linimassa.id – Keberadaan teh celup, memudahkan banyak orang dalam menikmati secara teh.
Saat ini budaya minum teh identik dengan apa yang dinamakan teh celup. Namun, banyak yang belum tahu bahwa penemuan teh celup modern berawal dari sebuah salah paham.
Kepraktisan teh celup memang menjadi kelebihan. Kita tak perlu lagi repot-repot menyaring seduhan daun teh terlebih dahulu.
Cukup dengan mencampurnya bersama gula dan air panas, lalu diamkan selama beberapa saat, secangkir teh nikmat sudah siap disesap.
Bahkan waktu seduhannya sangatlah singkat, hanya butuh sekitar satu hingga dua menit.
Meski terlihat sangat inovatif dan modern, ternyata kantong teh celup ini sudah ada sejak satu abad lebih, lho.
Menariknya, penemuan tersebut dilakukan tanpa adanya kesengajaan.
Ya, menurut The Spruce Eats, teh celup pertama kali ditemukan pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1908.
Penemunya adalah seorang importir teh asal New York bernama Thomas Sullivan. Sebagai pebisnis, Sullivan kerap mengirimkan sampel daun teh kepada para pelanggannya yang dikemas dalam kaleng besi.
Suatu hari, untuk memangkas biaya, ia mengganti kemasan kaleng tersebut dengan kantong kain sutra berukuran kecil.
Sullivan mengirimkan sampel teh kepada pelanggan dalam sebuah kantong sutra.
Alih-alih menerima banyak protes, para pelanggannya justru lebih tertarik dan menyukai desain baru tersebut, karena mereka bisa langsung menyeduh teh pesanan mereka.
Beberapa pelanggan salah paham dan langsung menyeduh teh tersebut tanpa membuka kantongnya.
Cara ini justru dengan mudah disukai banyak orang. Bahkan, pelanggan Sullivan yang lain juga meminta cara ini.
Namun ketertarikan dengan teh celup kreasi Sullivan ini tak disadari hingga akhirnya salah satu klien pentingnya protes karena pesanan teh yang mereka beli tidak dibungkus di dalam kantong.
Dari cerita ini banyak orang menyebut tokoh yang terlibat dalam penemuan teh celup adalah Thomas Sullivan, seorang importir teh Amerika.
Salah paham yang akhirnya membuka peluang tak terduga.
Beberapa pelanggan mengeluhkan bahwa serat kain sutra terlalu kecil sehingga sulit untuk menyeduh teh. Sullivan pun berinovasi.
Dia mengganti kain sutra dengan kain kasa. Inilah pertama kalinya teh celup dibuat secara khusus.
Konon, penemuan teh celup ini mengubah kebiasaan minum teh masyarakat dunia.
Karena dengan teh celup, kita tidak lagi harus menggunakan saringan teh, kemudian tidak ada sisa daun teh di teko.
Asal tahu, budaya minum teh telah lama melekat di kalangan masyarakat, bahkan sebelum memasuki abad Masehi.
Kemunculan minuman teh sendiri dimulai di China, dan menjadi minuman favorit para raja di zaman kekaisaran Negeri Tirai Bambu tersebut. Hingga akhirnya, teh mulai merambah ke negara lain seperti Tibet, India, bahkan Eropa.
Jejak penyebaran teh ini tak lain dan tak bukan adalah berkat para pedagang China yang melanglang buana ke berbagai belahan dunia. Selain itu, pada zaman dinasti Tang di tahun 618 – 907 Masehi, popularitas minuman teh di China semakin meroket. Saking identiknya, kala itu teh bahkan dikenal sebagai minuman nasional di China.
Tentu saja membicarakan seluk beluk dari minuman teh tak bisa lepas dari perkembangan tradisi menyesapnya. Ya, dari waktu ke waktu, cara untuk menikmati teh menjadi semakin beragam.
Sekarang ini, teh celuplah yang menjadi andalan untuk menikmati secangkir teh nikmat nan praktis, meski masih banyak juga yang lebih memilih untuk menyeduh teh langsung dari daunnya. (Hilal)