linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Translokasi Badak Jawa Dapat Penolakan, Kepala Balai TNUK Temui Bupati
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > News > Translokasi Badak Jawa Dapat Penolakan, Kepala Balai TNUK Temui Bupati
News

Translokasi Badak Jawa Dapat Penolakan, Kepala Balai TNUK Temui Bupati

Andra 2 Desember 2025
Share
waktu baca 4 menit
Badak Jawa
Ilustrasi Badak Jawa, (Foto : Forest Digest)
SHARE

PANDEGLANG, LINIMASSA – Wakil Bupati Pandeglang, Iing Andri Supriadi, menolak program pemindahan (translokasi) Badak Jawa.

Diketahui, translokasi ini dilakukan dari Semenanjung Ujung Kulon ke kawasan Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) setelah kematian seekor badak bernama Musofa di lokasi tersebut.

JRSCA yang berada di kawasan selatan Gunung Honje dengan luas sekitar 5.100 hektare merupakan bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), yang dikembangkan sebagai perluasan habitat alami guna mendorong peningkatan populasi Badak Jawa.

Di area ini telah disiapkan fasilitas riset, pemantauan perilaku, serta upaya pengembangbiakan yang mendukung konservasi jangka panjang.

Namun kenyataannya, Musofa—badak jawa yang baru dipindahkan dari Semenanjung Ujung Kulon—tidak bertahan hidup. Ia diduga mengalami penyakit kronis yang telah berlangsung lama dan tidak dapat diselamatkan meski mendapat penanganan medis intensif.

Kabar kematian Musofa membuat Wabup Iing murka. Ia menilai translokasi terlalu berisiko bagi satwa langka tersebut.
“Kami sangat kehilangan. Badak Jawa adalah ikon Pandeglang dan keberadaannya harus dijaga dengan baik,” ujarnya, Selasa 2 Desember 2025.

Iing berharap Balai TNUK memperhatikan keamanan serta kelayakan habitat sebelum memutuskan pemindahan satwa, agar tidak terjadi insiden serupa.

Ia merasa translokasi belum memiliki kajian ilmiah yang matang dan rawan memicu stres atau gangguan kesehatan pada badak.

Ia juga menyoroti minimnya transparansi Balai TNUK terkait rencana pemindahan maupun kabar kematian Musofa.
“Seharusnya analisis lengkap disampaikan ke publik sejak awal, bukan setelah kejadian,” kata Iing.

Balai TNUK: Translokasi Badak Jawa Berstandar Internasional

Kepala Balai TNUK, Ardi Andono, menegaskan bahwa proses translokasi Musofa, Badak Jawa telah melalui perencanaan komprehensif dengan melibatkan ahli konservasi dari dalam dan luar negeri, dokter hewan, TNI, serta berbagai mitra.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Ardi menjelaskan bahwa kondisi genetik populasi Badak Jawa di alam sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian IPB University, Badak Jawa hanya memiliki dua haplotipe genetik, dengan tingkat inbreeding haplotype 1 mencapai 58,5 persen.

Karena itu, perlu program penguatan populasi melalui breeding terarah, pemanfaatan Assisted Reproductive Technology (ART), hingga biobank.

Menurutnya, Musofa dipindahkan tanpa cedera dan menunjukkan adaptasi awal yang baik. Namun pada 7 November 2025, kondisinya menurun drastis.

Nekropsi tim SKHB IPB University menemukan penyakit kronis pada lambung, usus, dan otak, serta infeksi parasit berat dan beberapa luka lama akibat interaksi alami di habitat liar.

“Faktor tersebut menjadi tantangan medis yang tidak dapat diatasi,” ujar Ardi. Temuan ini, lanjutnya, penting sebagai dasar memperkuat deteksi dini penyakit pada populasi Badak Jawa di habitat alami.

Balai TNUK bersama akademisi dan mitra konservasi kini menyiapkan analisis lanjutan untuk meningkatkan pengelolaan kesehatan dan habitat satwa tersebut.

Ardi juga menanggapi penolakan Wabup. Menurutnya, kemungkinan Wabup belum menerima informasi lengkap mengenai translokasi, karena selama ini koordinasi lebih banyak dilakukan dengan Bupati dan pejabat teknis.

“SOP, analisis risiko, simulasi, dan semua prosedur dijalankan dengan hati-hati. Kami juga sangat berduka atas kematian Musofa,” ujarnya.

Ia meyakini Pemkab Pandeglang tetap mendukung program konservasi jangka panjang, termasuk “Operasi Merah Putih” untuk memperkuat keanekaragaman genetik Badak Jawa.

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
26 November 2025
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Terkini

Anyer dan Cinangka
Anyer dan Cinangka Masuk Zona Rawan Hidrometeorologi
News
Ibu hamil di Lebak
Ibu Hamil di Lebak Ditolak di Rumah Sakit, Warga Pertanyakan Kualitas Pelayanan
News
Durian Baduy
Durian Baduy Sedang Musim, Pedagang Raup Untung Banyak
News
Wali Kota Tangsel
Wali Kota Tangsel Dukung Masyarakat Setu: Dampingi Penindakan Pembongkaran hingga Komunikasi Intens ke Gubernur
Pemerintahan
Festival Buku
Festival Buku UIN Banten 2025 Resmi Dibuka, Diskon 70%
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?