linimassa.id – Mayoritas responden menilai Prabowo Subianto sebagai bakal capres 2024, dianggap mampu menumbuhkan ekonomi Indonesia ke depannya.
Faktor itu lah yang membuat elektabilitas Prabowo sebagai capres mengungguli para pesaingnya. Hal ini berdasar hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
“Di antara tiga capres, Prabowo capres yang dinilai atau lebih mengesankan pemimpin kuat yang dapat menumbuhkan ekonomi,” kata Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa, Senin (29/5/2023).
Karena penilaian tersebut, lanjut dia, elektabilitas Prabowo mencapai 56,2 persen.
Disusul kemudian oleh Anies Baswedan sebesar 18,7 persen, dan Ganjar Pranowo 14,8 persen.
Ardian menyampaikan elektabilitas Prabowo sebagai capres menduduki posisi pertama di kategori populasi umum dengan 33,9 persen.
Ia mengungguli perolehan elektabilitas Ganjar yang mencapai 31,9 persen dan Anies 20,8 persen.
Meski begitu, dalam survei terkait dengan elektabilitas capres berdasarkan kedekatan dengan media, Ganjar menduduki peringkat nomor satu.
“Elektabilitas Ganjar sebesar 36,4 persen, diikuti Prabowo dengan 28,3 persen, dan Anies dengan 25,1 persen,” ujar dia.
Ia menyampaikan, ada beberapa alasan Prabowo lebih banyak dinilai oleh responden sebagai pemimpin kuat dalam menumbuhkan ekonomi dibandingkan Ganjar.
Berdasarkan riset kualitatif dari LSI Denny JA, posisi Ganjar sebagai petugas partai melemahkan figurnya di hadapan Prabowo yang seorang pendiri dan ketua umum partai.
“Petugas partai tidak mengesankan pemimpin yang kuat, pemimpin yang mandiri, pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah,” kata dia.
Berikutnya, terkait rekam jejak kepemimpinan, Prabowo memiliki kesan sebagai pemimpin yang lebih diterima di spektrum politik yang lebih luas.
Sehingga memiliki kekuatan untuk memulai kebangkitan ekonomi Indonesia.
“Rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi ‘Macan Asia’ sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 atau sembilan tahun yang lalu.”
“Prabowo dianggap sudah lebih lama dan intens tenggelam dalam cita-cita membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih menonjol di tingkat dunia,” ujar Ardian.
Survei LSI Denny JA dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia pada 3–14 Mei 2023.
Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,9 persen.