linimassa.id – Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memuji sepak terjang PDI Perjuangan (PDIP) di bawah kepimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, sampai hari ini PDIP konsisten menjadi penjaga gawang demokrasi.
Hal itu disampaikannya dalam Embargo Talk Episode 5 bertajuk “Menerka Strategi Koalisi Megawati” dikutip dari kanal YouTube Vibrasi, Kamis (23/3/2023).
“Salah satu yang saya puji dengan PDIP hari ini, walaupun banyak kelemahan juga yang perlu dikritik, partai ini konsisten penjaga gawang demokrasi. Itu ada pada Ibu Mega,” ujar Pangi.
Menurut dia, jika Ketua Umum PDIP bukan Megawati, bisa saja mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai tiga periode.
Akan tetapi, di bawah kepemimpinan Megawati, PDIP tegas tidak sepakat dengan wacana perpanjangan presiden 3 periode.
“Coba bayangkan, apa jadinya kalau tidak ada Bu Mega sebagai Ketua Umum PDIP?”
“Kalau PDIP mau, ini jangankan tiga periode, seumur hidup Pak Jokowi bisa menjadi Presiden.”
“Itu yang saya hormat, saya hormat angkat topi, kaki, tangan, semuanya pada PDIP yang konsisten, sikapnya tidak berubah, kokoh, pendiriannya tidak berubah,” ujar dia.
Meskipun tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi sejak periode pertama hingga periode kedua ini bernilai baik, kata dia, kepemimpinannya harus tetap diakhiri pada tahun 2024.
“Tingkat kepuasan masyarakat, it’s okay, tidak ada masalah, bahkan ada menteri yang mengatakan ini presiden terbaik sepanjang sejarah Indonesia, it’s okay, tapi ini harus setop.”
“Harus berhenti pada bulan Februari 2024. Karena apa? Karena demokrasi, karena PDI Perjuangan adalah partai demokrasi,” kata dia.
Di negara yang menganut sistem demokrasi, lanjut dia, harus ada pergantian pemimpin secara regular karena tidak ada kekuasaan tanpa batas.
Pandangan seperti itu pun, menurut Pangi, konsisten ada pada sosok Megawati Soekarnoputri.
“Kekuasaan mesti dibatasi. Itu adalah nilai roh yang konsisten dari Ibu Mega,” ujar CEO and Founder Voxpol Center Research and Consulting itu.