SERANG, LINIMASSA.ID – UKM Kewirausahaan Untirta atau Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membuktikan bahwa Ramadan bisa menjadi momen emas untuk berbisnis sekaligus mengasah keterampilan kewirausahaan.
Ramadan sering kali menjadi alasan untuk seseorang bermalas-malasan, terutama karena kondisi fisik yang lemas akibat berpuasa. Namun, sebenarnya ada banyak cara untuk tetap produktif selama bulan suci ini. Salah satunya adalah dengan berwirausaha.
Setiap tahun, UKM Kewirausahaan Untirta mengadakan program KWU in Ramadan, yaitu kegiatan bazar yang menjual berbagai macam takjil dan makanan ringan di depan kampus Untirta Pakupatan.
Program ini tidak hanya menjadi ajang untuk berjualan, tetapi juga memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam dunia bisnis.
Dengan memanfaatkan momentum Ramadan, UKM ini berhasil menciptakan wadah yang mendukung anggotanya untuk mengembangkan jiwa wirausaha mereka.
Ketua Umum UKM Kewirausahaan Untirta, Aditya Saputra, menjelaskan bahwa inisiatif ini berawal dari banyaknya anggota serta pengurus UKM Kewirausahaan yang memiliki produk dan berjualan secara individu.
“Karena kita punya wadahnya, kita inisiatif untuk berjualan saat Ramadan. Selain melihat peluang yang besar, kita juga membantu pengurus untuk menambah penghasilan pribadi maupun untuk kas UKM,” ujarnya.
Bazar ini pertama kali dijalankan pada tahun 2023 dan terus berlanjut hingga kini karena tingginya keuntungan yang diperoleh. Selain berjualan di bulan Ramadan, UKM Kewirausahaan juga aktif berpartisipasi dalam berbagai bazar yang diadakan saat wisuda dan event besar lainnya.
UKM Kewirausahaan Untirta

UKM Kewirausahaan Untirta juga membuka peluang kemitraan bagi mahasiswa yang ingin menitipkan produknya untuk dijual di bazar ini.
Bazar KWU in Ramadan ini beroperasi setiap hari selama dua minggu di bulan Ramadan, mulai pukul 16.30 hingga 17.30 WIB. Beragam produk makanan dan minuman dijual, seperti magic water, gorengan, sando, puding, bubble gum, keripik pisang, dimsum, siomay, cilok, dan masih banyak lagi.
Selain mendapatkan keuntungan finansial, program ini juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan wirausaha anggota UKM Kewirausahaan Untirta . “Program ini sangat membantu dalam mengasah keterampilan promosi, menawarkan produk, dan melatih mental wirausaha,” kata Aditya.
Dalam menjalankan bazar, UKM Kewirausahaan Untirta membentuk tim yang bertugas menjaga stan setiap harinya.
Lima orang pengurus ditugaskan secara bergilir untuk mengelola penjualan dan memberikan pelayanan kepada pembeli. Sebelum bazar dimulai, UKM Kewirausahaan Untirta juga mengadakan briefing dan setelah acara diadakan evaluasi harian guna meningkatkan efektivitas penjualan.
Meski memiliki prospek yang besar, UKM Kewirausahaan Untirta tetap menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah keterbatasan inventaris.
“Kami punya pasar dan peluang besar, tapi masih terkendala peralatan seperti meja, kursi, dan banner. Untuk menyiasatinya, kami melakukan peminjaman dan penyewaan,” tambahnya.
Selain itu, persaingan dengan penjual lain juga cukup ketat, sehingga promosi melalui media sosial dan grup mahasiswa menjadi strategi utama dalam menarik pelanggan.
Aditya berpesan kepada mahasiswa yang ingin memulai usaha agar tidak takut gagal. “Jangan pernah menunggu modal, karena modal utama adalah mentalitas.
Kalau terus mempermasalahkan modal, bisnis hanya akan menjadi angan-angan. Mulai saja dulu, karena dari kegagalan kita bisa belajar dan mengevaluasi,” tutupnya.
Anggota Direktur Business Center UKM Kewirausahaan Untirta sekaligus Penanggungjawab Bazar, Novia Syafitri, menyatakan bahwa program ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam berjualan dan memasarkan produk mereka.
“Karena ini pertama kali bagi saya, ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki. Tapi sejauh ini menyenangkan karena bisa belajar jualan dan bantu teman-teman mahasiswa menjual produk mereka sendiri,” ujarnya.
Novia menambahkan, selain mengelola bazar takjil, Direktur Business Center UKM Kewirausahaan juga memiliki program Tirtayasa Promotion untuk mempromosikan produk mahasiswa secara online.
Kedepannya, mereka berencana mengikuti berbagai bazar di event tertentu serta membuka merchandise store untuk memproduksi perlengkapan seperti PDH, lanyard, dan goody bag.
Kehadiran bazar ini tidak hanya menjadi ajang usaha, tetapi juga menginspirasi mahasiswa untuk lebih produktif selama Ramadan.