LINIMASSA.ID – Suryadharma Ali wafat pada Kamis pagi, 31 Juli 2025, pukul 04.25 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Kabar kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai yang pernah ia pimpin.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) secara resmi menyampaikan belasungkawa melalui unggahan media sosial. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kami turut berduka cita atas wafatnya Bapak H. Suryadharma Ali,” demikian tertulis dalam unggahan yang dikutip Kamis siang.
Suryadharma Ali wafat dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PPP dari 2007 hingga 2014. Dalam pemerintahan, Suryadharma Ali dikenal luas sebagai Menteri Agama yang menjabat selama periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menggantikan Muhammad Maftuh Basyuni pada Oktober 2009 dan menjabat hingga Mei 2014.
Sebelum itu, Suryadharma Ali juga dipercaya sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dari tahun 2004 hingga 2009 dalam Kabinet Indonesia Bersatu era Presiden Megawati Soekarnoputri. Ia dikenal sebagai figur Islam politik konservatif yang vokal menyuarakan nilai-nilai moral.
Suryadharma Ali wafat tak lepas dari riwayat kesehatannya yang menurun dalam beberapa waktu terakhir. Ketua Majelis Penasehat PAN Hatta Rajasa menyampaikan bahwa dirinya sempat menjenguk almarhum sekitar satu tahun lalu ketika kondisinya mulai melemah akibat komplikasi stroke.
Lahir di Jakarta pada 19 September 1956, Suryadharma Ali menyelesaikan studi sarjana di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1984. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Malang atas kontribusinya dalam dunia Islam dan pendidikan.
Sebelum aktif di politik, Surya sempat bekerja di sektor swasta sebagai Deputi Direktur di PT Hero Supermarket selama hampir 15 tahun.
Suryadharma Ali Wafat, Ini Perjalanan Politiknya
Suryadharma Ali wafat dan mulai terjun ke politik sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PPP dan pernah menjabat Ketua Komisi V.
Sebagai pemimpin PPP, Surya memegang kendali partai selama dua periode dan dikenal berupaya menguatkan identitas Islam dalam kebijakan partai. Masa kepemimpinannya juga diwarnai pergeseran arah partai ke spektrum politik konservatif.
Namun, karier Surya tidak lepas dari kontroversi. Pada 2014, ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus penyalahgunaan dana haji dan dana operasional menteri (DOM). Ia dituduh merugikan negara hingga puluhan miliar rupiah.
Pada awal 2016, pengadilan menjatuhkan vonis enam tahun penjara serta denda Rp300 juta dan uang pengganti sebesar Rp1,8 miliar. Meski begitu, hak politiknya tidak dicabut. Ia kemudian bebas bersyarat pada 6 September 2022.
Surydharma Ali wafat dan jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Cipinang Cempedak I, Jakarta Timur. Rencananya, pemakaman dilakukan di Pondok Pesantren Miftahul’Ulum, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Surya meninggalkan istri serta lima orang anak.
Meski sempat tersandung kasus hukum, peran Surya dalam dunia politik Islam tetap dikenang, baik sebagai pembentuk arah partai maupun tokoh yang memengaruhi wacana keislaman dalam politik nasional.



