linimassa.id – Toleransi beragama merupakan aspek vital dalam menjaga keharmonisan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang beragam.
Mengingat adanya berbagai suku, budaya, dan agama di wilayah ini, menjaga kerukunan umat beragama menjadi sangat penting untuk meminimalisir terjadinya konflik.
Peran generasi muda dalam mempromosikan toleransi tidak bisa diabaikan. Pemuda sering kali terlibat dalam gerakan dan kegiatan yang mempromosikan sikap dan perilaku toleran.
Dengan kreativitas dan semangat yang mereka miliki, kaum muda dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menyebarkan pesan-pesan toleransi di masyarakat.
Hal ini jugalah yang dirasakan oleh Ketua Karang Taruna Tangsel Fikri. Dia menekankan betapa pentingnya para pemuda bersama-sama berkolaborasi dan meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat di semua kalangan akan pentingnya toleransi beragama.
“Peran generasi muda sangatlah penting dalam edukasi mengenai toleransi beragama, karena kaum muda seringkali melakukan gerakan-gerakan atau kegiatan, dengan cara ini kita bisa mempromosikan sikap dan perilaku kita untuk menunjukan toleransi tersebut,” ujar Fikri, Kamis (16/05/2024).
Namun, ia pun menyadari bahwa pada zaman sekarang ini, tantangan dan dinamika toleransi beragama masyarakat di Kota Tangerang Selatan cukup kompleks.
Sebagai salah satu kota yang berdekatan dengan ibu kota, Tangsel menghadapi berbagai masalah yang bisa mempengaruhi upaya mempromosikan toleransi.
Interaksi antara beragam kelompok sosial dan agama memerlukan pendekatan yang hati-hati dan inklusif.
Untuk itu, di era digitalisasi ini, Fikri mengajak para pemuda agar dapat memanfatkan berbagai platform media sosial guna menyebarluaskan edukasi terkait toleransi dan menghentikan penyebaran kebencian atau disinformasi.
“Media sosial menjadi salah satu media informasi yang saat ini cukup tinggi digunakan oleh kaum mudah untuk menyampaikan ide masukan ataupun kritikan terhadap sesuatu di wilayah, karnanya perlu ada pemahaman yang diketahui oleh para pemuda bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak,” ucapnya.
Tidak hanya itu, untuk menyatukan pemuda dari berbagai latar belakang, diperlukan program dan kegiatan khusus yang melibatkan mereka dalam dialog dan kerjasama.
Menurutnya, pertemuan antara pemuda dan organisasi keagamaan bisa menjadi forum penting untuk menjaga kondusifitas wilayah dan mempromosikan toleransi antar agama dan budaya.
Meski sudah banyak upaya edukasi yang dilakukan, efektivitasnya masih perlu ditingkatkan. Salah satu kendala adalah kurangnya keterlibatan unsur pemuda lintas agama dan organisasi. Mengintegrasikan lebih banyak pemuda dalam program-program ini akan meningkatkan dampak edukasi tentang pentingnya toleransi.
Karang Taruna, sebagai organisasi sosial, berharap para pemuda di Kota Tangerang Selatan bisa menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan keberagaman.
“Harapan kami dari karang taruna sebagai organisasi sosial tentunya bagaimana para pemuda di Kota Tangsel ini menjadi garda terdepan untuk terus mensosialisasikan keberagaman baik suku, budaya dan agama,” tuturnya.
Dengan peran aktif generasi muda, dukungan dari pemerintah, dan penggunaan media sosial yang bijak, Tangerang Selatan dapat menjadi contoh kota yang berhasil mengelola keragamannya dengan damai dan harmonis.
Sebelumnya, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menggelar pertemuan dangen warga dan tokoh masyarakat untuk sinergi meningkatkan toleransi paska kesalahpahaman di Babakan, Setu.
Pertemuan itu dilakukan Benyamin di Rumah Dinas Wali Kota Tangerang Selatan, di Wilayah Serpong, pada Selasa (14/05/2024).
Benyamin mengatakan, pertemuan tersebut menunjukkan bahwa Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang aman dan nyaman untuk semua suku dan agama. Baginya, permasalahan yang sempat ada murni kesalahpahaman yang terjadi di antara kedua pihak.
Bagi Benyamin, suasana kondusifitas yang selama ini terbangun di Tangerang Selatan berkat semua pihak tanpa terkecuali. Untuk itu, ia menegaskan bahwa tidak ada lagi hal-hal yang dapat merusak kebhinekaan di Tangerang Selatan.
Pertemuan itu, kata Benyamin, menunjukkan semangat kedamaian dan toleransi dalam menyelesaikan permasalahan yang melibatkan berbagai pihak.
Diharapkan langkah-langkah konstruktif ini terus berlanjut untuk memperkuat kerukunan dan menciptakan lingkungan yang harmonis serta kondusif di Tangerang Selatan.
“Jadi kita semua saling meminta maaf dan memberi maaf, karena kita adalah anak bangsa. Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sama, kita juga berharap, ini pelajaran yang paling berharga di kehidupan kita. Dan ini tidak boleh terulang lagi,” kata Benyamin. (Adv)