Linimassa.id – Keberadaan sedotan banyak dicari saat akan meminum aneka minuman dingin. Meski begitu, kehadiran sedotan banyak dihilangkan dan diganti bukan dari plastic karena dianggap menjadi sampah plastik yang mereseahkan.
Sedotan, penyedot, pipet adalah sebuah tabung yang dimaksudkan untuk memudahkan mentransfer minuman dari wadah ke mulut peminum, dengan penerapan kekuatan mengisap.
Sedotan yang paling awal berbentuk cekungan batang rumput dan benar-benar terbuat dari rumput/ jerami. Sebuah tabung plastik tipis (seperti polypropylene dan polystyrene) atau bahan lain, lurus atau dengan engsel seperti akordeon, itu digunakan oleh salah satu ujung di mulut dan lain di akhir minum.
Tindakan itu mengurangi tekanan udara di mulut, lalu kekuatan tekanan atmosfer minuman sampai jerami. Simak yuk beberapa fakta lainnya.
Sedotan Memudahkan
Sedotan yang kita kenal saat ini adalah alat yang berbentuk tabung yang berfungsi untuk memudahkan seseorang dalam meminum minuman. Sedotan digunakan dengan cara memasukkan salah satu ujungnya ke dalam mulut, sedangkan ujung lainnya berada di dalam minuman.
Karakter Sedotan
Sedotan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya fleksibel, ringan, tembus cahaya, mudah dibentuk, tahan air, dan tahan benturan.
Sedotan Berbagai Bahan
Selain dari plastik, sedotan ternyata dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti rumput atau jerami, plastik tipis seperti polypropylene dan polystyrene, atau bahan lain seperti akordeon.
Sedotan Si Limbah Anorganik
Sedotan plastik merupakan limbah lunak anorganik yang sulit terurai dan dapat mencemarkan lingkungan. Untuk mengurangi dampak buruknya, masyarakat dapat menggunakan sedotan yang lebih ramah lingkungan.
Selain untuk minum, sedotan juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menjelaskan beberapa konsep dalam Fisika, seperti Tekanan Hidrostatis.
Sedotan Sumeria
Sedotan pertama dibuat oleh Sumeria, dan digunakan untuk minum bir (untuk menghindari produk sampingan padat fermentasi). Argentina dan tetangga mereka menggunakan perangkat metalik serupa disebut bombilla yang bertindak baik sebagai jerami dan saringan untuk teman minum teh. Sedotan modern dipatenkan pada 1888 oleh Marvin C. Stone.
Awal Mula Sedotan
Awal sedotan kertas berbentuk sempit & membosankan mirip dengan batang rumput daripada yang digunakan sekarang. Sudah biasa bila sedotan itu digunakan dua sekaligus, untuk mengurangi usaha yang diperlukan untuk setiap menghisap. Sedotan plastik modern yang dibuat dengan diameter yang lebih besar, sehingga hanya satu sedotan yang diperlukan untuk minum nyaman.
Dalam catatan Derek Thompson di The Atlantic, sedotan minuman pertama yang tercatat dalam sejarah diciptakan bangsa Sumeria untuk minum bir, kemungkinan agar sisa fermentasi yang solid dan berada di dasar gelas tak terminum.
Sedotan tertua ada di makam bangsa Sumeria dari masa 3.000 SM dan berwarna emas dengan lapisan batu lazuli warna biru. Penduduk Argentina zaman logam mengembangkan teknik sedotan sama dengan sebutan “bombilia”.
Pada 1800-an sedotan dari jerami mulai populer karena murah dan lembut, namun masalahnya gampang larut dalam minuman. Untuk mengatasinya Marvin C. Stone mematenkan sedotan minuman modern yang terbuat dari kertas pada 1888.
Idenya muncul saat sedang minum julep mint di hari yang sangat panas di Washington DC. Ia gulung kertas di pensil, mengeluarkan pensilnya, dan ia satukan dengan lem. Ia sempurnakan temuannya dengan mesin produksi yang bisa menyatukan kertas dengan lapisan lilin sehingga lem tak larut dalam minuman jenis bourbon.
Sejak saat itu sedotan berkembang sesuai jenis minuman. Pada 1937 Joseph Firedman menciptakan sedotan yang bisa ditekuk ujungnya. Ada sedotan yang bisa berubah warnanya jika minuman terlalu panas, sedotan yang keras untuk permen lolipop, sedotan mini dan biasa disertakan sepaket dalam minuman kotak kemasan, sampai sedotan berlubang besar untuk minuman jenis “bubble tea” atau teh dengan mutiara tapioka.
Sedotan modern rata-rata dibuat dari plastik jenis polypropylene, polystyrene, dan beberapa campuran kimia lainnya yang berkembang di tiap zaman sesuai kebutuhan. Keamanan konsumsi dulu pernah menjadi isu penting sebab produksi sedotan kadang tak sesuai standar dan saat dikonsumsi berisiko menimbulkan penyakit akibat bercampurnya minuman dengan bahan kimia pembuat sedotan.
Keuntungan Sedotan
Satu keuntungan menggunakan sedotan saat minum adalah pengurangan risiko kerusakan gigi. Banyak minuman ringan memiliki sifat asam dan menggunakan sedotan akan mengurangi kontak cairan dengan gigi, mengurangi risiko gigi berlubang dan kerusakan gigi.
Jenis-jenis sedotan
Sedotan memiliki berbagai jenis. Yakni sedotan biasa dari plastik dengan beraneka ragam warna, sedotan biasa, sedotan biasa berbentuk tegak lurus dan panjang, dan sedotan bengkok yang dapat dibengkokan ujung bagian atas yang gunanya untuk kenyamanan. Jenis sedotan ini ditemukan oleh Joseph Friedman.
Ada pula crazy straw, sedotan terbuat dari plastik dan mempunyai beberapa liukan. ketika minuman di sedot maka cairan akan mengikuti liukan dari sedotan tersebut.
Jenis lainnya adalah spoon straw, sedotan yang membentuk sendok pada salah satu ujung sedotan yang berguna untuk meminum ice cream.
Jangan lupa ada candy straws berbentuk seperti kayu manis dan terbuat dari beberapa jenis permen kenyal
Sedotan mini biasa ditemukan di kotak minuman. Sementara wide straw berbentuk seperti sedotan biasa namun memikiki diameter yang lebih besar. Ini digunakan untuk meminum bola jeli yang ada di minuman.
Sanitary straw adalah sedotan yang dibungkus terpisah untuk menghindari kontaminasi. Sedotan ini awalnya dipasarkan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengurangi risiko tertular penyakit dari gelas, atau cangkir.
Sipahh straw adalah sedotan yang berisi manik-manik rasa tapioka yang akan larut jika tercampur dengan air susu.
Cereal straw dalah sedotan berbentuk kue yang panjang dan berlubang pada setiap ujungnya. seperti astor.
Polypropylene straws adalah sedotan yang lebih padat atau berat daripada air yang menyebabkan sedotan tenggelam ketika ditempatkan di dalam minuman.
Color-changer straw adalah sedotan yang dapat berubah warna ketika ada cairan dingin melewatinya.
Extendo-straw adalah sedotan yang dibungkus plastik seperti halnya sedotan mini dan dapat diperpanjang untuk menjangkau bagian bawah dari minuman kotak.
Mencemari Lautan
Sedotan plastik selalu masuk dalam 10 besar sampah yang mencemari lautan. Saking menumpuknya, dari total luas laut bumi, kini ada 46.000 sampah plastik per satu mil persegi.
Sejumlah media massa pada pertengahan Maret lalu kembali memviralkan video yang diunggah CostaRicanSeaTurtles di kanal Youtube. Video itu memperlihatkan perjuangan Christine Figgener dari Txas A&M Uniersity dan kawan-kawannya untuk membuang sebatang limbah sedotan plastik dari lubang hidung seekor penyu laut jantan jenis Olive Ridley.
Penyu yang kesusahan bernafas dipegangi oleh beberapa orang di atas kapal, sementara seorang lain mencabut ujung sedotan dengan penjepit. Si penyu berkali-kali terlihat kesakitan dan mengerang keras tiap kali ujung sedotan berusaha dicabut. Sedotan masuk terlalu dalam ke lubang hidung sehingga mencabutnya bukan perkara mudah dan harus dilakukan sangat hati-hati.
Pengalaman yang membuat netizen sedih itu, kata Figgener dalam video dan ia bubuhkan kembali pada keterangan Youtube, adalah bukti nyata betapa berbahayanya sampah plastik — terutama sedotan bekas jika dibuang atau terbuang ke laut.
Tak hanya satu kasus, video-video penyelamatan penyu laut dari limbah sedotan yang masuk dalam hidung bisa ditemukan dengan mudah di kanal Youtube. Penyu, burung laut, atau satwa dekat perairan pantai adalah biota laut paling rawan kena limbah sampah dari daratan.
Usaha Mengurangi Sedotan
Di Indonesia isu bahaya sedotan belum terlalu populer. Di negara maju seperti Inggris, sejumlah lembaga swadaya masyarakat sudah mulai bergerak aktif menyadarkan masyarakat agar tak lagi menggunakan sedotan saat membeli minuman di luar rumah.
Straw Wars, misalnya, menggandeng restoran-restoran prestisius di London seperti Soho untuk tidak menyerahkan sedotan kepada pembeli dan hanya akan memberi jika diminta. Straw Wars tahu jika sedotan bisa didaur ulang, namun mereka juga paham bahwa selama ini konsep ideal hanya teori belaka. Dalam praktiknya konsumen restoran cepat saji meminum “sambil bergerak”, tak peduli pada sampahnya, dan masih sangat jarang ada restoran yang memiliki pengumpulan sampah khusus.
Ketua kampanye Straw Wars Jamie Poulton sekaligus pemilik restoran legendaris Randall & Aubin berkata pada The Guardian jika proyek ini akan mendatangkan keuntungan bagi bisnis lokal, pelanggan, dan lingkungan. Langkah ini didukung organisasi seperti Marine Conservation Society yang selama ini aktif dengan kampanye buang sampahnya.
“Banyak survei yang menunjukkan sampah plastik sekali pakai di laut dan pantai, termasuk sedotan yang diberikan secara rutin kepada konsumen restoran. Limbah sedotan di lautan berasal dari sampah yang dibuang sembarangan di jalanan, lalu ke lautan via sungai dan selokan. Sampah plastik sekali pakai menjadi 60 persen dari total sampah laut yang selama ini ditemukan di pantai-pantai Inggris,” kata Emma Snowden, pegiat Marine Conservation Society.
Gerakan dengan semangat yang sama juga membesar di AS, terutama di California, sejak dimulainya pelarangan kantong plastik pada November 2016. Sampah plastik menjadi sumber polusi utama di perairan pantai California. Di Pasifik sebelah utara California terdapat sebuah situs sampah laut terbesar di dunia bernama “The Great Pacific Garbage Patch”. (Hilal)