LINIMASSA.ID, TANGSEL – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar diklat bertajuk Tangsel Leadership 2025 di hotel Grandsunshine, Soreang, Kabupaten Bandung, pada 9 hingga 10 Desember 2025 lalu dilanjutkan pada 11 hingga 12 Desember 2025 di Hotel Grand Mercure, Kota Bandung.
Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 200 pejabat esselon dua dan tiga lingkup Pemerintah Kota Tangsel. Sumber resmi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Tangsel, membenarkan ihwal adanya kegiatan tersebut. Adapun anggaran yang digunakan untuk kegiatan tersebut diduga mencapai miliaran rupiah.
Pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Syech Yusuf (Unis) Tangerang, Adib Miftahul menilai, kegiatan ini mencerminkan kondisi ketiadaan empati oleh pemangku jabatan di Tangsel di tengah situasi bangsa yang tengah berkabung akibat bencana di Sumatera. Selain itu, hal ini juga bertolak belakangan dengan upaya efisiensi anggaran yang selalu didengungkan pemerintah.
“Jelas tidak ada rasa empati, tidak ada sense of crisis, tidak memikirkan saudara sebangsanya dan setanah air di Sumatera, di Aceh yang hari ini makan mereka masih susah. Ya, mereka masih belum mendapatkan bantuan secara merata. Mereka harus bertatih-tatih untuk melengkapi kehidupannya,” kata Adib.
Menurut Adib, walaupun para pejabat tersebut berdalih kegiatan ini sesuai aturan kegiatan ini tidak bisa dibenarkan dengan kondisi saat ini dan efisiensi yang didengungkan.
“(Mereka) tidak punya nurani sepertinya. Duit yang dipegang adalah duit rakyat, duit pajak dari rakyat gitu,” katanya.
Yang kedua, lanjutnya, dirinya mempertanyakan soal urgensi harus rapat di daerah Bandung. Sebab, menurut penilaiannya, tempat yang layak untuk digunakan dalam kegiatan tersebut banyak tersedia di Tangsel. Hal ini kata Adib, seakan menantang arahan Presiden Prabowo Subianto terkait efisiensi anggaran.
“Secara tidak langsung pejabat Tangsel itu menantang Prabowo, melawan Prabowo soal efisiensi, Pak. Sekarang kalau kita dilihat dari sisi urgensi menurut saya enggak ketemu,” ungkapnya.
“Mending mereka rapat di Tangsel sendiri, pajaknya bisa balik lagi ke Tangsel tempatnya di Tangsel. Efisiensi itu ternyata tidak berlaku di Tangsel gitu kan. Ini pejabat Tangsel melawan Prabowo namanya kan gitu,” tambahnya.


