31 pengelola budidaya maggot. Setiap harinya, para pembudidaya maggot itu dapat menyerap sampah mencapai 5.140 kilogram perhari dengan kapasitas produksi maggot mencapai 336 kilogram perhari.
“Sudah terdapat beberapa pembudidaya maggot yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Tangerang. Adapun manfaat dari adanya maggot tersebut yaitu selain dapat mengurai sampah organik juga dapat bernilai ekonomis sebagai pakan ternak (ikan & burung) dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pangan protein tambahan,” jelasnya.
Sementara soal pencemaran air sungai dan udara, Taufik menjelaskan, untuk memantau kualitas air sungai dan badan air secara berkala, dilakukan uji laboratorium sebanyak dua kali dalam setahun. Selain itu, untuk memantau secara kontinu dan real time telah dilakukan pemasangan alat Online Monitoring Sistem (ONLIMO) di 3 lokasi, yaitu 2 lokasi berada di Sungai Cisadane (Cisauk dan Kalibaru Pakuhaji) dan 1 lokasi berada di Sungai Cidurian (Kresek).
“Untuk memantau kualitas udara selain secara berkala dilakukan uji udara ambient dengan metode passive sample di 4 tatanan (lalu lintas, kawasan industri, permukiman dan perkantoran/puspem) yang rencananya melalui anggaran APBD tahun 2022 ini akan dilakukan pemasangan AQMS (Air Quality Monitoring System) yaitu pemasangan alat untuk mengukur kualitas udara secara direct reading, kontinu dan real time,” papar Taufik.
Tak hanya itu, DLHK Kabupaten Tangerang juga membentuk Kampung Proklim di 11 lokasi. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat melalui pembinaan kepada masyakarat tentang pentingnya menciptakan iklim yang bersih. Sedangkan untuk pembinaan lingkungan sejak usia dini didukung melalui program Sekolah Adiwiyata yang ada di 254 sekolah.
“Pembinaan melalui sosialisasi dan bintek terus digalakkan agar menumbuhkan kesadaran baik pada para pelaku usaha dan seluruh masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap lestari seperti mengolah limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke lingkungan dan taat mengurus perizinan untuk berusaha dan senantiasa mengupayakan lingkungan yang bersih serta sehat,” tegasnya.
Untuk mengurangi sampah plastik, saat ini DLHK juga sedang dalam proses penyusunan Peraturan Bupati tentang Pengurangan Sampah Plastik di toko ritel modern. Dengan adanya Perbup tersebut diharapkan toko-toko ritel sudah tidak menggunakan kantong plastik sebagai kantong belanja dan beralih ke tas kain untuk mengurangi volume timbunan sampah plastik di Kabupaten Tangerang.
“Saat ini kami juga tengah fokus melakukan Pengelolaan dan Pengolahan TPA dengan teknologi baru terbarukan yang ramah lingkungan,” pungkas Taufik. (Adv)