linimassa.id – Perubahan iklim mencakup pemanasan global membuat banyak orang khawatir. Dampak ini terjadi pada gletser atau bongkahan es berukuran besar di beberapa wilayah.
Sekitar sepuluh persen tanah di Bumi tertutupi gletser. Gletser ini memiliki peran penting bagi Bumi. Salah satunya sebagai pemasok air tawar di Bumi. Saat gletser mencair, air lelehannya akan menjadi sumber air tawar bagi makhluk hidup.
Kalau gletser terus mencair, hal ini bisa berakibat buruk. Daerah sekitar gletser bisa mengalami kekeringan karena tidak ada lagi sumber air yang berasal dari gletser.
Untuk mengurangi gletser yang mencair, penduduk Swiss dan penduduk China punya cara unik. Aktivis lingkungan di Swiss menyelimuti Gletser Rhone dengan selimut berwarna putih.
Kalau dilihat dari jauh, selimut yang menutupi Gletser Rhone tidak akan terlihat, namun begitu dilihat dari dekat, maka selimut putih itu akan jelas terlihat.
Gletser Pegunungan Alpen di Swiss ditutupi denga selimut untuk melindungi agar tidak cair di musim panas. Saat ini, sebagian besar Eropa mengalami gelombang panas. Suhu yang sangat tinggi diperkirakan sepanjang minggu.
Penduduk setempat telah menutupi selimut tahan UV putih di atas Gletser Rhone setinggi 12.000 kaki, yang terletak di Pegunungan Alpen selatan. Cara ini dilakukan untuk melindungi gletser agar tidak mencair.
Ahli geologi bernama David Volken mengatakan, kalau menutupi gletser dengan selimut putih bisa memperlambat pencairan gletser sebanyak 70 persen.
Menurut ahli glasiologi, ilmuwan yang mempelajari gletser, selimut bisa meminimalkan pencairan es antara 50 persen dan 70 persen. Selimut digunakan untuk melawan perubahan iklim dan bisa juga untuk melindungi gletser dari gelombang panas yang saat ini melanda Eropa.
Selimut berwarna putih ini dipilih karena warna putih dianggap mampu memantulkan cahaya matari dan tidak bisa mencapai permukaan es. Diharapkan bisa mengurangi proses pencairan Gletser Rhone di Swiss.
Ilmuwan khawatir, pada 2100 gletser di Swiss mungkin akan lenyap. Selimut tersebut terdiri dari bahan bulu kokoh yang memantulkan sinar matahari kembali dan mengisolasi es.
Dilansir dari Standard.co.uk, Matthis Huss dari Jaringan Pemantau Gletser Swiss menjelaskan, selimut itu melindungi salju dan es di bawahnya dari matahari.
Spesialis gletser mengeklaim, meskipun gletser tidak sepenuhnya berhenti mencair, selimut ini cukup bermanfaat dalam memperlambat hilangnya es lokal.
Ini hanya solusi sementara dan bukan solusi tetap agar gletser tidak mengalami pencairan.
Pada hari yang sangat panas, gletser tetap mencair sebanyak tujuh sampai 12 sentimeter meskipun sudah ditutupi dengan selimut berwarna putih.
Inilah sebabnya, peneliti mengusulkan solusi atau cara lain agar Gletser Rhone tidak cepat mencair, teman-teman.
Sekelompok peneliti dari Universitas Beijing yang dipimpin John C. Moore mengusulkan untuk memisahkan gletser dari air bersuhu hangat di sekelilingnya.
Cara yang diusulkan oleh kelompok ilmuwan ini adalah dengan cara menciptakan penghalang yang terbuat dari kerikil dan pasir di sekitar gletser.
Sedangkan usul lainnya adalah dengan menyedot seluruh air hangat yang ada di sekeliling gletser, nih, teman-teman.
Ilmuwan lain yang bernama Johannes Feldmann mengusulkan hal lain untuk mencegah mencairnya gletser di sekitar Swiss.
Ide itu adalah untuk mengubah delapan triliun ton air laut menjadi salju untuk melindungi lapisan es di Antartika Barat.
Gletser adalah satu dari sepuluh yang diamati secara global sebagai bagian dari proyek yang disebut Planet Watch yang melihat efek dari masalah iklim, mencair seperti halnya bidang es di sekitarnya.
Seperti gletser lain di seluruh negeri, yang berada di puncak Gunung Titlis juga telah diselimuti, tetapi banyak di antaranya terlalu besar untuk ditutupi. (Hilal)