CILEGON, LINIMASSA.ID – Kabar menggembirakan datang dari Kota Cilegon. Hidangan khas Sate Bebek Cibeber secara resmi masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia.
Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dalam sidang WBTB yang berlangsung di Hotel Sutasoma, Jakarta Selatan.
Keputusan Sate Bebek Cibeber jadi warisan budaya takbenda tersebut menjadi tonggak penting bagi Pemerintah Kota Cilegon, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), dalam upayanya menjaga warisan kuliner yang telah lama menjadi bagian dari identitas masyarakat lokal.
Kepala Dindikbud Cilegon, Heni Anita Susila, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. Ia menekankan bahwa sate bebek khas Cibeber bukan sekadar makanan tradisional, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
“Penetapan Sate Bebek Cibeber ini merupakan bentuk apresiasi terhadap tradisi dan kearifan lokal. Kami sangat bersyukur Sate Bebek Cibeber kini diakui secara nasional sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia,” ujar Heni pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Sate Bebek Cibeber, Kuliner Lokas yang Khas
Dengan diakuinya Sate Bebek Cibeber ini, Heni menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendorong pelestarian kuliner lokal melalui berbagai program, termasuk festival makanan tradisional, pendokumentasian budaya, serta pembinaan kepada para pelaku UMKM kuliner.
“Upaya kami adalah agar kuliner seperti sate bebek tetap eksis dan bahkan bisa dikenal luas di tingkat nasional sebagai daya tarik wisata kuliner,” tambahnya.
Sate bebek Cibeber dikenal memiliki cita rasa khas dengan balutan bumbu rempah yang kuat, serta proses pengolahan yang masih mempertahankan cara-cara tradisional. Makanan ini telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat selama bertahun-tahun.
Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni, menyambut baik pengakuan tersebut dan menyebutnya sebagai momen penting dalam memperkuat rasa cinta terhadap budaya lokal.
“Ini bukan hanya tentang makanan Sate Bebek Cibeber, tetapi juga soal identitas, sejarah, serta nilai-nilai sosial masyarakat Cibeber. Budaya akan terus hidup selama kita menjaganya,” ungkap Ayatullah.



