linimassa.id – Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (TIDAR) Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mendesak Wali Kota Medan Bobby Nasution melakukan pengawasan dan melawan sindikat perdagangan orang.
Desakan itu sebagai dukungan Sara kepada Ketua TIDAR Sumatera Utara (Sumut) Tia Ayu Anggraini yang meminta desakan serupa kepada menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Sara mendukung pernyataan Tia Ayu agar hukum benar-benar ditegakkan dan sindikat perdagangan orang harus diberantas.
“Kita mau hukum benar-benar ditegakkan. Bukan tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Kami di DPRD Sumut siap berkolaborasi dengan Polda Sumatera Utara memberantas human trafficking di daerah ini,” kata Tia yang juga merupakan Anggota DPRD Sumut Fraksi GERINDRA.
Menyambut pernyataan itu, Sara menegaskan, bahwa telah terjadi dugaan penyekapan dan kekerasan terhadap Katarina Kewa Tupen, warga Kabupaten Flores Timur, NTT, di Medan dengan niat memperdagangkannya ke luar negeri.
“Kasus tersebut harus menjadi peringatan mendesak bagi pemerintah provinsi maupun kota,” tegas Sara melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/4/2022).
Menurutnya, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) seringkali terjadi di balik pintu yang mengakibatkan sulitnya pembuktian dan penegakan hukum. Terutama karena sedikitnya jumlah korban yang berhasil menyelamatkan diri dari jaringan mafia tersebut.
Sara yang fokus melawan perdagangan orang di Indonesia dengan mendirikan Yayasan Parinama Astha itu menyayangkan jumlah kasus perdagangan orang yang terus meningkat.
“Fenomena gunung es ini hanya bisa dihancurkan jika semua lapisan masyarakat dan pemerintah memiliki kesadaran dan kepedulian tinggi tentang apa yang terjadi di sekeliling kita dan jika semua aparat penegak hukum serius menyelidiki kasus-kasus TPPO yang kerap kali berkaitan satu sama lain,” tegasnya.
Sara yang merupakan Anggota DPR RI periode 2014-2019 memastikan bahwa TIDAR siap menjadi ujung tombak dalam pemberantasan perdagangan orang, mengingat pemuda-pemudilah yang paling rentan menjadi korban.
“Anggota kami, seperti Tia, tersebar di berbagai belahan Indonesia dan memiliki latar belakang yang sangat beragam. Tetapi kami memiliki pendirian yang sama: berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi untuk Indonesia yang lebih baik,” ucapnya.
Sebagaimana berita dugaan human trafficking yang termuat di salah satu media nasional, Katarina Kewa Tupen mendapat tawaran pekerjaan oleh seorang perempuan bernama Evlyn, warga Kota Kupang yang ia kenal melalui media sosial.
Dari sana, Katarina diberangkatkan ke Medan transit Surabaya dan Jakarta. Dalam perjalanan, ia diperkenalkan kepada Ahmad Yani yang diduga menyekapnya dan menyiksanya di Medan sebelum hendak dijual ke Singapura. (red)