linimassa.id – Sianida Kembali mencuat. Ini masih seputar Jessica dan tayangan film documenter Ice Cold di Netflix. Cari tahu yuk apa sianida ini?
Sianida merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus siano C≡N,[1] dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen.
Pada sianida anorganik, seperti natrium sianida dan kalium sianida, gugus CN ada sebagai ion sianida poliatomik yang bermuatan negatif (CN−); senyawa ini, yang merupakan garam dari asam sianida, adalah senyawa yang sangat beracun. Ion sianida bersifat isoelektronik dengan karbon monoksida dan nitrogen molekuler.
Sianida organik umumnya disebut nitril; gugus CN terhubung melalui ikatan kovalen dengan gugus bermuatan karbon, seperti metil (-CH3) pada metil sianida (asetonitril). Karena tidak melepas ion sianida, maka nitril umumnya lebih tidak beracun, atau seperti pada polimer tidak larut seperti serat akrilik, maka sama sekali tidak beracun kecuali jika dibakar.
Asam sianida (HCN) adalah senyawa berbentuk cairan yang mudah menguap, biasa digunakan dalam pembuatan asetonitril yang kemudian digunakan untuk produksi serat akrilik, karet sintetis, dan plastik.
Sianida juga digunakan dalam berbagai proses kimia, seperti fumigasi, pengerasan besi dan baja, elektroplating, dan pemurnian bijih. Di alam, bahan – bahan yang mengandung sianida terdapat dalam beberapa biji buah, seperti lubang ceri dan biji apel.
Bakteri
Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan alga tertentu dan ditemukan di sejumlah tanaman. Sianida ditemukan dalam jumlah besar pada biji buah tertentu, mis. Almond pahit, aprikot, apel, dan buah persik.
Pada tanaman, sianida biasanya terikat dengan molekul gula dalam bentuk glikosida sianogenik, sebagai pencegah tanaman terhadap herbivora (lihat Simbiosis mutualisme). Akar singkong (ubi kayu), dan makanan penting seperti kentang yang ditanam di negara tropis, juga mengandung glikosida sianogen.
Bambu Madagaskar (Cathariostachys madagascariensis) menghasilkan sianida sebagai pencegah penebangan. Sebagai tanggapan, lemur bambu emas, pemakan bambu, telah mengembangkan sifat toleransi yang tinggi terhadap sianida.
Keracunan
Keracunan sianida adalah kondisi ketika seseorang tanpa sengaja menghirup atau menelan sianida. Keracunan ini dapat menyebabkan keluhan berupa sulit bernapas, kejang, hilang kesadaran, atau henti jantung.
Gejala tersebut bisa memburuk dalam waktu cepat, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Sianida merupakan senyawa kimia yang dapat ditemukan dalam bentuk gas atau kristal. Beberapa jenis sianida yang berbahaya adalah hidrogen sianida, klorida sianida, natrium (sodium) sianida, dan kalium (potasium) sianida.
Paparan sianida dapat menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Akibatnya, fungsi sel-sel tersebut menjadi terganggu dan kemudian mati.
Penyebab
Sianida adalah senyawa kimia yang sering dimanfaatkan untuk membasmi hama dan serangga. Senyawa kimia ini juga digunakan dalam berbagai industri, seperti kertas, tekstil, plastik, atau pertambangan.
Selain itu, sianida juga bisa ada dalam asap rokok atau asap hasil pembakaran plastik. Sianida dalam bentuk gas umumnya tidak berwarna, tetapi memiliki bau khas seperti “bau almond”.
Selain memiliki bentuk yang berbahaya, sianida juga bisa ditemukan dalam bentuk sianogen. Zat sianogen ini dapat ditemukan pada beberapa jenis makanan, seperti singkong, biji aprikot, biji plum, biji persik, dan biji apel.
Keracunan sianida bisa terjadi saat seseorang terpapar sianida, baik melalui kontak dengan kulit, menghirup, maupun menelan sianida. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada seseorang yang bekerja di bidang berikut:
Keluhan akibat keracunan sianida dapat muncul dalam waktu yang cepat. Gejalanya tergantung pada jumlah sianida yang terhirup atau tertelan. Jika terpapar dalam jumlah banyak, sianida dapat menyebabkan kerusakan sel, jaringan, dan organ, dalam waktu yang cepat.
Beberapa gejala yang dapat terjadi akibat keracunan sianida adalah kejang, sulit bernapas, hilang kesadaran, tekanan darah rendah (hipotensi), henti napas, denyut jantung lambat (bradikardia), dan henti jantung.
Keracunan sianida juga bisa menyebabkan perubahan warna kulit menjadi kemerahan. Hal ini karena oksigen terperangkap di dalam darah dan tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh.
Sementara itu, paparan sianida dalam jumlah yang kecil umumnya akan memunculkan keluhan, seperti pusing, mual, muntah, napas cepat, denyut jantung cepat, lemas, lelah, dan sakit kepala.
Pengobatan
Pengobatan akibat paparan racun sianida hanya bisa dilakukan oleh petugas medis. Jika terjadi kebakaran atau kebocoran zat kimia yang mengandung sianida di tempat kerja, kita dapat melakukan upaya pertolongan pertama untuk mencegah paparan sianida, yaitu:
- Segera keluar ruangan atau pergi dari lokasi agar Anda tidak menghirup udara yang sudah tercemar sianida.
- Saat menyelamatkan diri, tiaraplah sedekat mungkin dengan tanah dan lindungi saluran pernapasan bila tidak bisa keluar dari area tersebut.
- Bila mata terasa panas dan pandangan kabur akibat kebakaran, aliri mata dengan air selama 10–15 menit, serta cuci rambut dan tubuh Anda dengan air dan sabun selama 20 menit, kemudian bilas.
- Jangan meminum sesuatu dan jangan berusaha membuat muntah jika tidak sengaja menelan sianida.
- Bila pakaian atau barang yang melekat di tubuh terkena sianida, segera lepaskan dan masukkan ke dalam kantong plastik yang tertutup, kemudian lapisi kembali dengan kantong plastik.
- Jika melihat orang yang diduga mengalami keracunan sianida, bawalah orang tersebut ke ruang terbuka. Bila pernah mendapatkan pelatihan bantuan hidup dasar, lakukan teknik RJP atau resusitasi jantung paru pada orang tersebut.
Perlu diingat, jangan sesekali memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut kepada orang yang dicurigai mengalami keracunan sianida.
Hati-hati menangani orang yang kulit atau pakaiannya terkena sianida. Tindakan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan menghubungi petugas medis agar tidak ikut terpapar sianida.
Pasien yang dicurigai mengalami keracunan sianida akan langsung diberikan bantuan oksigen. Pada pasien dengan henti napas, akan dilakukan intubasi endotrakeal, yaitu memasukkan selang napas ke tenggorokan untuk melancarkan pernapasannya. (Hilal)