linimassa.id – Penyanyi solo Afgan Syahreza baru saja membagikan cerita di akun Instagramnya kalau iya mengalami sleepwalking atau tidur berjalan. Semacam apakah ini?
Gangguan tidur berjalan atau somnabulisme (sleepwalking) adalah salah satu kondisi gangguan tidur di mana seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur.
Gangguan ini tidak selalu terjadi dengan gestur berjalan saja, mereka yang sedang tidur, lalu terbangun dan duduk di tempat tidur dan melihat sekeliling kamarnya dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar juga, termasuk dalam gejala gangguan tidur berjalan ini.
Orang yang mengalami kondisi ini tidak dapat merespons saat kejadian, dan biasanya tidak mengingatnya. Kadang, ia dapat berbicara yang tidak masuk akal.
Sleepwalking adalah gangguan tidur yang cukup umum terjadi. Biasanya menyerang anak kecil usia 4-8 tahun. Meski begitu, orang dewasa dan lansia juga bisa mengalaminya.
Gangguan tidur ini biasanya muncul pada awal tidur malam, sering kali 1-2 jam setelah tidur dan jarang terjadi saat tidur siang. Episode tidur berjalan dapat terjadi jarang ataupun sering, dan satu episode biasanya berlangsung beberapa menit atau lebih.
Gejala
Gejala sleepwalking yang paling umum terjadi biasanya turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan. Gejala lainnya adalah:
- Bangun di tempat tidur dan membuka mata.
- Tampak memiliki ekspresi sayu.
- Dapat melakukan aktivitas rutinitas, seperti berganti pakaian, berbicara, atau mengonsumsi camilan dengan mata tertutup.
- Tidak merespons atau berkomunikasi dengan orang lain.
- Sulit bangun saat mengalami episode.
- Disorientasi atau bingung sesaat setelah bangun.
- Kembali tidur dengan cepat.
- Tidak mengingat bahwa ia tidur berjalan pada pagi harinya.
- Kadang kesulitan berfungsi pada siang hari karena tidur yang terganggu.
- Alami teror tidur/mimpi buruk yang bersamaan dengan tidur berjalan.
Gejala sleepwalking yang jarang terjadi:
- Meninggalkan rumah.
- Mengendarai mobil.
- Melakukan hal-hal yang tidak biasa, seperti buang air kecil di dalam lemari.
- Melakukan aktivitas seksual tanpa kesadaran.
- Mengalami cedera, seperti jatuh dari tangga atau lompat dari jendela.
- Menjadi kasar saat kebingungan setelah bangun atau pada kejadian.
Ada beberapa penyebab umum dari sleepwalking, antara lain kurang tidur, kelelahan, stres, depresi, kegelisahan, demam, gangguan pada jadwal tidur, pengobatan, seperti hipnotik jangka pendek, sedatif, atau kombinasi obat untuk penyakit psikiatris, serta alkohol.
Selain itu bisa disebabkan oleh masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan tidur berjalan, kelainan pernapasan saat tidur (pernapasan abnormal selama tidur), seperti sleep apnea obstruktif.
Narkolepsi, restless legs syndrome, gejala maag, migrain, kondisi medis seperti penyakit tiroid, cedera kepala atau stroke, dan bepergian bisa juga menjadi pemicu sleepwalking.
Risiko
Siapa pun bisa mengalami tidur berjalan. Akan tetapi, beberapa orang berisiko tinggi mengalaminya karena faktor berikut ini.
- Kondisi ini dapat menurun pada keluarga. Kemungkinan dapat meningkat 2-3 kali lipat jika salah satu orangtua mengalami tidur berjalan saat masa kecil atau dewasa.
- Tidur berjalan lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orangtua, dan terjadinya kondisi ini pada orang dewasa biasanya terkait dengan kondisi kesehatan.
Tidak ada perawatan rumahan khusus untuk mengatasi tidur berjalan. Akan tetapi, ada beberapa tips yang bisa membantu melindungi diri saat sleepwalking terjadi, di antaranya:
- Buatlah lingkungan yang aman, bebas dari benda berbahaya atau benda tajam.
- Kunci pintu dan jendela.
- Tutup jendela kaca dengan gorden berat.
- Pasang alarm atau bel pada pintu kamar tidur.
- Cobalah untuk tetap positif, karena walaupun mengganggu, tidur berjalan biasanya bukanlah kondisi yang serius dan akan hilang dengan sendirinya.
Tidak ada cara khusus untuk mencegah sleepwalking, namun beberapa tips berikut dapat meminimalisasi risiko, seperti:
- Terapkan sleep hygiene agar Anda tidak kurang tidur.
- Tahu caranya mengatasi stres, contoh dengan meditasi atau latihan relaksasi agar dapat tidur nyenyak.
- Berhenti merokok dan minum alkohol menjelang tidur.
Pengobatan
Terdapat beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala gangguan tidur berjalan. Umumnya, sang pengidap gangguan tidur berjalan akan diberikan resep oleh dokter sebagai penanganan untuk mengurangi gejala dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengobati gangguan tidur berjalan, yaitu:
- Mengurangi stres.
- Melakukan aktivitas yang bisa merelaksasi pikiran sebelum tidur (misalnya, mandi air hangat atau membaca buku).
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein sebelum tidur.
- Membuang air kecil terlebih dahulu.
- Membuat kamar tidur senyaman mungkin.
- Mengatur pola dan waktu tidur dengan disiplin karena gangguan tidur berjalan juga bisa dipicu oleh kurang tidur.
Pencegahan
Jika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan tidur berjalan di waktu yang sama tiap malam, dapat diatasi dengan cara mengganggu siklus tidur mereka.
Bangunkan tiap 15–30 menit sebelum waktu kemunculan periode tidur berjalan yang mereka biasa alami, sehingga mungkin bisa menghentikan gangguan tidur berjalannya dengan cara mengubah siklus tidur mereka. (Hilal)