LINIMASSA.ID – Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan kota termuda di Tangerang Raya sejak pemekaran dari Kabupaten Tangerang pada 2008 lalu. Kini Tangsel menjadi kota urban bahkan menjadi Tangsel Kota Sejarah.
Hal itu diungkapkan Sejarawan di Tangsel TB Sos Rendra. Dia menyebut, Tangsel kota sejarah salah satunya berkat peran mantan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany.
TB Sos Rendra menyebut, ada banyak peristiwa sejarah yang terjadi di wilayah Tangsel yang dulunya bagian dari Kabupaten Tangerang.
Sejarah yang ada di wilayah Tangsel tentang perjuangan penyebaran agama Islam dari keturunan Sultan Maulana Hasanuddin Banten hingga upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang menewaskan Letnan Soebianto Djojohadikusumo, paman Presiden Indonesia ke-8 Prabowo Subianto.

“Kita sering mengajukan ke pemerintah bagaimana kota tangsel adalah kota sejarah. Karena banyak pahlawan dan sejarah- sejarah yang terjadi di sini. Tangsel layak jadi kota sejarah karena banyak peristiwa sejarah yang terjadi di wilayah Tangsel. Banyak situs-situs cagar budaya yang berdasarkan Undang-undang nomor 11 tahun 2010,” kata TB Sos Rendra.
Warga Serpong Utara itu menuturkan, peristiwa sejarah di Tangsel terjadi di hampir seluruh kecamatan yang ada di Tangsel. Mulai dari penyebaran agama Islam hingga pertempuran dengan Belanda dan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya situs cagar budaya yang ditemukan di Tangsel.
“Kita lihat dari Serpong Utara ada situs cagar budaya Paku Alam Ki Buyut Jakuman penyebar agama Islam dari Cirebo. Ke pondok jagung ada Ki Sostrowardoyo, di Jelupang ada Ki Buyut Kejaren, kan pasti sudah punya sejarah bagaimana penyebaran agama Islam pada jaman Belanda. Ke Serpong ada beberapa situs cagar budaya dan pahlawan,” tutur TB Sos.

“1946 peristiwa Daan Mogot, itu juga bagian sejarah, dan mereka yang gugur bagian dari pahlawan. Mereka dari Militer Akademi Tangerang mempertahankan kemerdekaan dan gugur. Ada Letu Soebianto Djojohadikusumo, sebagai polisi militer ditembaki Laskar Jepang di Lengkong Wetan. Di Keramat Tajug ada anak Sultan Ageng Tirtayasa datang 1667 meninggal 1721 sudah pasti pahlawan dan penyebar agama Islam. KH Ibrahim komandan laskar rakyat pahlawan seribu yang berasal dari Cibereum, beliau masih keturunan Sultan Maulana Hasanuddin mereka menyerang pasukan NICA dan gugur ratusan orang,” beber TB Sos.
TB Sos yang aktif menulis dan menerbitkan buku sejarah Tangsel itu mengungkap peran mantan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany dalam melestarikan dan menjaga aset sejarah di Tangsel.
Berkat kebijakan Airin, kata TB Sos, saat ini sudah ada puluhan situs cagar budaya di Tangsel yang teridentifikasi dan sudah tercatat resmi sebagai Situs Cagar Budaya Tangsel.
“Kalau jamannya Bu Airin, Kasi Cagar Budayanya yang gesit. Sekarang nggak ada sama sekali. Harapannya ada perhatian dari pemerintah yang sekarang. Bagaimanapun sejarah tidak boleh dilupakan. Jamannya Bu Airin malah mendatangkan arekolog dari provinsi untuk mendata situs-situs cagar budaya di Tangsel,” ungkap salah satu kuncen Keramat Tajug itu.
“Kalau jamannya Benyamin 5 tahun ke sini, ya belum ada sama sekali. Kita berjalan sendiri, lakukan pendataan tentang sejarah dengan pegiat sejarah. Harapannya ada perhatian lah. Karyakan lah budayawan dan sejarawan, karena bagaiamanapun banyak sejarah dan situs cagar budaya di Tangsel,” harap TB Sos.



