SERANG, LINIMASSA.ID – Refleksi 5 abad kesultanan Banten memiliki makna guna melestarikan nilai luhur dan pengembangan budaya lokal.
Hal ini menjadi topik bahasan hangat pada saat seminar kesultanan yang diselenggerakan di Auditorium Gedung Rektorat Lantai 3, UIN Sultan Maulana Hasanudin, Rabu 3 April 2025.
Refleksi 5 abad kesultanan Banten ini diperingati dengan kegiatan seminar nasional untuk rekonstruksi kesultanan Banten masa lalu, masa kini dan massa yang akan datang.
Acara ini menjadi panggung ilmiah dan budaya yang menyatukan tokok akademik, sejarawan, budayawan, mahasiswa dan masyarakat umum untuk merefleksikan peran penting Kesultanan Banten dalam sejarah Indonesia dan dunia.
Sultan Banten ke-XVII RTB Hendra Bambang Wisanggeni S menyerukan pentingnya melesatrikan nilai luhur kesultanan sebagai warisan budaya yang menginspirasi pada pembangunan spiritual dan moral bangsa.
“Moment 5 abad kesultanan Banten ini harus jadi refleksi dalam pembangunan spiritual yang memiliki nilai luhur dan pengembangan budaya lokal,” kata Bambang.
5 Abad Kesultanan Banten Menurut Akademisi

Moment 5 abad kesultanan Banten juga mendapat sorotan dari kalangan akademisi, salah satunya dari Rektor UIN SMH Banten Prof Dr H Wawan Wahyudin, M.Pd yang menilai, jika hal ini menjadi moment untuk melestarikan nilai luhur dan budaya lokal.
Wawan mengatakan, jika kampus harus menjadi garda terdepan dalam pelestarian sejarah dan pengembangan budaya lokal.
“Kita belajar dari sejarah bukan untuk bernostalgia, tetapi untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Wawan juga menilai, 5 abad kesultanan Banten ini menjadi motivasi bagi para akademisi dan mahasiswa UIN untuk terus meningkatkan kemampuan intelektual yang diaplikasikan dengan penelitian-penelitian ilmiah yang terpublikasikan.
“Ada banyak warisan antropologi yang tersedia di Banten, termasuk dari bagaiamana perjalanan dan perjuangan Sultan Maulana Hasanudin dalam menyebarkan keislaman,” ujarnya.