linimassa.id – Banyak yang beranggapan taro dan ubi ungu adalah dua hal yang sama. Warna ungu yang menjadi ciri khas kedua umbi ini tak jarang mengecoh banyak orang. Padahal taro maupun ubi ungu berasal dari tumbuhan berbeda.
Taro merupakan penyebutan dalam bahasa Inggris dari tumbuhan talas. Sementara ubi ungu adalah satu dari berbagai jeni ubi yang ada di dunia.
Taro tumbuh dari tanaman talas. Taro bukan merupakan spesies ubi. Meski begitu, masih saja ada orang yang menganggap bahwa taro adalah ubi ungu atau sebaliknya.
Taro dan ubi ungu juga punya berbagai perbedaan. Perbedaan ini meliputi bentuk, tekstur, rasa, hingga cara pengolahan. Penggunaan taro dan ubi ungu dalam makanan pun berbeda. Baik taro dan ubi ungu memiliki beragam manfaat menyehatkan untuk tubuh.
Ubi ungu memiliki bentuk lonjong dengan kedua ujungnya yang meruncing. Kulit ubi ungu cenderung kehitaman atau coklat. Ubi ungu memiliki nama latin Dioscorea alata.
Umbi biasanya berwarna ungu gelap ke ungu cerah lavender. Ubi ungu tumbuh dalam sulur dan terpendam di dalam tanah.
Sementara taro berbentuk lonjong namun dengan ujung tidak lancip. Umbi taro cenderung berbentuk melengkung pada bagian bawah dan bagian atasnya terdiri dari daun yang tumbuh di atas tanah. Sama seperti ubi, taro juga memiliki beragam warna umbi mulai dari putih hingga ungu.
Dilansir dari All Recipes, taro bukanlah ubi ungu. Taro merupakan jenis sayuran akar yang dikenal dengan nama talas.
Selain talas dan taro, umbi ini juga disebut eddo atau dasheen. Memiliki kulit berwarna coklat dan daging putih dengan bintik ungu. Talas berasal dari Asia Tenggara dan dijadikan makanan pokok di banyak wilayah tropis dan suptropis dunia. Taro atau talas memiliki rasa dan tekstur yang mirip dengan ubi putih, sedikit manis serta memiliki bertekstur renyah.
Taro merupakan penyebutan bahasa Inggris untuk talas. Penggunaan taro ungu dalam makanan sebelumnya sangat populer di Jepang, Hawaii, dan Taiwan. Gak heran kalau tren minuman kekinian seperti boba dan kopi susu juga banyak menambahkan cita rasa serta warna khas taro ini.
Tekstur
Salah satu perbedaan yang dapat dilihat dari taro dan ubi ungu adalah tekstur dagingnya. Ubi ungu memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan taro. Sebelum dimasak, daging dari umbi ubi ungu akan terasa lebih halus dibandingkan dengan taro yang lebih kasar.
Saat dimasak ubi ungu memiliki tekstur lembut dan lembek sementara talas sedikit kasar dan jauh lebih padat. Permukaan kulit dari ubi ungu dan taro juga sangat berbeda. Kulit ubi ungu jauh lebih halus sementara taro lebih kasar dan berserat.
Soal rasa, ubi ungu jauh lebih manis daripada taro. Rasa manis ubi ungu ini didapat dari kandungan gula alaminya. Ini membuat ubi ungu cocok dijadikan campuran kue atau makanan penutup yang manis.
Sementara itu, taro memiliki rasa lebih hambar dan cenderung mirip kentang. Meski begitu, taro juga masih memiliki rasa manis saat diolah namun tak semanis ubi ungu. Rasa taro cenderung nutty atau mirip kacang dengan perpaduan rasa manis dan gurih.
Pengolahan
Pengolahan ubi ungu dan taro pun berbeda. Cara mengolah ubi ungu jauh lebih mudah dibandingkan dengan taro. Ubi ungu cukup dibersihkan dari sisa tanahm lalu dikukus hingga lunak. Ubi kemudian bisa dikonsumsi langsung atau dijadikan tambahan bahan makanan.
Berbeda dengan ubi ungu, pengolahan taro sedikit lebih rumit. Taro atau talas dikenal memiliki getah yang bisa menyebabkan gatal di kulit atau saat bersentuhan dengan lidah. Cara membersihkannya harus menggunakan sarung tangan dan mengupasnya dengan hati-hati. Bagian atas batang juga harus dibuang sebelum dikukus atau direbus. Setelah itu talas harus dicuci hingga bersih agar getah bisa hilang.
Ubi ungu lebih sering menjadi pilihan berbagai olahan kue manis seperti cake, mochi atau dimakan langsung. Rasa manis pada olahan dengan ubi ungu memberi rasa khas yang lezat.
Taro lebih dikenal sebagai campuran olahan bagi yang ingin membuat makanan dengan rasa tidak terlalu manis dan cenderung gurih. Olahan yang paling terkenal adalah olahan minuman seperti smoothie atau bubble tea.
Olahan taro identik dengan ungu. Tak jarang, bahan makanan ini dianggap sama dengan ubi ungu.
Umbi ini cocok digunakan untuk membuat makanan manis dan gurih. Minuman pun banyak dibuat dari taro. Namun, talas mentah beracun karena mengandung oksalat tinggi. Salah mengolahnya bisa menyebabkan kulit iritasi dan berbahaya untuk mata.
Ubi ungu yang memang merupakan jenis ubi dengan warna ungu gelap alami memang sudah lebih akrab dikenal masyarakat Indonesia. Warna ungunya sering digunakan untuk mempercantik warna dan menambah rasa nikmat adonan kue. Resep ubi ungu sering ditemui dalam menu roti, pastry, bakpao, hingga cookies.
Taro dikenal sebagai umbi kaya serat. Serat adalah nutrisi penting yang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, membantu mengelola berat badan dan meningkatkan pergerakan usus. Satu cangkir taro matang mengandung 6,7 g serat, memenuhi sekitar 25 persen dari kebutuhan serat harian.
Talas yang dimasak juga kaya vitamin E. Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak yang terkenal karena aktivitas antioksidannya, melindungi sel dari oksidasi oleh radikal bebas.
Satu 1 cangkir talas masak mengandung 639 mg kalium. Makanan tinggi kalium dapat membantu mengontrol tekanan darah. Satu porsi talas yang dimasak memenuhi 13 persen dari kebutuhan kalium harian. (Hilal)