linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Sedih Melihat Banten Lama Jadi Kawasan Wisata, Tanggungan Jaro 12 Baduy: Udah Kotor-Rusak
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > News > Sedih Melihat Banten Lama Jadi Kawasan Wisata, Tanggungan Jaro 12 Baduy: Udah Kotor-Rusak
NewsPemerintahan

Sedih Melihat Banten Lama Jadi Kawasan Wisata, Tanggungan Jaro 12 Baduy: Udah Kotor-Rusak

LinimassaNews 8 Mei 2022
Share
waktu baca 4 menit
IMG 20220507 211435
Tanggungan Jaro 12 Baduy Luar Ayah Saidi Putra ditemui di gedung negara Banten eks pendopo Gubernur, Sabtu (7/5/2022) malam.
SHARE

linimassa.id – Masyarakat Suku Baduy menangis melihat suasana Banten Lama yang kini menjadi wisata tempat ziarah itu.

Masyarakat Baduy sedih bukan karena bahagia melihat perubahan Banten Lama saat ini, tetapi sebaliknya.

Mereka sedih melihat kawasan Banten Lama yang mulai gersang. Banyak pepohonan seperti pohon beringin dibabad habis demi pembangunan wisata.

Kesedihan itu diungkapkan Tanggungan Jaro 12 Baduy Luar Ayah Saidi Putra.

Dia mengatakan, dalam rangkaian Seba Baduy 2022 pihaknya berkunjung ke kawasan Banten Lama.

Di kawasan wisata ziarah itu, masyarakat Baduy yang ikut justru sedih hingga menitikkan air mata. Beberapa orang justru histeris melihat situasi terkini.

“Ada yang mau nangis melihat keadaan Banten Lama. Waringin (pohon beringin-red) yang harusnya dilindungi udah nggak ada, udah dibabad. Sedih. Seharusnya itu dilestarikan, dibikin hutan lah, ditanam, karena itu lingkungan kita,” kata Saidi, Sabtu (7/5/2022) malam.

Ayah Saidi menerangkan, pihaknya pun sempat melakukan ritual tertentu untuk berkomunikasi dengan leluhur di Banten. Dari 11 orang yang mengikuti ritual, beberapa orang bahkan terancam kesurupan.

“Kemarin malam sudah ngomong, makanya ada ritual, ada 11 orang. Hampir ada yang kesurupan, mau ngamuk,” terangnya.

Menurutnya, saat ini kondisi Banten Lama memprihatinkan. Padahal di satu sisi, pembangunan wisata di lingkungan peninggalan Kerajaan Banten Lama itu menjadi kebanggaan Pemerintah Banten.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Saidi bahkan menyebut, kawasan wisata Banten Lama yang saat ini sudah ditata dengan sejumlah bangunan ikonik justru dianggap sudah ‘kotor’.

“Kalau adatnya sudah gitu ya begitu aja. Saya nggak punya wewenang untuk mengganti nama. Sekarang udah kotor tempat wisatanya. Sebetulnya yang lebih merusak itu wisata soalnya tamu-tamu wisata beda dengan tamu situs, kadang-kadang tak terbatas dan ada jarak,” papar Saidi.

Menurutnya, dampak dari hilangnya pepohonan di Banten Lama menjadi salah satu penyebab banjir yang terjadi pada Maret 2022 lalu. Kawasan Banten Lama terendam banjir hingga ke area penziarahan.

IMG 20220508 162335
Tangkapan layar IG: @explore_serang

Soal banjir itu, Saidi mengaku, sudah memberi peringatan seminggu sebelum peristiwa banjir terjadi. Tetapi, bencana tak dapat dicegah, sehingga Banten Lama tetap terendam banjir.

“Malam Kamis seminggu sebelumnya sudah ada peringatan, bahwa orang Banten harus siaga. Yang di ceritakan itu Banten Lama, kalau bisa mah dihilangkan wisatanya, tutup sementara,” bebernya.

Meriam Ki Amuk Turun 2 Senti, Peringatan Bencana di Banten Lama

Kini Saidi memberi peringatan baru, pertanda soal musibah baru yang diprediksi bakal terjadi di Banten. Hal itu setelah dirinya melihat adanya penurunan posisi Meriam Ki Amuk di Banten Lama turun dua senti meter dibandingkan tahun sebelumnya.

Dia menitipkan pesan, penurunan posisi Meriam yang merupakan situs bersejarah itu harus diwaspadai sebagai salah satu peringatan bencana.

“Tadi diukur turun 2 senti dibandingkan tahun 2021. Mudah-mudahan turun sendiri naik sendiri. Kalau turun, kalau meletus ke laut itu urusannya Serang-Serang juga,” tekannya.

“Saya sudah mengikuti Seba Baduy dari tahun 70-an bersama orang tua. Kejadian di atas 2015 sampai sekarang itu kayaknya udah mau dibikin lumpur,” tambahnya.

Meski begitu, Saidi tak menceritakan secara jelas soal peristiwa apa yang akan terjadi dari tanda yang ditunjukkan pada menurunnya posisi Meriam Ki Amuk itu. Dia meminta agar kelestarian lingkungan di kawasan Banten Lama harus tetap dijaga. (red)

 

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
16 Agustus 2025
Ad imageAd image

Terkini

Dinkes Kota Tangsel
Dinkes Kota Tangsel Fasilitasi Cek Kesehatan Gratis dan Tes IVA di Kejari
News
Flyover Jalan Haji Sarmah
Pembangunan Flyover Jalan Haji Sarmah Bintaro Disorot, Sudah Sesuai Tata Ruang?
News
Dinkes Tangsel
Dinkes Tangsel Minta Masyarakat Waspada DBD, Ada 487 Kasus
News
PWI Tangsel
PWI Tangsel & Baznas Santuni Anak Yatim dan Dhuafa, Maknai Kemerdekaan dengan Berbagi
Khazanah
Setiawan Chogah
Refleksi Novel Terbaru Setiawan Chogah: Menyimak Pohon, Menyimak Luka
Khazanah
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?