linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Tie Dye, Menyulap Pakaian Kesayangan jadi Baru Lagi
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Tie Dye, Menyulap Pakaian Kesayangan jadi Baru Lagi
Gaya Hidup

Tie Dye, Menyulap Pakaian Kesayangan jadi Baru Lagi

Hilal Ahmad 19 September 2023
Share
waktu baca 4 menit
Tie dye teknik pewarnaan untuk pakaian kesayangan..
Tie dye teknik pewarnaan untuk pakaian kesayangan..
SHARE

linimassa.id – Beberapa waktu lalu, Teknik pewarnaan tie dye pada kain menjadi sangat digemari. Pakaian putih kesayangan yang warnanya sudah pudar bisa didaur ulang dengan teknik tie dye.

Contents
KebebasanBukan Ikat Celup

Ini adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyulap pakaian kesayangan menjadi seperti baru.

Tie dye adalah teknik pewarnaan kain dengan zat pewarna untuk menghasilkan pola tertentu yang menarik.

Nama tie dye berasal dari bahasa Inggris, tie yang artinya mengikat dan dye yang artinya pewarna. Sesuai dengan arti harafiah tersebut, tie dye dilakukan dengan teknik membuat ikatan-ikatan pada kain menggunakan tali atau karet sebelum kain dibubuhi zat pewarna.

Bagian kain yang tertutup tali atau karet tidak akan terkena pewarna sehingga menghasilkan aneka motif istimewa.

Teknik tie dye pertama kali dikenal di Afrika sekitar 600 tahun silam. Para imigran Afrika yang berpindah tempat tinggal sekitar tahun 1700 hingga 1800-an mulai membawa keterampilan tersebut ke Amerika.

Perkembangan tie dye di Amerika berlangsung pesat, terutama sejak kemunculan budaya hippie pada tahun 1960-an. Bahkan, tren tersebut juga merambah ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Di tanah air, tie dye lebih dikenal dengan istilah jumputan. Tren tie dye di Indonesia kembali populer pada tahun 2020 saat banyak orang merasa bosan beraktivitas #DiRumahAja akibat pandemi Covid-19.

Salah satu kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan selama berada di rumah adalah daur ulang pakaian dengan teknik tie dye.

Definisi tie dye menurut kamus Oxford Languages, ialah proses membentuk beberapa pola pada kain atau pakaian dengan cara membentuk dan mengikatnya, lalu diberikan warna.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Pada tahun 1960-an, kain tie dye ini merupakan sebuah bentuk ekspresi kebebasan dari norma sosial yang ketat pada tahun 1950-an.

 

Kebebasan

Dengan kombinasi warna-warna yang mencolok, memang dapat membangkitkan rasa semangat dan keceriaan bagi siapapun yang melihat maupun menggunakannya.

Selain itu, seperti yang dilansir dari The Wall Street Journal, motif kain tie dye yang beragam dan individual menjadikan aktivitas membuat kain ini menjadi pilihan untuk mengisi waktu di rumah selama lockdown.

Tidak heran, bahwa kain tie dye yang pertama kali populer pada tahun 1960-an ini, menjadi tren saat pandemi mulai menyerang dunia pada tahun 2019 hingga 2020.

Tie dye merupakan tren fesyen yang bisa dibilang tak lekang oleh waktu dan sangat digemari masyarakat, terutama generasi muda.

 

Bukan Ikat Celup

Kain tie dye seringkali diidentikan dengan kain ikat celup. Kedua jenis kain ini memang memiliki satu karakteristik yang sama, yakni sama-sama diikat terlebih dahulu sebelum di diwarnai. Namun, sebenarnya terdapat beberapa perbedaan antara kain tie dye dengan kain ikat celup.

Misalnya pada tie dye setelah diikat, kain dibubuhi pewarna atau pencerah pakaian (bleach) sementara pada kain ikat, setelah diikat, kain dicelupkan ke pewarna.

Pada tie dye, warna yang digunakan bisa bermacam-macam. Sementara untuk kain ikat celup, warna terbatas sesuai dengan warna cairan dimana kain dicelupkan.

Tidak ada bentuk baku pada motif yang dihasilkan pada tie dye, sementara kain ikat celup motif yang dihasilkan berbentuk baku, seperti: garis, spot, pelangi, jumputan, sesirangan.

Untuk tie dye umumnya menggunakan pencerah pakaian (bleach) maupun pewarna tekstil bahkan bisa menggunakan pewarna makanan. Sedangkan pada ikat kait celup, pencelupan biasanya menggunakan zat warna yang membutuhkan proses pencelupan panas seperti zat warna direk dan zat warna sulfur.

Nah, semakin kenal dengan kain tie dye bukan? (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Pondok Aren
Rumah Janda di Pondok Aren Tangsel Ambruk Diterjang Hujan Deras
News
Pajak Kendaraan di Banten
Realisasi Pajak Kendaraan di Banten Capai Rp588 Miliar
News
Gemini VEO 3
Gemini VEO 3, Fitur Canggih Bikin Video AI Realistis
Teknologi
Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, KOMPAS Gelar Aksi Clean Up di Masjid Agung Banten Lama
Pendidikan
Jerhemy Owen
Jerhemy Owen Tanam 10 Ribu Pohon
Pendidikan
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?