linimassa.id – Bagi kebanyakan orang, sulih teks atau subtitle dalam sebuah film berbahasa asing membantu memahami inti film tersebut. Namun, bagi Yudi Eko Sentosa, seorang pengusaha kayu kelahiran Majenang, Cilacap, belajar Bahasa Inggris dari subtitle film menjadi cara efektif.
“Dari film, saya otodidak belajar Bahasa Inggris. Jadi kalau orang nonton film fokus sama filmnya. Saya nonton buat belajar Bahasa Inggris dari subtitle di filmnya. Dari Youtube juga,” ujar Yudi kepada wartawan di Banjarsari, Ciamis.
Belajar Bahasa Inggris menjadi krusial bagi Yudi, yang bercita-cita menjadi pengusaha ekspor kerajinan kayu. Melihat peluang dari komoditas kayu, Yudi membuka usaha jasa ekspor kerajinan kayu di Majenang, Cilacap, sebelum pindah ke Ciamis, Jawa Barat.
Yudi memanfaatkan peluang dari kayu yang dikirim utuh oleh masyarakat sekitar. Ia berusaha memberikan nilai tambah lewat usahanya dan membantu warga mendapatkan pekerjaan tetap.
Yudi, tanpa latar belakang formal dalam dunia ekspor, belajar dunia ini secara otodidak. Dia memulai akses ke luar negeri melalui media sosial dan platform bisnis gratisan. Meskipun awalnya bertemu lebih banyak dengan broker, Yudi tidak menyerah dan melanjutkan usahanya.
“Sekarang pakai yang berbayar, jadi itu bisa akses dan tahu buyer-nya dari manapun,” ungkapnya.
Yudi membangun usahanya dengan memanfaatkan produk institusi perbankan. Pada 2014, dia memilih Bank Negara Indonesia (BNI) dan mendapatkan fasilitas kredit modal kerja Rp 150 juta.
Setelah 10 tahun menjadi nasabah BNI, usaha Yudi, PT Kaytama Sentra Delta (Kaytama), telah berkembang pesat. Yudi berhasil melakukan 4 kali siklus kredit dengan pembiayaan teranyar mencapai Rp 1,5 miliar pada 2023. Kaytama kini menjadi salah satu nasabah UMKM BNI bertaraf internasional dengan 35 partner bisnis di 17 negara.
Produk kayu olahan Kaytama, yang memegang sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), telah merambah pasar global. Yudi menjelaskan bahwa seluruh fasilitas dan produk kayu olahan yang diproduksi telah mematuhi skema Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance, and Trade (FLEGT) yang diakui oleh Uni Eropa.
Branch Service Manager BNI Kantor Cabang Banjar, Yoli Rinadi, menyatakan bahwa Kaytama adalah mitra UMKM ekspor BNI terbesar di Kabupaten Ciamis dan sekitarnya. BNI Xpora, layanan dari BNI, membantu UMKM menembus pasar global dengan memanfaatkan kekuatan kantor cabang luar negeri.
“Kami berharap keberhasilan Pak Yudi bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjar,” ungkap Yoli Rinadi. (AR)