Linimassa.id – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang berhasil mencatatkan penurunan signifikan dalam jumlah keluarga berisiko stunting pada tahun 2024.
Program-program strategis yang digalakkan pemerintah daerah menjadi kunci utama dalam pencapaian tersebut.
Penurunan Angka Kasus Berisiko Stunting Tahun 2024
Berdasarkan laporan terbaru, angka keluarga berisiko stunting di Kabupaten Tangerang menurun drastis dari 77.608 kasus pada tahun 2023 menjadi 51.938 kasus di tahun 2024.
Hal ini disampaikan oleh Kepala DPPKB Kabupaten Tangerang, dr. Hendra Tarmizi, pada Senin (09/09/2024).
“Dari data yang kami kumpulkan, terjadi penurunan sebesar 25.670 kasus keluarga berisiko stunting. Ini merupakan hasil dari upaya kolektif berbagai pihak melalui koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting,” jelas Hendra.
Capaian Program Pengendalian Stunting di Kabupaten Tangerang
Menurut Hendra, penurunan ini sangat signifikan dan telah melampaui target nasional.
Kabupaten Tangerang mencatat prevalensi stunting sebesar 7,7 persen di tahun 2024, lebih baik dibandingkan target penurunan nasional sebesar 14 persen.
“Keberhasilan ini adalah buah dari program Gebrak Tegas yang melibatkan perangkat daerah, kecamatan, desa, dan berbagai stakeholder. Kolaborasi ini memastikan percepatan penurunan stunting di wilayah kami,” tambahnya.
Imbauan untuk Masyarakat dalam Mencegah Stunting
Hendra juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam upaya pencegahan stunting.
Ia mengimbau keluarga yang berada dalam lima kelompok risiko utama—remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, anak di bawah dua tahun, dan anak di bawah lima tahun—untuk aktif mengikuti pendampingan oleh tim pendamping keluarga di desa atau kelurahan masing-masing.
“Pendampingan ini sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga stunting bisa dicegah,” ungkap Hendra.
Dengan dukungan masyarakat dan kolaborasi berbagai pihak, Kabupaten Tangerang optimis dapat terus menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang. (AR)